”Keajaiban” ditunjukkan tim basket putra Sulawesi Utara dalam semifinal basket PON Papua 2021. Tanpa pemain profesional, mereka bisa menundukkan Jawa Tengah yang diisi sedikitnya lima pemain pro dengan skor 65-57.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
TIMIKA, KOMPAS — Tim basket putra Sulawesi Utara menggemparkan arena basket Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 di GOR Kompleks Olahraga Mimika PT Freeport Indonesia, Kota Timika, Kabupaten Mimika. Dalam semifinal, Kamis (7/10/2021), Sulut yang tidak diperkuat satu pun pemain profesional justru bisa menundukkan Jawa Tengah yang diisi sedikitnya lima pemain profesional dengan skor 65-57.
Mukjizat Tuhan itu nyata. Inilah yang terjadi dalam laga hari ini. Kami terus ditekan sepanjang laga. Bahkan, saya sudah putus asa.
”Mukjizat Tuhan itu nyata. Inilah yang terjadi dalam laga hari ini. Kami terus ditekan sepanjang laga. Bahkan, saya sudah putus asa. Tapi, karena berkat Tuhan, anak-anak bisa tampil luar biasa di pengujung laga dan membalik kedudukan,” ujar pelatih Sulut Roland RY Lengkong sehabis laga.
Di atas kertas, meski lolos ke semifinal dengan status juara Grup B, Sulut tidak diunggulkan dalam laga kali ini. Apalagi mereka tidak memiliki satu pun pemain profesional. Sementara Jateng memiliki sedikitnya lima pemain profesional, yakni shooting guard Indonesia Patriots Mario Davidson, shooting guard Bima Perkasa Samuel Devin Susanto, mantan point guard Bima Perkasa Tifan Eka Pradipta, forward West Bandits Solo Habib Tito Aji, dan center Satya Wacana Saints Salatiga Bryan Adha Elang Praditya.
Prediksi itu terbukti saat laga dimulai. Di kuarter pertama, Sulut tertinggal jauh 8-21. Kondisi tidak berubah di dua kuarter selanjutnya, yakni mereka tertinggal 22-30 di kuarter kedua dan 39-48 di kuarter ketiga. Di tengah kuarter tiga itu, Roland terlihat menyingkir dari konsisten berdiri di pinggir lapangan menjadi duduk bersama ofisial dan pemain cadangan.
Roland meminta asisten pelatihnya, Herry TH Tumuwo, menggantikannya berdiri di pinggir lapangan hingga laga tuntas. ”Saya sudah putus asa sekali waktu duduk itu. Bingung mau bagaimana. Sebab, semua cara dan instruksi tidak ada yang jalan,” terangnya.
Dukungan penonton
Memasuki kuarter keempat atau terakhir, keajaiban mulai terjadi. Dengan dukungan penuh penonton yang sebagian besar pendukung mereka, pemain-pemain dari provinsi berjuluk ”Nyiur Melambai” ini seolah mendapatkan asupan bahan bakar tambahan yang membuat tampil spartan. Di bangku pemain Sulut, tampak pelatih dan pemain cadangan khusyuk berdoa.
Pelan tapi pasti, Sulut memangkas selisih poin menjadi 48-52 di paruh pertama kuarter keempat. Tiga menit sebelum laga usai, drama terjadi. William Beckham Mamahit Pontoh dan kawan-kawan mampu bermain sangat displin di wilayah permainannya sehingga pemain Jateng tak mampu menembus pertahanan mereka.
Dengan total 14 kali steal, para pemain Sulut mampu melakukan fast break berulang kali yang efektif untuk mengatasi ketertinggalan. Situasi itu membuat pemain-pemain Jateng panik. Apalagi penonton terus meneror tim Jateng dengan teriakan dan siulan yang membuat gemuruh seisi arena.
Emosi para pemain Jateng pun tampak terpancing sehingga membuat beberapa kali pelanggaran yang membuahkan free throw untuk lawannya. Free throw itu pula yang menjadi kunci Sulut menyamakan kedudukan dan akhirnya menang 65-57.
Tepat setelah bel tanda laga berakhir, pemain-pemain Sulut histeris. Ada yang berpelukan, sujud syukur, dan menangis. Adapun penonton kian bergemuruh berteriak bahagia. ”Hari ini, penonton luar biasa. Kami seolah bermain di kandang sendiri. Dukungan mereka membuat para pemain jadi bersemangat untuk memenangi laga ini,” ungkap Roland.
Pemain Sulut, Andrew William Lensun, yang mencetak skor terbanyak untuk timnya dengan 16 poin mengatakan, selain dukungan luar biasa dari penonton, permainan hebat timnya di kuarter terakhir karena faktor komunikasi dan kekompakan pemain yang luar biasa. Semuanya berjuang habis-habisan untuk tim. Tidak ada yang egois bermain sendiri atau individualis.
Sejarah baru
Bagi Sulut, ini untuk pertama kalinya lolos ke final basket PON. Sebelumnya, mereka tidak pernah lolos ke semifinal sekali pun. ”Tadi, saya bilang ke anak-anak, ini saatnya untuk lolos ke final. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Jadi, saya minta mereka untuk berjuang habis-habisan,” kata Roland yang menargetkan timnya juara.
Di final yang berlangsung, Sabtu (9/10/021), Sulut akan menghadapi DKI Jakarta yang menang 78-70 atas Jawa Timur di semifinal. Manajer tim Ibu Kota Yan Emmanuel Gomies menyampaikan, mereka menargetkan emas dalam PON kali ini. ”Setelah dapat emas pada PON Kalimantan Timur 2008, prestasi kami terus menurun dengan raihan perunggu di PON Riau 2012 dan tersingkir di perempat final di PON Jawa Barat 2016. Di PON ini, kami ingin kembali merebut emas,” tegasnya.
Pada semifinal basket putri, Jawa Timur menundukkan DKI Jakarta dengan skor 71-47, sedangkan Bali menang 52-41 atas Sulawesi Selatan. Jawa Timur dan Bali bertemu di partai puncak sebelum laga final putra, Sabtu. ”Kegagalan tim putri kami lolos ke final salah satunya karena ada pemain yang positif Covid-19 sebelum laga pertama dilakukan (Rabu, 29/9). Itu membuat mental pemain terpukul. Apalagi pemain yang positif Covid-19 andalan tim,” pungkas Yan.