Dengan kemenangan 5-0 atas Salernitana, Inter Milan kian nyaman berada di puncak klasemen Serie A. Selain itu, permainan mereka pun kian solid dan bisa menjadi teror untuk para pesaingannya dalam pekan selanjutnya.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·5 menit baca
SALERNO, SABTU — Inter Milan kian nyaman berada di puncak singgasana klasemen Serie A Liga Italia. Pada laga pekan ke-18, Sabtu (18/12/2021), klub berjuluk ”Si Ular Besar” ini melumat tuan rumah Salernitana 5-0 lewat permainan indah bak seni pertunjukkan teater. Performa menjanjikan yang terus diperlihatkan mereka akan menjadi teror utama dalam persaingan perebutan gelar juara Serie A dalam pekan-pekan berikutnya.
”Kami tidak punya harapan dalam laga ini. Kesenjangannya antara kami dan Inter Milan terlalu besar. Ini adalah pertunjukan kekuatan Inter Milan yang sangat memalukan di kandang kami, Stadion Arechi,” ujar Pelatih Salernitana Stefano Colantuono, dilansir Football-Italia, seusai laga tersebut.
Inter Milan bermain sangat nyaman dalam laga kali ini. Kelima gol itu pun lahir dari skema permainan yang sangat memukau untuk dinikmati. Salah satu yang paling memukau merupakan gol dari penyerang asal Chile, Alexis Sanchez, pada menit ke-51 yang lahir dari kombinasi apik dengan dua rekannya.
Gol itu berawal dari umpan terobosan Sanchez kepada gelandang asal Turki, Hakan Calhanoglu. Lalu, Calhanoglu membawa bola melewati garis tengah lapangan sebelum mengumpan bola kepada penyerang asal Bosnia, Edin Dzeko. Tanpa banyak bergerak, Dzeko menunggu celah kelengahan pemain belakang lawan sebelum mengumpan balik bola kepada Calhanoglu.
Seolah tahu ada pergerakan Sanchez dari tengah lapangan, dengan satu sentuhan, Calhanoglu memberikan umpan terbosan ke dalam kotak penalti. Sanchez pun mendapatkan bola segar di dalam kotak penalti, yang sangat tenang bisa dieksekusi dengan keras menghunjam jala gawang lawan.
”Gol Sanchez adalah suatu skema serangan balik yang sempurna, yang dimulai dari area penalti sendiri dan diproses melalui serangkaian operan antara Sanchez, Calhanoglu, dan Dzeko. Ada teknik menyerang ruang yang benar-benar bekerja dengan baik,” kata Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi, dikutip Football-Italia.
Adapun empat gol lain dilesatkan oleh gelandang Ivan Perisic pada menit ke-11, pemain sayap Denzel Dumfries pada menit ke-33, penyerang Lautaro Martinez pada menit ke-77, dan gelandang Roberto Gagliardini pada menit ke-87. Inter Milan juga sangat mendominasi dari sisi statistik, yakni penguasaan bola 67 persen berbanding 33 persen dan peluang 23 tembakan berbanding 10 tembakan.
Hasil itu membuat Inter Milan kokoh di puncak klasemen dengan 43 poin dari 18 laga. Klub berjuluk ”Il Nerazzurri” atau ”Si Biru Hitam” ini bisa menjaga jarak untuk sementara atas rival sekotanya, yakni AC Milan, di peringkat kedua dengan 39 poin dari 17 laga.
Rekor baru
Kemenangan itu tidak hanya mengamankan posisi Inter Milan di puncak klasemen. Hasil itu juga turut memecahkan rekor baru. Mereka menjadi tim keempat Italia yang mencetak 100 gol di Serie A dalam satu tahun kalender saat memimpin 2-0 atas Salernitana. Sebelumnya, rekor terbaik mereka 99 gol pada 1950.
