Lewis Hamilton berada dalam momentum positif untuk membalik ketertinggalan poin dari Max Verstappen. Dia menjemput gelar juara berbekal mesin baru yang ”gurih” dan dua sirkuit yang cocok dengan karakter mobil Mercedes.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
JEDDAH, KAMIS — Lewis Hamilton kembali dalam momentum untuk mencetak sejarah baru sebagai pebalap Formula 1 pertama yang meraih delapan gelar juara. Pebalap andalan Mencedes itu kini tinggal terpaut 8 poin dari Max Verstappen setelah sempat tertinggal 19 poin usai balapan seri Meksiko. Hamilton yang selalu berpikir positif, bahkan pada saat kondisi sulit, kini seperti singa lapar menjelang dua balapan terakhir di Jeddah dan Abu Dhabi.
Balapan di Jeddah, Arab Saudi, akhir pekan ini, sangat krusial dalam persaingan juara antara Hamilton dan Verstappen. Kemenangan bagi Hamilton akan memastikan gelar juara ditentukan dalam balapan penutup di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, akhir pekan depan. Namun, Verstappen juga bisa meraih gelar juara jika perolehan poin di Jeddah minimal unggul 18 poin dari Hamilton.
Peluang Hamilton dan Verstappen untuk memenangi balapan di Jeddah masih sulit diprediksi karena ini merupakan sirkuit baru. Semua tim baru memiliki data awal hasil simulasi komputer yang dilakukan oleh Formula 1. Pemilihan ban, setelan mobil, dan adaptasi pebalap dengan trek jalan raya sepanjang 6,174 kilometer itu akan menjadi detail-detail penentu balapan.
Meskipun peluang kedua pebalap masih sama besar, performa dalam dua balapan terakhir di Brasil dan Qatar menunjukkan Hamilton dan Mercedes dalam momentum lebih baik dibandingkan dengan Verstappen dan Red Bull.
Hamilton tak tertandingi di Brasil dengan mesin baru yang dinilai ”gurih” oleh kubu Red Bull. Pebalap asal Inggris itu kembali melesat dan memenangi balapan di Qatar meskipun menggunakan mesin lama. Hamilton akan kembali menggunakan mesin ”gurih” akhir pekan ini di Jeddah yang memperbesar peluangnya untuk menang, karena sirkuit baru itu dinilai cocok dengan karakter W12.
Perbaikan performa mesin Mercedes ini menjadi faktor penting yang mengembalikan peluang Hamilton untuk meraih gelar juara kedelapan. Ini merupakan proses panjang sejak awal musim yang dilakukan oleh Mercedes untuk memperbaiki performa mobil, terutama mesin dan aerodinamika. Pikiran positif serta spirit skeptis dalam tim Mercedes membuat mereka kembali kuat di akhir musim ini.
”Saya secara umum sangat senang dengan komitmen saya dan performa saya. Saya bisa katakan saya lebih berkomitmen dibandingkan dengan sebelumnya. Apa yang saya catat dalam tahun ini adalah mobil sangat, sangat sulit untuk disetel,” ungkap Hamilton dalam wawancara khusus dengan BBC.
Dia membandingkan mobil W12 ini dengan mobil 2017 yang sulit disetel sesuai dengan karakter sirkuit yang berbeda-beda, hingga disebut ”diva” oleh Kepala Tim Mercedes Toto Wolff, waktu itu.
Yang satu ini adalah monster diva. Kini lebih sulit untuk membuat mobil dalam setelan yang tepat. Dan ketika mobil tidak dalam jendela performa yang tepat, Anda membatasi potensi diri.
”Yang satu ini adalah monster diva. Kini lebih sulit untuk membuat mobil dalam setelan yang tepat. Dan ketika mobil tidak dalam jendela performa yang tepat, Anda membatasi potensi diri. Jadi saya tidak bisa memaksimalkan kemampuan saya dengan setelan yang tidak tepat, dan ini sangat, sangat sulit untuk membuat itu dalam posisi yang tepat,” ungkap Hamilton.
”Di Brasil, saya mendapati mobil tepat seperti yang saya inginkan. Dan itu seperti menemukan jawaban yang tepat. Tetapi kami telah melakukan itu mungkin sekali atau dua kali tahun ini. Hampir semuanya, kami tidak mengoptimalkan mobil,” jelas pebalap berusia 35 tahun itu.
Hamilton yang menang di Brasil dan Qatar kini tinggal terpaut 8 poin dari Verstappen di puncak klasemen pebalap. Dia terus memburu kemenangan seperti singa lapar. Kebangkitan fenomenal diraih Hamilton dengan memenangi balapan di Interlagos, Sao Paulo, setelah mendapat penalti karena sayap belakang yang tidak sesuai regulasi.
”Mereka telah membangunkan singa pada Sabtu di Interlagos. Dia sepenuhnya dalam kondisi brutal dan berdarah dingin. Dan inilah yang terbaik dalam diri Lewis. Kami telah melihat itu di masa lalu, dia dalam kondisi itu,” tegas Wolff di laman Formula 1.
”Ketika ada kesulitan, itu membawa dia ke tempat di mana dia dapat memobilisasi kekuatan superhero. Dan kesulitan itulah yang memicu hal tersebut di Interlagos,” ungkap Wolff.
Performa brilian Hamilton berpotensi besar berlanjut dalam balapan malam hari di Jeddah, Senin (6/12/2021) mulai pukul 00.30 WIB. Dia memiliki segalanya, kondisi fisik dan psikologis yang sangat bagus, mesin yang ”gurih”, serta catatan bagus di sirkuit baru. Hamilton menang 12 kali di sirkuit di mana dia pertama kali balapan. Ini kontras dengan Verstappen yang sekali menang di sirkuit baru saat finis terdepan di Zandvoort.
Performa Hamilton akhir pekan ini di Jeddah juga akan didorong oleh kondisi W12 yang sedang dalam performa terbaik di sepanjang musim ini. ”Mobil bekerja dengan baik akhir-akhir ini dan kemungkinan dalam posisi terbaik dalam musim ini dengan para pebalap percaya diri untuk tancap gas hingga limit. Itu membesarkan hati untuk (dua) balapan terakhir dan memberi kami momentum kuat utuk melangkah maju,” tegas Wolff.
”Kami semua bersemangat tetap berada dalam pertarungan dalam babak akhir musim ini. Ini sebuah keistimewaan dan bukti keuletan kami ketika kami melihat di mana kami berada di awal musim panas. Kedua gelar (pebalap dan konstruktor) terbuka lebar dan misi kami sangat jelas,” tegas Wolff.
”Jeddah adalah tantangan lain yang sama sekali baru, trek yang serba baru untuk diatasi dan banyak pekerjaan telah dilakukan di belakang layar untuk memastikan kami mulai beroperasi pada hari Jumat, karena sangat penting bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin selama sesi-sesi awal itu,” lanjut Wolff.
”Ini sirkuit jalan raya yang cepat dengan sektor panjang untuk tancap gas, dan beberapa tikungan berkecepatan tinggi, dibatasi oleh penghalang yang berarti akan berisiko tinggi serta menguntungkan. Kami lebih termotivasi dari sebelumnya dan kami berharap untuk menjadi yang terdepan sehingga kami semua menantikan debut Grand Prix di Arab Saudi,” kata Wolff.