Pelari Indonesia, Alvin Tehupeiory, Bersaing dengan Elaine Thompson
Sprinter putri Indonesia, Alvin Tehupeiory, lolos dari babak pendahuluan lari 100 meter putri di Olimpiade Tokyo 2020, Jumat. Dia akan menjalani putaran pertama bersama juara Olimpiade 2016 asal Jamaika, Elaine Thompson.
Oleh
AGUNG SETYAHADI dari Tokyo, Jepang
·4 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Sprinter Indonesia, Alvin Tehupeiory, tampil solid dalam debutnya di Olimpiade dengan menempati posisi ketiga heat 3 babak pendahuluan atau kualifikasi lari nomor 100 meter putri di Olimpiade Tokyo 2020, Jumat (30/7/2021). Sprinter asal Maluku itu mencetak waktu 11,89 detik yang merupakan catatan waktu terbaiknya musim ini.
Dengan hasil itu, Alvin lolos ke babak 1 dan akan berada di heat 2 bersama dengan sejumlah sprinter top dunia, termasuk favorit peraih medali Olimpiade Tokyo, Elaine Thompson (Jamaika).
Dalam babak 1 heat 2, Alvin akan berada di lintasan kedua, sedangkan Thompson di lintasan ke-7. Sprinter peraih medali emas 100 meter dan 200 meter Olimpiade Rio 2016 itu merupakan salah satu favorit peraih medali emas Olimpiade Tokyo, selain rekan senegaranya, Shelly-Ann Fraser-Pryce.
Thompson, yang berada di peringkat keempat dunia, memiliki catatan waktu terbaik musim ini 10,71 detik dengan catatan terbaik personal 10,70 detik.
Adapun catatan waktu Alvin berada paling bawah dibandingkan tujuh atlet lain dalam babak 1 heat 3 itu. Catatan terbaik Alvin adalah 11,64 detik, yang dicetak saat tampil dalam Kejuaraan Nasional Atletik 2019. Adapun catatan terbaik musim ini dicetak saat dia menjalani babak pendahuluan heat 3 Olimpiade Tokyo dengan 11,89 detik.
Namun, pemegang rekor nasional 200 meter putri dengan 23,75 detik itu tidak akan memikirkan posisi dirinya dan akan fokus mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Target maksimal dia di Olimpiade Tokyo adalah memecahkan rekor nasional 100 meter putri atas nama Irene Truitje Joseph, yaitu 11,56 detik, yang dicetak saat SEA Games 1999 di Brunei Darussalam.
”Di babak berikutnya, saya akan berusaha yang terbaik dan akan memperbaiki rekor pribadi saya. Jika Tuhan mengizinkan, saya akan (meraih) target untuk pecah rekornya Kak Irene,” ujar Alvin.
Alvin menjalani debut Olimpiade dengan solid. Dia cepat melesat di posisi depan sejak start dan mampu menjaga pace konsisten sejak 50 meter terakhir. Dia finis ketiga di belakang sprinter Malawi, Asimenye Simwaka, yang mencetak waktu 11,76 detik.
Persiapan Olimpiade ini diakui oleh Alvin lebih berat dibandingkan menjelang kejuaraan seperti SEA Games. Latihan lebih intensif dan berlangsung dalam masa pandemi.
Sementara posisi tercepat di babak pendahuluan itu diraih pelari Antigua dan Barbuda, Joella Lloyd, dengan waktu 11,55 detik. Alvin mengakui, dirinya sempat tegang saat start. Akan tetapi, setelah start dimulai, dia hanya fokus ke lintasan.
”Pertama agak tegang sih, tetapi semakin ke sini sudah berkurang tegangnya. Saya bersyukur bisa berada di Olimpiade ini dan tampil dengan pelari-pelari top dunia,” ujar Elvin yang masih terengah-engah saat diwawancarai di mixed zone Stadion Olimpiade Tokyo.
”Atlet, kan, banyak yang ingin ikut Olimpiade. Jadi, saya beryukur karena bisa tampil perdana di Olimpiade ini. Saya akan lari semaksimal mungkin untuk bangsa dan negara Indonesia,” ujar Alvin yang lolos ke Olimpiade Tokyo melalui kuota universalitas.
Tampil di Olimpiade merupakan berkah yang tak pernah dibayangkan oleh Alvin. Saat dia mengawali karier sebagai atlet atletik, bayangan dia hanya berlomba di kejuaraan-kejuaraan biasa, seperti SEA Games.
”Gak terbayang sama sekali tampil di Olimpiade. Terbayangnya itu hanya bisa mengharumkan nama Indonesia di ajang-ajang biasa saja, tetapi belum terbayangkan di Olimpiade,” kata Alvin yang mengenakan kostum lari merah.
”Saat tahu saya akan tampil di OIimpiade, saya sempat kaget karena setahu saya yang akan ikut Emilia (Nova, atlet lari gawang putri), karena dia peraih medali Asian Games dan juara SEA Games. Sedangkan saya, kan, baru kejurnas. Memang saya juga pemegang rekor 200 meter, tetapi belum juara SEA Games dan meraih medali Asian Games. Puji Tuhan, saya dipercaya oleh PB PASI untuk mewakili Indonesia di Olimpiade ini,” tuturnya.
Persiapan Olimpiade ini diakui Alvin lebih berat dibandingkan menjelang kejuaraan seperti SEA Games. Latihan lebih intensif dan berlangsung dalam masa pandemi. Dia juga mendapatkan bimbingan yang bagus dari pelatih top dunia, Harry Marra.
”Bimbingan coach Harry Marra lebih ke start block, ada perubahan. Lebih baik saat keluar start block mulai dari speed juga posisi tangan,” ujar atlet berusia 26 tahun yang ingin memantapkan catatan waktunya di Tokyo itu.
”Selama pandemi, latihan gak maksimal. Sebelum pandemi latihan pagi dan sore, saat pandemi hanya satu sesi. Kadang pagi dan kadang sore. Jadi, kurang maksimal,” ujar Alvin mengenai persiapannya ke Tokyo.
Setelah Olimpiade ini, Alvin akan melanjutkan latihan untuk memenuhi targetnya meraih medali di SEA Games. Selain itu, dia juga menargetkan mencetak rekor baru.
”Setelah Olimpiade ini, target saya juara SEA Games di 100 dan 200 meter karena sekarang saya juga persiapan ke SEA Games,” kata Alvin yang sehari-hari dibimbing oleh pelatih Ahmad Sumargono Sakeh.