Sisakan Tiga Senior di Semifinal Indonesia Terbuka
Indonesia kembali mengandalkan pemain senior yang mampu bertahan hingga semifinal Indonesia Terbuka di tiga nomor. Para pemain muda masih menimba pengalaman.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS - Indonesia meloloskan tiga wakil ke semifinal turnamen bulu tangkis SimInvest Indonesia Terbuka BWF World Tour Super 1000. Ketika para pemain pelapis masih kesulitan menyaingi pemain top dunia, yang tersisa itu adalah pemain senior di nomor masing-masing.
Pada laga semifinal di Bali International Convention Center, Sabtu (27/11/2021), Indonesia diwakili ganda putri peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii/Apriyani Rahayu; ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon; dan Jonatan Christie.
Pemain lain yang ditargetkan melaju ke empat besar, yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, terhenti di perempat final. Adapun ganda putri muda, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, yang juga tampil di perempat final, baru pada tahap menimba pengalaman.
Fajar/Rian, yang diharapkan pelatih bisa melangkah jauh pada turnamen kedua dari tiga ajang Festival Bulu Tangkis Indonesia ini sulit menembus pertahanan pasangan Jepang, Akira Koga/Taichi Saito. Peringkat kedelapan dunia itu kalah, 10-21, 21-13, 14-21 dari lawan mereka yang berperingkat ke-24 dunia.
Fajar/Rian tak bisa mengubah pola permainan menyerang saat pertahanan lawan sulit ditembus. Hal ini menjadi pekerjaan rumah ganda putra nomor tiga Indonesia itu menghadapi Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember.
Fajar/Rian pun gagal mengikuti langkah Kevin/Marcus, yang lolos ke semifinal setelah mengalahkan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia), 14-21, 21-14, 21-16. Bagi Kevin/Marcus, ini adalah kemenangan ketiga beruntun lewat tiga gim setelah kehilangan gim pertama. Hal serupa terjadi saat menang atas Keiichiro Matsui/Yoshinori Takeuchi (Jepang) pada babak pertama dan Choi Sol-gyu/Kim Won-ho (Korea Selatan) pada babak kedua.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengatakan, pada ketiga babak tersebut, Kevin/Marcus menggunakan gim pertama untuk membaca situasi dan permainan lawan. ”Mereka tidak terburu-buru. Setelah itu baru menaikkan level main, meski dengan risiko main lama. Mereka memang letih, tetapi mental juara sangat terlihat karena selalu ngotot saat bermain,” kata Herry.
Herry mengatakan, cara main yang diperagakan itu berkembang karena kondisi yang dialami, yaitu kelelahan dan penggunaan kok yang cukup berat. Kombinasi kedua faktor itu membuat serangan cepat dan penuh tenaga sulit dilakukan. Ritme permainan menjadi lebih lambat karena pemain harus bersabar menanti celah untuk mendapat poin.
Di tengah rasa lelah, Greysia/Apriyani menjadikan motivasi sebagai bekal untuk menembus semifinal. Setelah menang dalam laga ketat melawan Mayu Matsumoto/Ayako Sakuramoto, 21-16, 12-21, 21-18, mereka akan bertemu Jongkolhan Kiritharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand) pada semifinal.
Pada tunggal putra, Jonatan Christie untuk pertama kalinya lolos ke semifinal Indonesia Terbuka sejak debut pada 2015. Tunggal putra peringkat kedelapan dunia itu menang tanpa tanding atas Anders Antonsen (Denmark), yang mengundurkan diri karena cedera otot pectoral, (otot yang menghubungkan dada dan bahu). Pada semifinal, Jonatan akan berhadapan dengan Viktor Axelsen.
Ketika Kevin/Marcus dan Greysia Apriyani bisa bertahan dengan kondisi fisik yang tidak fit, pemain top lain yang bersaing sejak rangkaian turnamen di Eropa selama bulan Oktober, tersingkir. Unggulan teratas tunggal putri, Akane Yamaguchi, kalah dari Pornpawee Chocuwong, 21-16, 21-23, 21-11.
Yamaguchi kalah setelah mencatat 23 kemenangan dari 24 pertandingan usai tersingkir pada perempat final Olimpiade dan sebelum tampil di Indonesia Terbuka. Dengan 23 kemenangan itu, tunggal putri peringkat ketiga dunia itu menjuarai dua turnamen individu, Denmark dan Perancis Terbuka, serta mengapai final Indonesia Masters.
Tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, tersingkir pada babak kedua, sehari sebelumnya karena kalah dari Loh Kean Yew. Momota mengatakan, dia sulit menjaga konsentrasi karena letih.
Tanpa ganda campuran
Dalam dua turnamen beruntun di Bali, ganda campuran gagal menempatkan wakil pada semifinal. Hafiz/Gloria kalah dari Mathias Christiansen/Alexandra Boeje (Denmark), 21-14, 11-21, 18-21. Mereka adalah satu-satunya wakil ganda campuran Indonesia pada perempat final setelah pasangan senior lain, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, tersingkir pada babak kedua.
Pelatih ganda campuran Nova Widhianto memberi pandangan berbeda terhadap dua pasangan tersebut. Nova menilai, Hafiz/Gloria memperlihatkan kemajuan dalam motivasi dan kepercayaan diri setelah gagal masuk Olimpiade Tokyo 2020 dan tak terpilih dalam skuad Piala Sudirman.
”Hafiz/Gloria hanya sedikit kurang tahan dan sabar dalam menghadapi pasangan top dunia. Sebagai pasangan senior, mereka seharusnya bisa melakukan itu dan lolos ke semifinal. Tetapi, saya lihat, mereka memperlihatkan kemajuan,” kata Nova.
Tentang Praveen/Melati, Nova menyoroti kurangnya kepercayaan diri Melati hingga seringkali ragu dalam melancarkan pukulan. Ini berdampak pada banyaknya kesalahan yang dilakukan. Di sisi lain, Praveen dinilai terlalu emosi saat Melati melakukan kesalahan. Bahasa tubuhnya saat bertanding memperlihatkan kekesalan tersebut.
Saat Muhammad Rijal, pelatih yang mendampingi mereka di lapangan, memberi pengarahan pada masa jeda, Praveen justru memperhatikan penampilan Hafiz/Gloria yang bermain bersamaan. Dalam perebutan dua poin terakhir, dia tak terlihat sigap untuk menyerang. Saat mendapat kesempatan menyerang, dia justru lebih sering melakukan lob.
“Dari sisi komunikasi, setelah ditegur pekan lalu, sebenarnya ada kemajuan. Meski ada perubahan, hasilnya tidak langsung terlihat. Melati harus lebih percaya diri, meningkatkan fisik, dan memperkuat pertahanan. Dengan tidak ada yang lolos ke semifinal dalam dua turnamen, saya harus mempertanggungjawabkan pada PBSI,” kata Nova.