Lalu Muhammad Zohri akan menjalani debut Olimpiade di Tokyo 2020, pesta olahraga terbesar yang penuh teror psikologis. Zohri pun dibekali "kacamata kuda" oleh pelatih Harry Marra, supaya fokus pada dirinya sendiri.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
Harry Marra bak cahaya yang menerangi jalan gelap. Dia menunjukkan dengan jelas kepada atlet-atlet yang dilatihnya, apa kekurangan dan bagaimana memperbaiki itu. Kejelian pelatih berusia 74 tahun asal Amerika Serikat itulah yang beberapa tahun lalu mengantar atlet dasalomba Ashton Eaton mencetak dua kali rekor dunia, dan dua kali meraih emas Olimpiade pada 2012 dan 2016.
Seiring keputusan pensiun Ashton Eaton, Marra pun tidak mengikatkan diri pada atlet baru. Dia memilih jalan baru, memberi kepelatihan di negara-negara berkembang baik bagi pelatih maupun atlet. Salah satu negara tujuannya adalah Indonesia. Marra beberapa kali datang dan pergi, kini dia kembali untuk memoles sprinter Lalu Muhammad Zohri yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
Marra yang ramah, membagi sejumlah tips menghadapi Olimpiade serta bagaimana potensi Zohri dalam persaingan di Tokyo, saat ditemui di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, akhir Juni lalu.
Apa kunci bagi Zohri supaya bisa bersaing di Olimpiade?
Kunci bagi Lalu di Olimpiade adalah start dia dari blok hingga 30 meter pertama menjadi jauh lebih baik, itu seharusnya menjadi target pertama dirinya. Jika dia bisa melakukan itu dengan benar dalam 30 meter pertama, maka dalam 70 meter terakhir, dari 30 hingga 100, dia sama baiknya dengan yang lain, bahkan mungkin lebih baik jika secara teknik benar. Tetapi itu sangat tergantung pada start hingga 30 meter pertama.
Jadi untuk Olimpiade, jika dia bisa berlari dengan benar hingga 30 meter pertama, itu akan menjadi lomba yang bagus, seberapa cepat? saya tidak tahu, saya tidak bisa mengatakan, tidak ada yang bisa mengatakan itu.
Apa saja fokus latihan Zohri saat ini?
Posisi saat lepas dari blok, memperbaiki teknik posisi, sehingga energi yang dia lepaskan ke lintasan kembali ke tubuhnya lagi dan mendorong tubuhnya melesat di lintasan. Untuk melakukan itu, harus dalam posisi yang benar, tubuh perlu dalam posisi yang tepat untuk menerima energi itu dan kemudian mendorong ke ujung lintasan.
Bagimana mengatasi tekanan saat Olimpiade bagi atlet debutan seperti Zohri?
Ketika Anda di Olimpiade, Anda harus mengenakan "kacamata kuda". Kenakan "kacamata kuda", itu yang harus Lalu lakukan, jangan pedulikan siapa yang ada di lintasan sebelah atau siapa pun.
Ketika Anda di Olimpiade, Anda harus mengenakan "kacamata kuda". Kenakan "kacamata kuda", itu yang harus Lalu lakukan, jangan pedulikan siapa yang ada di lintasan sebelah atau siapa pun. Anda tidak memiliki kendali atas apa yang akan mereka lakukan. Anda harus mengendalikan apa yang akan anda lakukan. Itulah yang seharusnya menjadi fokus.
Ketika Ashton Eaton tampil di Olimpiade London dan kemudian Rio, demikian juga Brianne Theisen-Eaton, sama seperti itu, fokus mereka pada apa yang seharusnya mereka lakukan, dan tidak memikirkan apa yang orang lain lakukan. Dan hasilnya, sangat bagus, sangat bagus
Apakah Zohri sudah siap secara mental bersaing di Olimpiade?
Usaha mempersiapkan mental paling penting. Persiapan fisik, hampir semua atlet melakukan itu dengan benar, tetapi kemudian saat di kejuaraan besar mereka gagal, karena mereka tidak melakukan persiapan mental. Jadi, persiapan mental dimulai sejak latihan sehari-hari, itulah mengapa saya mengumpulkan mereka setiap selesai latihan. Mereka berlari dengan bagus, tetapi saya tetap mengkritisi mereka, yang ini bisa lebih baik, ini bisa lebih baik, dan ini bisa lebih baik. Jika mereka berlari bagus dan kita biarkan begitu saja, tidak akan berkembang.
Einstein mengatakan, jika Anda melakukan sesuatu yang sama berulang-ulang dan mengharapkan perubahan, itu ketidakwarasan. Itu tidak akan terjadi. Anda harus melakukan perubahan, perubahan yang benar, untuk bisa menjadi lebih baik.
Apakah ada kendala menyampaikan saran perbaikan kepada atlet Indonesia?
Tidak ada kendala, karena yang terpenting adalah komunikasi. Itulah yang saya lakukan bersama Tigor (Tanjung, Sekjen PB PASI), dan Nurul (Humas PB PASI), mereka menyampaikan kepada para atlet persis seperti yang saya katakan, karena mereka berbahasa Indonesia dan saya Inggris. Jadi penting untuk bisa menyampaikan maksud saya ke atlet dan mereka memahami itu.
Setiap pelatih, harus memiliki kemampuan, bukan secara eksplosif, tetapi cukup dengan memberi contoh dan mengatakan \'tekan panggulmu ke bawah saat sprint\', Anda perlu bisa menunjukan itu pada atlet, dan itu bahasa universal dalam atletik. Tunjukkan dan katakan.