PON Papua 2021 diharapkan benar-benar menjunjung sportivitas. Tujuannya, agar prestasi yang dicapai atler benar-benar teruji dan bisa menjadi cikal bakal atlet nasional yang mewakili Indonesia di pentas internasional.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
PB PON XX PAPUA/HUSNI YAMIN
Tim polo air putri DKI Jakarta bertanding melawan tim polo air putri DIY dalam babak penyisihan PON Papua 2021 di Stadion Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Kamis (23/9/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat berharap sportivitas dijunjung tinggi dalam Pekan Olahraga Nasional atau PON Papua 2021, terutama di cabang yang kental unsur subyektivitas. Tanpa sportivitas, prestasi yang dicapai menjadi semu, dan atlet yang lahir tidak bisa benar-benar diandalkan menjadi atlet nasional untuk mewakili Indonesia di pentas internasional.
Agar PON mampu melahirkan atlet-atlet nasional yang nantinya bisa mewakili Indonesia di pentas internasional, seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade, kami minta jangan sampai atlet juara karena ada unsur subyektivitas.
”Agar PON mampu melahirkan atlet-atlet nasional yang nantinya bisa mewakili Indonesia di pentas internasional, seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade, kami minta jangan sampai atlet juara karena ada unsur subyektivitas. Apalagi ada sejumlah cabang yang kental unsur subyektivitas, seperti poomsae di taekwondo dan kata di karate,” ujar Ketua Panitia Pengawasa dan Pengarah (Panwasrah) PON Papua Suwarno dalam diskusi daring bertema ”Selamat Bertanding, Junjung Sportivitas” oleh Forum Merdeka Barat 9, Kamis (23/9/2021).
Suwarno mengatakan, dampak kecurangan dalam PON akan sangat luas. Itu merugikan KONI provinsi yang mendapatkan anggaran dari pemerintah provinsi. Anggaran itu diberikan dengan tuntutan prestasi. Ketika prestasi tidak tercapai karena ada kecurangan, pemerintah provinsi bakal tetap kehilangan kepercayaan karena kegagalan tersebut.
Puncaknya, pengurus induk cabang olahraga akan sangat kesulitan memilih atlet terbaik untuk ditarik ke pelatnas. ”Maka itu, kami berharap semua pihak betul-betul memupuk sportivitas agar prestasi yang didapat atlet memang teruji dan bisa dilanjutkan terus ke jenjang berikutnya ke pentas internasional,” katanya.
(PB PON XX PAPUA/BILLY)
Atlet Gantole Putra dari Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Karanganyar, beraksi ketika uji coba Lapangan terbang Adventis Aviation, Doyo Baru, Sentani Kabupaten Jayapura. Kamis, 23/09/2021.
Adapun KONI Pusat bakal bertindak tegas atas semua kecurangan. Misalnya ada atlet yang ketahuan doping, menurut Suwarno, pihaknya akan memberikan sanksi sesuai dengan aturan internasional. Kalau ketahuan doping sebelum pertandingan, atlet bersangkutan tidak diizinkan berpartisipasi. Kalau ketahuan doping pascalaga dan dapat medali, medali yang diperoleh atlet itu dicabut.
Tidak tertutup kemungkinan, cabang olahraga bersangkutan tidak dipertandingkan lagi dalam PON berikutnya. ”Pada PON Jawa Barat 2016 ada 12 atlet yang ketahuan doping. Paling banyak dari binaraga. Kami beri mereka peringatan jika ada satu saja atlet yang ketahuan doping di PON kali ini, cabang itu bisa tidak ditandingkan lagi di PON ke depan,” kata Suwarno.
Wasit loncat indah PON Papua Pranarta Arumbowo mengatakan, untuk menghindari kecurangan, terutama unsur subyektivitas, pihaknya bakal tegas menerapkan aturan internasional yang diatur Federasi Renang Internasional (FINA). Aturan-aturan itu sangat ketat untuk meminimalidadi subyektivitas yang kental dalam laga loncat indah.
Kemudian, Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) telah menyeleksi juri terbaik sejak 2018. Juri-juri yang didapat itu semuanya sudah bersertifikasi atau lisensi FINA. Para juri itu juga sudah melakukan penyegaran pengetahuan agar aturan yang diterapkan menyesuaikan informasi internasional terbaru.
