Pelari asal Maluku Alvin Tehupeiory mendapat tiket wild card ke Olimpiade Tokyo 2020. Namun, dengan kapasitasnya, Alvin hanya memasang target penajaman rekor nasional yang bisa dicapainya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI/Adrian Fajriansyah
·4 menit baca
Sprinter putri asal Maluku, Alvin Tehupeiory, tidak pernah menyangka dirinya terpilih tampil dalam nomor 100 meter putri di Olimpiade Tokyo melalui jalur kuota keuniversalan. Dengan kapasitasnya, pelari kelahiran Ambon, 5 April 1995 ini, sadar sulit bersaing di pesta olahraga dunia empat tahunan itu. Alvin pun memasang target realistis memperbaiki catatan waktu terbaiknya 11,64 detik.
Catatan waktu itu dicetak Alvin saat meraih emas 100 meter putri Kejuaraan Nasional 2019 di Cibinong, Jawa Barat. ”Semoga bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia di Olimpiade ini, setidaknya bisa memperbaiki personal best time saya,” ujarnya, Jumat (9/7/2021).
Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) sejatinya menyiapkan pelari gawang 100 meter putri Emilia Nova untuk mengisi kuota keuniversalan Olimpiade Tokyo. Sebab, atlet kelahiran Jakarta, 20 Agustus 1995 itu, berpengalaman dan berprestasi internasional, seperti meraih perak Asian Games dan emas SEA Games 2019.
Namun, Emilia cedera punggung, sehingga tidak bisa berangkat. ”Kami memutuskan Alvin sebagai penggantinya,” kata Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan.
Dengan prestasi di tingkat nasional, Alvin dianggap layak diberi kesempatan berlaga di Olimpiade. Alvin adalah pemegang rekor nasional lari 200 meter dengan waktu 23,76 detik kala meraih emas Kejuaraan Nasional 2019. Pelari yang juga anggota Koprs Wanita Angkatan Darat ini, memecahkan rekor Irene Joseph dengan waktu 23,86 detik, yang dicetak di Kuantan, Malaysia, 17 Juli 1999.
Alvin terkejut dengan keputusan itu, tetapi dia sangat bersyukur dan berjanji memberikan kemampuan terbaiknya. ”Saya sangat bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan ini. Sebab, menjadi bagian dari perhelatan bergengsi dunia ini merupakan impian semua atlet,” tutur atlet yang mulai menekuni atletik sejak kelas satu SMP Negeri 8 Ambon.
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan ini. Sebab, menjadi bagian dari perhelatan bergengsi dunia ini merupakan impian semua atlet
Namun, sangat sulit bagi Alvin membuat kejutan pada Olimpiade kali ini. Berkaca pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, semua peraih medali 100 meter putri memiliki waktu di bawah 11 detik, yakni emas diraih pelari Jamaika Elaine Thompson dengan waktu 10,71 detik, perak diraih pelari AS Tori Bowie dengan 10,83 detik, dan perunggu diraih pelari Jamaika Shelly-Ann Fraser-Pryce dengan 10,86 detik.
Di Tokyo para pelari putri Jamaika yang akan mendominasi, dengan unggulan peraih medali emas Olimpiade 2008 dan 2012, Shelly-Ann Fraser-Pryce ( waktu terbaik kualifikasi 10,63 detik). Dia akan bersaing dengan rekan senegaranya Elaine Thompson (10,73 detik), dan Shericka Jackson (10,77 detik). Sprinter asal Inggris Dina Asher-Smith juga bersaing dengan catatan waktu terbaik kualifikasi 10,83 detik.
Oleh karena itu, PB PASI, pelatih Ahmad Sumargono Sakeh, dan Alvin mematok target realistis di Olimpiade ini. Mereka berharap Alvin bisa memecahkan rekor nasional 100 meter yang dipegang Irene Joseph dengan 11,56 detik ketika meraih emas SEA Games 1999 Brunai Darussalam, 8 Agustus 1999.
Sampai saat ini, selisih waktu terbaik Alvin dan rekor nasional Irene Joseph berselisih 0,08 detik. Sakeh mengatakan, Alvin bakal memecahkan rekor nasional tersebut karena hasil latihan menunjukkan Alvin terus berkembang.
Alvin punya modal besar dari daya tahan tubuh, kekuatan, dan kecepatan yang terbina selama menggeluti lari gawang 400 meter putri sejak 2010 hingga jelang Kejuaraan Nasional 2019. Kini, dia perlu menjaga mental agar siap berlomba.
Berkaca dari SEA Games 2019, Alvin belum terbiasa menjalani lomba 100 meter skala internasional. Kemampuan terbaiknya tidak muncul dan hanya mencatat waktu 11,88 detik ketika finis ketujuh di final. ”Kalau dalam kondisi terbaik, saya yakin Alvin bisa memperbaiki catatan waktu terbaiknya di 100 meter,” ujar Sakeh beberapa waktu lalu.
Pelatih atletik terbaik 2016 asal Amerika Serikat Harry Marra pun melihat Alvin punya potensi besar memperbaiki catatan waktunya. Dalam latihan perdana bersama Alvin di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Minggu (20/6), Marra mengaku cukup terkejut melihat teknik berlari Alvin yang dia nilai sudah sangat baik. Beberapa hari kemudian, pelatih berusia 74 tahun itu berulang kali memberikan penilaian positif untuk performa Alvin dalam latihan.
Saya pikir Alvin sudah berlari dengan sangat baik, terutama selepas 30 meter.
”Saya pikir Alvin sudah berlari dengan sangat baik, terutama selepas 30 meter. Dia (Alvin) dan Lalu (Muhammad Zohri, pelari 100 meter putra) hanya perlu memperbaiki teknik start block dan lari 30 meter pertama. Kalau kedua teknik itu bisa lebih baik, dia maupun Lalu bisa berlari jauh lebih cepat dari catatan waktu terbaik mereka masing-masing,” pungkas Marra.