Dalam situasi pandemi Covid-19, dukungan dana tak optimal, dan potensi gangguan keamanan, kontingen Jawa Timur tetap berangkat dan berusaha berprestasi terbaik di Pekan Olahraga Nasional XX Papua kurun 2-15 Oktober 2021.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Serangan kelompok kriminal bersenjata belum dianggap mencemaskan terhadap pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XX Papua yang akan dibuka pada 2 Oktober 2021. Kontingen Jawa Timur tetap akan memberangkatkan 1.150 atlet, ofisial, dan gugus tugas ke Papua untuk mengikuti ajang olahraga terbesar Indonesia itu.
”Tidak ada masalah. Selama KONI tidak menyatakan ada penundaan atau apapun yang darurat, Jatim tetap berangkat,” kata Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim M Nabil di Surabaya, Jumat (3/9/2021). Jatim memberangkatkan 1.150 anggota kontingen yang 545 orang di antaranya adalah atlet untuk 37 cabang olahraga yang dipertandingkan di Papua.
Sebulan menjelang pembukaan PON, Jatim juga belum merasa keberatan atau mempertanyakan kesiapan tuan rumah. Dalam sejumlah pertemuan yang telah diadakan meski secara virtual, lanjut Nabil, Jatim menerima apa yang disampaikan oleh Panitia Besar PON XX Papua.
”Yang kami inginkan dalam waktu dekat adalah dukungan dana yang cukup dari pemerintah dan kepastian dari tuan rumah apakah bisa mencoba venue-venue karena berpengaruh terhadap jadwal pemberangkatan,” kata Nabil. Keberangkatan kontingen Jatim akan berlangsung secara bertahap menyesuaikan jadwal pertandingan dan izin untuk mencoba venue.
Secara terpisah, Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung mengaku agak kecewa karena hanya mendapat tambahan dana Rp 50 miliar dari pengajuan Rp 240 miliar untuk persiapan akhir dan pelaksanaan selama PON di Papua.
Sebelumnya, KONI Jatim mendapat anggaran murni untuk persiapan senilai Rp 168 miliar sehingga total anggaran yang diterima Rp 218 miliar. Jumlah itu jauh dibandingkan dengan dukungan DKI Jakarta terhadap kontingennya yang senilai Rp 410 miliar.
Bonus medali belum dirancang tetapi bonus tanding terpaksa ditiadakan. (Erlangga Satriagung)
Menurut Erlangga, dengan tambahan anggaran itu, KONI terpaksa mengubah skema penggunaan. Misalnya, meniadakan tes prestasi setiap cabang yang dijadwalkan tiga kali sebelum berangkat. Selanjutnya, mengurangi anggaran nutrisi atlet. Nutrisi idealnya diberikan H-7 dari pertandingan, tetapi hanya diberikan selama pertandingan.
”Bonus medali belum dirancang, tetapi bonus tanding terpaksa ditiadakan,” kata Erlangga. Meski agak kecewa, tetapi Erlangga menyatakan bisa memahami kesulitan pemerintah dalam penganggaran terkait situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda sejak Maret 2020.
Banyak sektor termasuk olahraga akan terkena kebijakan refocusing anggaran. Meski begitu, para atlet dan seluruh anggota kontingen diharapkan bisa memahami dan tetap berprestasi meski dalam pengaruh masa pandemi.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jatim Supratomo mengatakan, situasi pandemi memang memaksa pemerintah selaku pengelola anggaran menempuh refocusing. Selain itu, selama PON, kontingen harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan terlebih dahulu.
”Berprestasi tetapi dengan sehat dan selamat,” kata Supratomo. Pemerintah provinsi juga akan mengirim sebagian aparatur untuk memantau dan memastikan kesehatan dan keselamatan anggota kontingen selama PON di Papua.