Napoli, AC Milan, dan Inter Milan bertarung sengit memperebutkan puncak klasemen Liga Italia. Ketiga kuda pacu itu menghadirkan persaingan ketat yang sudah jarang terlihat selama satu dekade terakhir di Italia.
Oleh
kelvin hianusa
·4 menit baca
MILAN, KAMIS — Menjelang paruh musim Liga Italia, persaingan meraih scudetto atau gelar juara mulai terasa sengit. Tiga klub teratas, yaitu Napoli, AC Milan, dan Inter Milan, menjanjikan persaingan ketat bak pacuan tiga kuda kompetitif yang jarang terlihat dalam satu dekade terakhir. Mereka pun menyegarkan wajah liga dengan meninggalkan tim tersukses, Juventus.
Persaingan sengit itu terjadi seusai Napoli ditahan Sassuolo, 2-2, Kamis (2/12/2021) dini hari WIB. Adapun Milan dan Inter kompak menang. Hasil laga pekan ke-15 itu membuat Napoli, pemuncak klasemen sementara Liga Italia, kini hanya unggul satu poin dari Milan dan dua angka dari Inter.
Keberadaan ketiga tim itu di posisi teratas terlihat janggal jika dibandingkan tren persaingan satu dekade terakhir. Tidak ada lagi Juventus, peraih sembilan scudetto dalam satu dekade terakhir, di papan atas. Juve terpuruk di posisi ke-7 menyusul pergantian pelatih dan hengkangnya Cristiano Ronaldo.
Dari ketiga kuda pacu itu, hanya Inter yang mampu meraih scudetto, yaitu satu kali, dalam 10 musim terakhir. Adapun dua tim lain masih paceklik gelar. Meskipun tidak lagi dilatih Antonio Conte, mereka tetap kompetitif bersama pelatih baru, Simone Inzaghi. Formasi 3-5-2 dengan gaya permainan agresif nan kolektif ala Inzaghi sudah meresap di Inter.
Hal itu terlihat saat mereka menang mudah, 2-0, atas Spezia di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, kemarin. Padahal, Inzaghi saat itu mengistirahatkan lima pemain utamanya, antara lain Edin Dzeko dan Nicolo Barella. Gol pembuka Inter bahkan dicetak Roberto Gagliardini, gelandang pelapis yang baru tiga kali tampil sebagai pemain mula atau inti pada musim ini.
Kolektivitas Inter
Rotasi pemain tidak berdampak besar pada performa Inter karena mereka mengutamakan kolektivitas. Tidak ada pemain bintang yang sangat dominan. Itu pula yang membuat Inter, sang juara bertahan, tidak terlalu terdampak oleh kepergian dua bintangnya, Romelu Lukaku dan Achraf Hakimi.
Dalam penglihatan saya, semua pemain dalam tim ini adalah pemain mula. Kami bisa mengganti siapa pun, namun tim ini tetap kuat.
Inter kini sedang dalam tren bagus, yaitu tidak terkalahkan di tujuh laga liga terakhir. Lima di antaranya bahkan menang, termasuk atas Napoli, 3-2. ”Kami sedang berkembang dengan kesatuan dan gairah. Kami masih akan tumbuh lebih besar lagi. Sekarang, kami harus melanjutkan tren ini karena Milan dan Napoli bergerak cepat,” kata Inzaghi kepada DAZN.
Adapun sang tetangga, Milan, mulai belajar dari inkonsistensi musim lalu, yaitu hanya berhasil memuncaki klasemen hingga paruh musim. Tim asuhan Stefano Pioli itu kini punya kedalaman skuad yang cukup mumpuni. Tim yang berisikan mayoritas pemain muda itu pun bisa keluar dari masalah.
”I Rossoneri” mengakhiri tren tiga kali gagal-menang di Liga Italia seusai melumat tuan rumah, Genoa, 3-0, Kamis dini hari WIB. Kemenangan itu tidak lepas dari kontribusi penyerang pelapis, Junior Messias. Pemain yang baru pertama kali tampil sebagai pemain mula itu menyumbang dua gol untuk Milan.
Konstribusi Messias
Laga itu menunjukkan, Messias bisa berkontribusi banyak sebagai striker pelapis Zlatan Ibrahimovic yang kini berusia 40 tahun. Keberadaan Messias dan striker pelapis lain, Olivier Giroud, sangat membantu Pioli di tengah jadwal ekstra padat, yaitu empat kali bermain dalam 11 hari terakhir.
”Saya sangat beruntung karena tim ini diberkahi banyak pemain hebat. Dalam penglihatan saya, semua pemain dalam tim ini adalah pemain mula. Kami bisa mengganti siapa pun, namun tim ini tetap kuat,” ujar Pioli yang baru saja menandatangani perpanjangan kontrak hingga 2023 di Milan.
Tim pesaing juara yang lain, Napoli, sedang berada dalam fase inkonsisten. Mereka hanya meraup lima poin dari empat laga terakhir. Padahal, mereka sempat memulai musim 2021-2022 dengan delapan kemenangan beruntun.
Kata Luciano Spalletti, Pelatih Napoli, inkonsistensi itu dipicu badai cedera, salah satunya dialami Victor Osimhen. Striker yang sudah mencetak lima gol dan dua asis itu absen pada dua laga terakhir, termasuk saat bertamu ke markas Sassuolo.
Tiga pemain penting Napoli yang lain, yaitu Lorenzo Insigne, Kalidou Koulibaly, dan Fabian Ruiz, juga harus diganti pada babak kedua akibat cedera. Akibat kehilangan fondasi tim, Napoli pun melepas keunggulan dua gol pada babak kedua.
”Kami berbicara tentang pemain top yang bisa memberikan ketenangan kepada tim selama pertandingan. Kami kehilangan hal tersebut dalam pertandingan tadi,” ungkap Spalletti.
Naik turun performa ketiga kuda pacu itu membuat persaingan kian sengit dan menarik. Atmosfer liga yang kini kompetitif menjadi berkah karena itu jarang terlihat di Liga Italia pada 10 musim terakhir. Biasanya tim juara, seperti Juve, meninggalkan peringkat kedua cukup jauh.
Sekarang, tiga tim sekaligus akan saling jegal hingga akhir musim. Belum lagi, Atalanta juga terus menempel mereka, yaitu di peringkat keempat. (AP/REUTERS)