Dahaga Sedekade ”Nerazzurri” Berakhir di Giuseppe Meazza
Setelah menanti sedekade, Inter akhirnya kembali lolos ke fase gugur Liga Champions. Mereka perlahan menyatukan kepingan kejayaan masa lalu.
Oleh
Kelvin Hianusa
·3 menit baca
MILAN, KAMIS — Suasana pesta merasuki markas Inter Milan, Stadion Giuseppe Meazza, pada Kamis (25/11/2021) dini hari WIB. Lebih dari 50.000 penonton merayakan kelolosan Inter Milan ke fase gugur Liga Champions. Capaian yang diraih skuad asuhan pelatih Simone Inzaghi ini sukses melepas dahaga penantian satu dekade sejak musim 2011-2012.
”Nerazzurri” memastikan lolos dari Grup F setelah menang atas tim tamu Shakthar Donetsk, 2-0. Sepasang gol dari striker gaek Edin Dzeko menjadi penentu kemenangan tuan rumah. Dua gol yang berselang hanya enam menit pada pertengahan babak kedua itu mengubah drastis nasib Inter.
”Pada babak pertama kami seperti dikutuk, bola tidak mau masuk ke dalam gawang. Di titik ini Anda butuh kesabaran, apalagi dua gol kami sempat dianulir. Hingga akhirnya saya mencetak gol dua kali. Inilah tujuan Inter mendatangkan saya, untuk mencetak gol,” ucap Dzeko yang dipercaya tampil selama 90 menit.
Kemenangan ini terwujud berkat daya juang tinggi Dzeko dan rekan-rekan. Mereka tidak frustrasi meskipun berkali-kali gagal membuka keunggulan pada 60 menit pertama. Skuad Inter mengalahkan trauma mereka setelah dua gol pertama dari Ivan Perisic dan Lautaro Martinez dianulir wasit.
Lewat formasi andalan 3-5-2, tim asuhan Inzaghi tidak memberikan Shakhtar banyak ruang untuk berkembang. Mereka selalu menekan balik agresif saat kehilangan bola. Ketika berhasil merebut bola, Inter langsung menyerang balik cepat.
Upaya persisten yang menghasilkan 21 percobaan tembakan itu pun berbuah sepasang gol pada akhirnya. Sepasang gol itu bermula dari kreasi Perisic yang tampil apik sepanjang laga di sisi kiri serangan Inter.
Gol pembuka Dzeko seperti mengangkat beban dari pundak kami yang telah menghasilkan banyak peluang. Bisa menembus babak 16 besar merupakan pencapaian hebat.
Nerazzurri saat ini telah mengoleksi 10 poin dari lima pertandingan. Mereka dipastikan lolos karena pemuncak klasemen, Real Madrid, menaklukkan Sheriff, 3-0. Hanya satu laga tersisa, Sheriff yang berada di peringkat ketiga dengan enam poin sudah tidak mungkin mengejar.
”Gol pembuka Dzeko seperti mengangkat beban dari pundak kami yang telah menghasilkan banyak peluang. Bisa menembus babak 16 besar merupakan pencapaian hebat. Saya telah menyampaikan sejak hari pertama diperkenalkan sebagai Pelatih Inter. Ini adalah tujuan utama kami karena Inter tidak melakukannya dalam 10 tahun terakhir,” kata Inzaghi.
Bagi Inzaghi, prestasi ini bagaikan hujan di kondisi langit terik. Dia menyudahi dahaga ”Si Ular Besar” pada musim pertama melatih. Pada saat bersamaan, sang pelatih diragukan bisa melangkah jauh karena kehilangan beberapa pemain andalan musim lalu yaitu, Romelo Lukaku dan Achraf Hakimi.
Namun, mantan Pelatih Lazio itu justru melampaui capaian yang tidak bisa dilakukan Antonio Conte selama dua musim terakhir. Semua itu berkat sistem permainan menyerang agresif dan kejelian pembelian pemain, seperti mendatangkan Dzeko sebagai pengganti Lukaku.
”Anak asuh saya luar biasa dalam mengikuti instruksi yang diberikan. Saya beradaptasi dengan taktik selama di Lazio untuk bisa menyesuaikan dengan karakter pemain di tim ini. Kami sedang dalam tren yang bagus. Kami adalah tim paling produktif di Liga Italia,” tambah Inzaghi yang juga sukses membawa Lazio ke fase gugur musim lalu setelah penantian 21 tahun.
Inter perlahan menyatukan lagi keping-keping kejayaannya. Setelah mengakhiri dahaga juara Liga Italia pada musim lalu, target baru mereka adalah kembali menguasai Liga Champions. Terakhir kali, mereka mengangkat trofi ”Si Kuping Lebar” pada musim 2009-2010 saat diasuh pelatih eksentrik Jose Mourinho.
Shakhtar, sang raksasa Ukraina, kurang bertaring di Liga Champions musim ini. Mereka baru menghasilkan satu poin dari lima laga. Poin semata wayang itu didapatkan saat menjamu Inter pada pertemuan pertama.
Roberto De Zerbi, Pelatih Shakhtar, menyampaikan, timnya belum siap menghadapi tim besar seperti Inter dan Madrid. ”Sekarang fokus kami hanya di Liga dan Piala Ukraina. Dengan harapan kami bisa kembali ke Liga Champions musim depan dan melakukan hal yang berbeda dari kali ini,” ujarnya. (AP/REUTERS)