Petenis Jepang, Naomi Osaka, tersingkir dengan cepat pada turnamen pemanasan Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, yaitu WTA 1000 Cincinnati. Tahun ini, persiapan Osaka di musim lapangan keras Amerika tak ideal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
OHIO, KAMIS — Musim kompetisi lapangan keras di Australia dan Amerika, pada awal dan akhir musim, menjadi musim favorit bagi Naomi Osaka. Melewati Australia Terbuka 2021 dengan gelar juara, petenis Jepang itu menghadapi tantangan berbeda untuk AS Terbuka setelah tersingkir dengan cepat pada turnamen pemanasan, WTA 1000 Cincinnati.
Ditempatkan sebagai unggulan kedua, Osaka tersingkir pada babak ketiga. Bermain di Lindner Family Tennis Center, Mason, Ohio, Kamis (19/8/2021) malam waktu setempat atau Jumat pagi WIB, Osaka kalah dari petenis Swiss yang mendapat wild card, Jil Teichmann, 6-3, 3-6, 3-6.
Hasil tersebut berbeda dengan yang dia peroleh setahun lalu ketika mencapai final WTA Cincinnati yang diselenggarakan di ”gelembung” New York sebagai dampak pandemi Covid-19. Kekalahan yang dialami Osaka di final Cincinnati 2020 adalah karena cedera hingga dia mengundurkan diri sebelum berhadapan dengan Victoria Azarenka.
WTA Cincinnati 2020 menjadi panggung pertama bagi Osaka untuk menyatakan sikapnya dalam menentang sikap rasial polisi di AS pada orang-orang kulit hitam. Ketika atlet-atlet NBA melakukan mogok bertanding untuk memprotes kekejaman polisi, Osaka bersikap sama. Dia tak bersedia menjalani semifinal melawan Elise Mertens pada hari yang telah ditentukan, hari ketika atlet cabang lain mogok bertanding.
Panitia turnamen WTA/ATP Cincinnati akhirnya menghentikan turnamen selama satu hari, termasuk memundurkan jadwal semifinal Osaka. Dia mengalahkan Mertens, tetapi mundur sebelum final. Setelah itu, perjalanannya di New York berlanjut dengan gelar AS Terbuka. Itu menjadi gelar kedua di Flushing Meadows setelah 2018. Adapun di Melbourne Park, Osaka juara pada 2019 dan 2021.
Tahun ini, masa persiapan petenis peringkat kedua dunia di musim lapangan keras Amerika tak begitu ideal. Sebelum tampil di Cincinnati, dia melewatkan turnamen pemanasan lainnya, WTA 1000 Montreal.
Sebulan lalu, Osaka tersingkir pada babak ketiga Olimpiade Tokyo 2020. Dia gagal mempersembahkan medali dalam panggung terbesar olahraga yang diselenggarakan di tanah kelahirannya.
Berpindah ke Cincinnati, Osaka memulai penampilan pada babak kedua setelah mendapat bye di babak pertama. Petenis berusia 17 tahun, Cori ”Coco” Gauff memberi perlawanan ketat ketika merebut set pertama. Namun, Osaka bisa mengatasi situasi sulit dengan ketenangannya dan menang, 4-6, 6-3, 6-4.
Kondisi ini berbeda ketika berhadapan dengan Teichmann, petenis peringkat ke-76 dunia yang menjadi lawan Osaka untuk pertama kalinya. Osaka kesulitan ketika Teichmann membuatnya banyak bergerak dengan selalu mengubah arah pukulan.
Sudah pasti Osaka adalah lawan yang berat, sedangkan posisi saya dalam pertandingan tadi adalah underdog. Saya senang akhirnya bisa mendapat kemenangan terbesar dalam karier saya.
”Saya memang sengaja membuatnya banyak bergerak dan dia terlihat tak nyaman. Saya harus mengerahkan semua kemampuan untuk melawan juara Grand Slam. Sudah pasti Osaka adalah lawan yang berat, sedangkan posisi saya dalam pertandingan tadi adalah underdog. Saya senang akhirnya bisa mendapat kemenangan terbesar dalam karier saya,” komentar Teichmann.
