Lewis Hamilton merasa hancur sesaat menjelang balapan sprint Formula 1 seri Brasil setelah namanya dicoret dari posisi start terdepan. Namun, Hamilton mampu menjaga mental positif dan menebar teror di Interlagos.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SAO PAULO, MINGGU — Lewis Hamilton membalikkan nestapa tim Mercedes menjadi optimisme setinggi langit dengan finis di pisisi kelima setelah hukuman start paling belakang dalam balapan sprint Formula 1 di Interlagos. Hamilton memacu mobilnya dengan brilian, cepat dan tanpa kesalahan, hingga mampu melewati 15 pebalap dalam balapan 24 putaran itu, Minggu (14/11/2021) dini hari WIB.
Juara dunia tujuh kali F1 itu pun menegaskan persaingan juara antara dirinya dan pebalap Red Bull Max, Verstappen, akan berlangsung hingga balapan terakhir.
Hamilton start dari posisi paling belakang dalam balapan sprint di Brasil menyusul sanksi pencoretan hasil kualifikasinya saat pebalap Mercedes itu meraih pole position. Sanksi itu akibat pelanggaran Regulasi Teknis FIA (Federasi Balap Mobil Internasional) terkait jarak elemen sayap belakang mobilnya yang melebihi maksimal 85 cm saat DRS (`drag reduction system) diaktifkan.
Sanksi itu awalnya dikira lelucon oleh Kepala Tim Mercedes F1 Toto Wolff karena kelebihan jarak elemen sayap belakang itu hanya 0,2 milimeter akibat ada kerusakan saat kualifikasi. Namun, sanksi dari steward FIA itu serius dan membuat Hamilton merasa hancur.
Start dari posisi paling belakang berarti membuang potensi tiga poin bonus jika memenangi balapan sprint. Poin itu sangat penting dalam persaingan juara F1. Dia tertinggal 19 poin dari Verstappen di puncak klasemen, sebelum balapan sprint.
Namun, Hamilton mampu menata pikiran dan hatinya untuk tetap positif dalam situasi sulit itu. Pebalap berusia 35 tahun itu pun menjadikan balapan sprint seri Brasil sebagai momen epik yang akan dikenang sepanjang masa. Saat start, dia langsung naik empat posisi.
Memacu dengan brilian
Dia terus memacu W12 dengan brilian dan mendahului 15 pebalap dengan sangat mudah. Di luar dugaan, Hamilton sangat cepat dan bisa mendahului para pebalap top dengan ringan, termasuk Sebastian Vettel, Esteban Ocon, Pierre Gasly, dan Charles Leclerc.
Sekarang, saya akan fokus pada (balapan) besok. Saya akan mengerahkan segalanya. Besok, balapan jauh lebih panjang. Jadi, semoga kami bisa lebih di depan.
Manuver terakhir Hamilton adalah mendahului Lando Norris dengan spektakuler untuk meraih posisi kelima. Dia kehabisan waktu untuk memperbaiki posisinya yang hanya terpaut sekitar 2,2 detik dari Carlos Sainz Junior yang finis ketiga.
Dengan finis di posisi kelima, Hamilton akan start balapan Grand Prix, Senin (15/11/2021) pukul 02.00 WIB, dari posisi ke-10 karena dia mendapat sanksi turun lima posisi start setelah menggunakan mesin baru yang melebihi kuota semusim. Start dari papan tengah tidak menutup peluang Hamilton finis di podium, bahkan memenangi balapan, jika dia bisa mengulang performanya saat balapan sprint. Peluang itu sangat terbuka karena balapan lebih panjang, yaitu menempuh 71 putaran.
”Sungguh, ini merupakan kekuatan mental dan pikiran yang saya jalani, yaitu tidak pernah menyerah, terus berusaha keras. Saya tetap tegak. Sangat sulit menelan hasil yang kami raih (hukuman), tetapi kami tidak membiarkan itu menahan kami,” kata Hamilton seusai balapan sprint, Minggu dini hari WIB.
Hamilton memang tidak mendapat tambahan poin mengingat hanya peraih podium yang mendapat poin dalam balapan sprint. Kini, Hamilton terpaut 21 poin dari Verstappen yang finis kedua di belakang Valtteri Bottas (Mercedes).
”Sekarang, saya akan fokus pada (balapan) besok. Saya akan mengerahkan segalanya. Besok, balapan jauh lebih panjang. Jadi, semoga kami bisa lebih (berada) di depan,” tutur Hamilton di laman Formula 1.
Performa Hamilton dengan mobil bermesin baru ini sudah pasti menjadi perhatan serius Verstappen dan Red Bull. Namun, balapan Grand Prix berbeda dengan sprint karena tiga kali lebih panjang dan ada strategi pit stop. Verstappen, yang gagal memenangi balapan sprint, mengaku kurang bagus saat start dengan ban medium.
Adapun Bottas memakai ban kompon lunak yang lebih cepat. Kondisi cuaca yang tidak terlalu panas juga membantu ban kompon lunak bertahan hingga akhir sehingga Verstappen tidak mampu mendahului Bottas yang finis 1,1 detik di depan dia.
Namun, Verstappen menegaskan, sangat penting bisa berada di depan setelah start karena sangat sulit mendahului di Interlagos. Ban menjadi cepat panas jika terus memburu pebalap di depan yang memiliki pace setara. Itulah mengapa dia kesulitan mendahului Bottas dalam balapan sprint.
Dalam balapan Grand Prix, situasi akan berbeda karena para pebalap di baris depan akan start dengan ban medium. Ini memberi peluang bagi Verstappen untuk memimpin setelah tikungan pertama dan mendapatkan clean air untuk mencetak keunggulan waktu.