PB PON XX PAPUA/ RAHMAT TAKBIR
Pertandingan perdana cabang olahraga bisbol PON Papua 2021 mempertandingkan tim bisbol dari Provinsi Banten melawan Provinsi Jawa Barat dilaksanakan di Stadion Marthen Indey yang megah dengan latar belakang Gunung Cycloop yang indah, yang merupakan ikon kebanggaan Kabupaten Jayapura, Kamis (23/09/2021).
Apalagi aturan dunia ini selalu diperbarui setiap dua tahun sekali. ”Juri berkualitas sangat penting untuk menjaga kualitas perlombaan loncat indah. Sebab, mereka ujung tombak untuk meminimalisasi subyektivitas yang kental dalam loncat indah,” ujar Pranarta.
Pranarta mengutarakan, kecurangan dalam loncat indah tidak hanya bisa muncul dari perangkat perlombaan, seperti juri, tetapi juga dari atlet. Tidak sedikit atlet yang minta aba-aba dalam perlombaan. Namun, dalam aturan FINA, aksi seperti itu bisa membuat loncatan diberi nilai nol atau tidak masuk dalam total perhitungan skor.
”Akan tetapi, selama saya bertugas, itu tidak pernah terjadi. Sebab, atlet-atlet loncat indah nasional sudah sangat paham soal sportivitas, paham soal aturan. Mereka sangat berkomitmen untuk turut menjaga sportivitas dalam perlombaan,” ujarnya.
Mengandalkan peralatan elektronik
Delegasi teknis cabang menembak PON Papua 2021, Henry Oka, menyampaikan, dari menembak, kecurangan bisa diantisipasi dengan penggunaan peralatan elektronik yang memungkinkan hasil keluar langsung selama perlombaan. Dengan begitu, atlet, pelatih, dan perangkat perlombaan bisa selalu mengawasi jika ada unsur kecurangan.
PB PON XX PAPUA/CHAARLY LOPULUA
Petenis Jawa Timur, Jessy Rompies, Beatrice Gumulya, dan Sandy Gumulya, saat berlatih di Lapangan Tenis Wali Kota Jayapura di Kompleks kantor Wali Kota Jayapura, Papua, jelang Pekan Olahraga Nasional (PON ) Papua 2021, Kamis (23/9/2021). Tim tenis Jawa Timur diperkuat sejumlah pemain nasional.
Namun, mereka tidak cuma mengandalkan peralatan elektronik. Mereka turut mengoptimalkan peran juri berlisensi internasional untuk memastikan sistem perlombaan berlangsung dengan sportif. ”Sebelum PON, kami pun telah menyosialisasikan semua aturan kepada para peserta. Kalau ada pelanggaran atau kecurangan, seperti penggunaan doping, yang bersangkutan pasti dapat sanksi tegas,” kata Oka.
Laga pertama PON mulai berlangsung dengan mempertandingkan cabang sofbol putra di Kota Jayapura, Rabu (22/9), Suwarno menyampaikan, pertandingan itu berlangsung dengan lancar. Peserta sampai perangkat pertandingan menjalankan laga dengan baik.
”Tidak ada evaluasi untuk jalannya laga. Yang menjadi evaluasi justru lebih ke hal-hal pendukung, seperti papan skor, ketersediaan listrik, air, akses jalan menuju arena, dan penataan lingkungan. Semuanya itu masih perlu penyempurnaan. Tetapi, kami yakin semua bisa terus dioptimalkan seiring berjalan waktu,” ujar Suwarno.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua Panwasrah PON Papua Suwarno (pakaian putih); wasit loncat indah PON Papua, Pranarta Arumbowo (pakaian merah); dan delegasi teknis cabang menembak PON Papua, Henry Oka (hitam), dalam diskusi daring bertema ”Selamat Bertanding, Junjung Sportivitas oleh Forum Merdeka Barat 9, Kamis (23/9/2021). Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI Pusat berharap sportivitas dijunjung tinggi dalam PON Papua 2021, terutama di cabang yang kental unsur subyektivitas. Tanpa sportivitas, prestasi yang dicapai menjadi semu dan atlet yang lahir tidak bisa benar-benar diandalkan menjadi atlet nasional untuk mewakili Indonesia di pentas internasional.