Tiga tim lain yang pernah mencetak 100 gol atau lebih di Serie A dalam satu tahun kalender adalah AC Milan dengan 105 gol pada 1949 dan 120 gol pada 1950. Berikutnya adalah Torino dengan 111 gol pada 1947 dan 114 gol pada 1948. Adapun Juventus mencetak 100 gol pada 1933.
Selain itu, Inter Milan bisa mencetak lima kemenangan berurut-turut tanpa kebobolan yang hanya bisa mereka capai pada 1989 dan 1996. Dalam lima kemenangan itu, Inter mampu mencetak 16 gol, yakni 2-0 atas Venezia, 2-0 atas Spezia, 3-0 atas AS Roma, 4-0 atas Cagliari, dan 5-0 atas Salernitana.
Akan tetapi, Inzaghi meminta para pemainnya tidak berpuas diri. Mereka berharap semua pemain bisa menjaga performa menanjak ini hingga akhir musim. Apalagi, perjalanan masih panjang. Mereka belum melewati paruh musim yang berakhir sebelum Natal tahun ini.
Di sisi lain, jadwal semakin padat ke depan. Inter Milan bakal menghadapi Lazio pada 10 Januari, jumpa Juventus pada final Piala Super Italia pada 12 Januari, bertemu Atalanta pada 17 Januari, menjalani derby dengan AC Milan pada 6 Februari, dan melawan Napoli pada 13 Februari. Belum lagi, mereka mesti dua kali menghadapi Liverpool dalam 16 besar Liga Champions, yakni di kandang pada 17 Februari dan tandang pada 9 Maret.
”Kami melakukan pekerjaan dengan baik untuk menjaga kepala kami tetap tegak, kembali ke puncak klasemen, dan sekarang kami ingin terus di sana. Para pemain tidak pernah berhenti, termasuk bagi mereka yang melakukan tugas internasional (bersama timnas) dan melakukan perjalanan jauh. Kini, kami butuh istirahat yang baik sehingga semua pemain bisa mengisi ulang baterai sebelum menjalani laga-laga berikutnya,” tutur Inzaghi.
Kami melakukan pekerjaan dengan baik untuk menjaga kepala kami tetap tegak, kembali ke puncak klasemen, dan sekarang kami ingin terus di sana.
Menurut Perisic, titik balik permainan apik Inter Milan adalah ketika bisa menundukkan pemuncak klasemen waktu itu, Napoli 3-2, dalam laga kandang, Senin (22/11/2021). Setelah itu, tim mendapatkan kepercayaan diri yang lebih baik.
”Kami berbahaya dalam serangan dan setelah dua bulan pertama kami menemukan keseimbangan di pertahanan. Kami tertinggal tujuh poin dari posisi teratas saat itu, Napoli. Namun, kemenangan atas Napoli kemarin benar-benar memberi kami dorongan. Ketika bermain seperti itu, semuanya terasa lebih mudah,” ungkap pemain asal Kroasia tersebut.
Di samping permainan tim yang kian padu, Inter Milan juga memiliki senjata rahasia dari sepak pojok Calhanoglu. Gol pertama Inter Milan ke gawang Salernitana merupakan buah dari tendangan pojok pemain berusia 27 tahun tersebut.
Bagi Calhanoglu, itu menjadi asis kelima dari sepak pojoknya di Serie A musim ini. Statistik itu melebihi pemain mana pun di lima liga teratas Eropa. Mantan kapten Inter Milan, Giuseppe Bergomi, kepada Sky Sport, menyebut statistik itu tidak lahir begitu saja, tetapi hasil dari latihan yang matang.
Hal itu tampak dari kode kedua tangan diangkat ke atas yang dilakukan Calhanoglu sebelum melakukan tendangan pojok. Itu ialah sinyal kepada rekannya bahwa dirinya akan mengarahkan bola ke tiang dekat. Sejauh ini, taktik itu amat efektif menjadi salah satu cara Inter Milan memenangi laga.