Tanggung jawab lebih besar menyertai peran Nova Widianto sebagai pelatih kepala nomor ganda campuran di pelatnas bulu tangkis Cipayung. Tuags utamanya adalah menjaga konsistensi dua ganda campuran terbaik di Tanah Air.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS - Setelah Richard Mainaky menyatakan pensiun sebagai pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Indonesia, tugas sebagai kepala pelatih nomor tersebut diambil alih Nova Widhianto. Mantan juara dunia tersebut kini memiliki peran yang lebih besar untuk melahirkan generasi baru dan mempertahankan ganda campuran sebagai salah satu nomor andalan Indonesia.
Nova menggantikan posisi Richard setelah sosok yang mengabdi selama 26 tahun sebagai pelatih di pelatnas itu mengundurkan diri pada 27 September. Di bawah Richard dan pelatih-pelatih lain yang pernah membantunya, ganda campuran yang pernah berjaya di akhir era 1970-an hingga awal 1980-an bangkit kembali.
Nova, bersama Liliyana Natsir meraih medali perak Olimpiade Beijing 2008, serta menjadi juara dunia pada 2005 dan 2007. Setelah itu, lahir era kejayaan Tontowi Ahmad/Liliyana dengan gelar juara All England 2012-2014, juara dunia 2013 dan 2017, serta meraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Pada era yang sama dengan Tontowi/Liliyana dan setelah itu, ada Praveen Jordan/Debby Susanto yang menjuarai All England 2016, dilanjutkan Praveen/Melati Daeva Oktavianti dengan gelar di ajang yang sama pada 2020. Setelah Praveen/Melati gagal meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020, Nova pun memiliki tugas mengantarkan mereka menuju prestasi lebih tinggi, juga melahirkan para penerus mereka.
Sebelum Richard meninggalkan Cipayung, dia selalu memberi kepercayaan pada Nova, yang menjadi asisten pelatih ganda campuran, untuk mendampingi atlet ke kejuaraan besar, termasuk ke Tokyo 2020. Richard selalu menekankan pentingnya regenerasi pelatih, di samping regenerasi atlet.
“Tanggung jawab saya lebih besar. Untuk faktor teknis, saya bisa menangani, tetapi sekarang saya harus bisa menangani semua masalah, termasuk non teknis. Dulu, untuk faktor non teknis, saya diskusi dengan Kak Richard, sekarang saya yang harus mencari jalan keluar sendiri. Saya masih belajar untuk hal ini karena mengatasi masalah non teknis atlet lebih sulit dibandingkan hal-hal teknis,” tutur Nova, yang ditemui di sela persiapan tim Indonesia dalam Festival Bulu Tangkis Indonesia di Nusa Dua, Bali, Minggu (14/11/2021) sore.
Beberapa pekerjaan rumah Nova, yang dibantu Amon Sunaryo dalam mengawal ganda campuran, pada jangka pendek adalah menjaga konsistensi penampilan Praveen/Melati di ajang besar, serta membangkitkan kembali Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.
Meski telah menyandang status juara All England, penampilan Praveen/Melati terbilang stagnan pada tahun ini, dengan belum pernah juara. Hasil terbaik pasangan peringkat kelima dunia itu menjadi finalis Thailand Terbuka BWF World Tour Super 1000, Januari, dan final Hylo Terbuka Super 500, dua pekan lalu.
Nova menilai, Melati harus meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian. Dalam ganda campuran, pemain putri memiliki peran sebagai pengatur pola permainan, sedangkan pemain putra menyelesaikan reli, biasanya dengan smes.
Pencapaian Hafiz/Gloria lebih buruk. Dari lima turnamen sistem gugur, mereka tiga kali tersingkir pada babak pertama, adapun pada dua turnamen lainnya bertahan hingga perempat final. Mereka juga gagal lolos ke Tokyo 2020 dan tak terpilih masuk tim Indonesia dalam Piala Sudirman.
Tanggung jawab saya lebih besar. Untuk faktor teknis, saya bisa menangani, tetapi sekarang saya harus bisa menangani semua masalah, termasuk non teknis.
“Hafiz/Gloria masih mencari jalan untuk bangkit dari trauma setelah selalu gagal pada babak pertama. Sebenarnya, mereka sangat bagus saat berlatih, tetapi selalu kesulitan untuk keluar dari tekanan ketika bertanding,” ujar Nova.
Batal Ke Kejuaraan Dunia
Dengan buruknya penampilan pada tahun ini, Hafiz/Gloria pun batal diberangkatkan ke Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember. Nama mereka sebenarnya termasuk dalam empat wakil ganda campuran yang diundang Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) untuk tampil. Tiga pasangan lainnya adalah Praveen/Melati, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan Adnan Maulana/Mychelle Chrystine Bandaso.
Akan tetapi, dikatakan Nova, Hafiz/Gloria dan Adnan/Mychelle batal diberangkatkan. “Seandainya di Denmark bisa menembus perempat final, mungkin, Hafiz/Gloria masih bisa saya perjuangkan tetap tampil dalam Kejuaraan Dunia. Tetapi, mereka kalah di babak pertama,” kata Nova.
Posisi Hafiz/Gloria dan Adnan/Mychelle akan digantikan pasangan lebih muda, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.