Sprinter Indonesia, Alvin Tehupeiory, memetik pengalaman sangat berharga dengan tampil di Olimpiade Tokyo 2020 meskipun langkahnya terhenti di babak pertama nomor 100 meter putri di Stadion Olimpiade Tokyo, Jepang.
Oleh
AGUNG SETYAHADI dari Tokyo, Jepang
·4 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Pelari nomor 100 meter putri Indonesia, Alvin Tehupeiory, terhenti pada babak pertama Olimpiade Tokyo 2020 dengan menempati posisi paling belakang di heat 2. Dia mencetak waktu 11,92 detik lebih lambat dari hasil babak penyisihan dengan 11,89 detik. Hasil ini di luar target Alvin untuk memperbaiki catatan personalnya 11,64 detik serta memecahkan rekor nasional 100 meter putri 11,56 detik.
Namun, Alvin tetap bersyukur bisa tampil di Olimpiade yang tidak pernah dia bayangkan bisa diraih. Dia tampil di Tokyo 2020 menggunakan tiket kuota universalitas, bukan melalui kualifikasi. Awalnya, tiket itu untuk pelari gawang putri Emilia Nova, tetapi karena peraih perak Asian Games 2018 itu cedera, tiket diberikan kepada Alvin oleh PB PASI.
Alvin menjalani babak pertama heat 2 dengan blok start yang bagus dari lintasan 2. Hingga 30 meter pertama, dia masih berada di rombongan tengah delapan sprinter pada heat 2 tersebut. Dia mengungguli pelari Italia, Vittoria Fontana, dan sprinter Trinidad dan Tobago, Kelly-Ann Baptiste, hingga 50 meter pertama.
Namun, memasuki 50 meter terakhir, pace Alvin menurun drastis sehingga didahului oleh Fontana dan Baptiste. Atlet berusia 26 tahun itu pun finis terakhir dengan catatan waktu 11,92 detik, terpaut 0,189 detik dari pelari tercepat Elaine Thompson. Pelari asal Jamaika itu mencetak waktu 10,82 detik diikuti pelari Swiss, Mujinga Kambundji (10,95 detik), dan pelari Jerman, Tatjana Pinto (11,16 detik). Ketiga pelari teratas di heat 2 itu lolos ke babak semifinal yang akan berlangsung pada Sabtu (31/7/2021) mulai pukul 17.15 WIB.
Masih belum fokus ke diri sendiri, masih terpecah perhatian ke yang lain. Selama ini, kan, belum ada pertandingan. Dari tahun kemarin sampai sekarang belum ada pengalaman tanding karena pandemi. Makanya, pas pertandingan ini agak kaget.
”Masih belum fokus ke diri sendiri, masih terpecah perhatian ke yang lain. Selama ini, kan, belum ada pertandingan. Dari tahun kemarin sampai sekarang belum ada pengalaman tanding karena pandemi. Makanya, pas pertandingan ini agak kaget,” ujar Alvin terkait performanya di babak pertama tersebut kepada wartawan Kompas, Agung Setyahadi, di Tokyo, Jepang.
Meskipun gagal memenuhi target personalnya, Alvin tetap senang karena bisa bertemu dengan para pelari top dunia yang membuat dirinya grogi. ”Pas tadi di ruang roll call ketemu dengan para pelari dunia ini rasanya nervous banget,” ujar Alvin yang memberanikan diri menyapa Elaine Thompson.
”Yang pasti senang sekali bisa ketemu langsung sama dia (Elaine Thompson). Tadi sempat menyapa, say hi ke Thompson, senang sekali bisa menyapa langsung ke dia, dia ramah sekali,” ujar Alvin dengan senyum malu-malu dari balik maskernya.
Alvin juga mencuri-curi pandang ke Thompson selama di ruang pemanasan dan roll call untuk mencari apa yang bisa dia ambil untuk memperbaiki performanya. ”Senang sekali bisa lihat dia pemanasan dan cara dia keluar dari start block, bagaimana dia menenangkan diri di roll call,” ujar Alvin.
”Olimpiade ini menjadi pengalaman berharga bagi saya agar ke depan lebih baik lagi. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah mendukung dan mendoakan saya. Maaf belum bisa memberikan yang terbaik, semoga ke depan saya bisa lebih baik lagi,” ujar atlet berusia 26 tahun itu.
Sebelumnya, Alvin tampil di babak penyisihan dan mencetak waktu 11,89 detik, yang merupakan catatan terbaiknya musim ini. Alvin tidak mengikuti kejuaraan selama pandemi karena banyak ajang yang dibatalkan. Catatan waktu terbaik Alvin di 100 meter adalah 11,64 detik, yang dicetak saat tampil dalam Kejuaraan Nasional Atletik 2019.
Pemegang rekor nasional 200 meter putri dengan 23,75 detik itu awalnya memasang target di Olimpiade ini untuk memecahkan rekor nasional 100 meter putri atas nama Irene Truitje Joseph, yaitu 11,56 detik, yang dicetak saat SEA Games 1999.
”Di babak berikutnya, saya akan berusaha yang terbaik lagi, dan akan memperbaiki rekor pribadi saya. Jika Tuhan mengizinkan, saya akan target untuk pecah rekornya Kak Irene,” ucap Alvin seusai babak penyisihan pada Jumat pagi.
Alvin menjalani debut Olimpiade dengan solid. Dia cepat melesat di posisi depan sejak start dan mampu menjaga pace konsisten sejak 50 meter terakhir. Dia finis ketiga di belakang sprinter Malawi, Asimenye Simwaka, yang mencetak waktu 11,76 detik. Sementara posisi tercepat diraih oleh pelari Antigua dan Barbuda, Joella Lloyd, dengan waktu 11,55 detik. Alvin mengakui, dirinya sempat tegang saat start, tetapi kemudian saat start dimulai dia hanya fokus ke lintasan.
”Pertama agak tegang sih, tetapi semakin ke sini sudah berkurang tegangnya. Saya bersyukur bisa berada di Olimpiade ini dan tampil dengan pelari-pelari top dunia,” ujar Elvin yang masih terengah-engah di mixed zone Stadion Olimpiade Tokyo.
”Atlet, kan, banyak yang pengin ikut Olimpiade. Jadi, saya bersyukur karena bisa tampil perdana di Olimpiade ini. Dan, saya akan lari semaksimal mungkin untuk bangsa dan negara Indonesia,” ujar Alvin.
Tampil di Olimpiade merupakan berkah yang tak pernah dibayangkan oleh Alvin. Saat dia mengawali karier sebagai atlet atletik, bayangan dia hanya berlomba di kejuaraan-kejuaraan biasa, seperti SEA Games. ”Gak terbayang sama sekali tampil di Olimpiade. Terbayangnya itu hanya bisa mengharumkan nama Indonesia di ajang-ajang biasa saja, tetapi belum terbayangkan di Olimpiade,” katanya.