Tunggal putri nomor satu dunia, Ashleigh Barty, tampil dominan ketika berhadapan dengan Azarenka. ”Kekejaman” Barty bahkan membuat Azarenka mengalami salah satu kekalahan terburuk dalam kariernya. Juara Australia Terbuka 2012 dan 2013 itu kalah.
Kekalahan tersebut jauh lebih buruk dibandingkan dua kekalahan dari tiga pertemuan sebelumnya dengan Barty. Kekalahan pada pertemuan terakhir terjadi pada perempat final WTA 1000 Miami, Maret. Azarenka masih bisa mencuri satu set meski akhirnya kalah 1-6, 6-1, 2-6.
Kali ini, Barty terlalu dominan bagi petenis Belarus itu. Barty membuat 25 winner dan lima kali mematahkan servis Azarenka dari sembilan kesempatan, sedangkan Azarenka selalu gagal memanfaatkan tiga kesempatan break point. Petenis Australia itu hanya membutuhkan waktu 1 jam 11 menit untuk mengalahkan Azarenka di babak ketiga. Set pertama, bahkan, hanya berlangsung 26 menit. Selanjutnya, Barty akan melawan juara Perancis Terbuka, Barbora Krejcikova, pada perempat final, Jumat (20/8/2021) pukul 22.00 WIB.
Dengan hasil tersebut, Azarenka pun mendapat kekalahan ”bagel set” (kekalahan tanpa memenangi satu gim pun dalam salah satu set) untuk kesembilan kali dalam karier profesionalnya sejak 2003. Sebelum bertemu Barty, Azarenka kalah 0-6, 3-6, dari Osaka di WTA 1000 Roma 2018.
Hasil di Cincinnati juga menjadi kekalahan terburuk sejak 2007, ketika Azarenka hanya bisa memenangi dua gim pada dua pertandingan. Masih berusia 17 tahun ketika itu, Azarenka kalah 1-6, 1-6 dari Romina Oprandi pada babak pertama WTA Amelia Island. Dengan skor yang sama, dia kalah dari Karin Knapp pada babak pertama Perancis Terbuka.
Adapun bagi Barty, ini menjadi kemenangan keenam dengan ”bagel set” pada 2021. Meski demikian, juara Perancis Terbuka 2019 dan Wimbledon 2021 itu menanggapi hasil tersebut dengan rendah hati.
”Terkadang skor membohongi Anda. Meski menang dengan skor meyakinkan, banyak momen dari pertandingan tadi yang sangat krusial. Saya senang bisa memenangi momen-momen penting itu,” komentar Barty dalam laman resmi WTA.
Sementara pertemuan dengan Krejcikova akan menjadi ulangan pertemuan pada babak keempat Wimbledon yang dimenangi Barty, 7-5, 6-3. Itu menjadi satu-satunya pertemuan mereka dalam nomor tunggal dari total sembilan pertemuan. Sebelum naik daun pada nomor tunggal, Barty dan Krejcikova dikenal sebagai petenis yang lebih berprestasi pada ganda putri.
Pada tunggal putra, kemenangan didapat dua unggulan teratas dengan jalan berbeda. Unggulan pertama, Daniil Medvedev, melangkah ke perempat final setelah menang straight sets, 6-3, 6-3, atas Grigor Dimitrov. Lawannya pada laga delapan besar adalah Pablo Carreno Busta.
Sementara, unggulan kedua, Stefanos Tsitsipas, mendapat perlawanan ketat petenis Italia, Lorenzo Sonego. Tsitsipas harus membalikkan keadaan setelah kehilangan set pertama, 5-7, 6-3, 6-4.
”Lorenzo bisa mengembalikan setiap pukulan dan dia bisa membuat bencana bagi saya. Saya senang bisa melewati tantangan tadi,” komentar Tsitsipas. (AP)