Djokovic menerima tantangan besar untuk menjuarai Perancis Terbuka dan Wimbledon dalam tahun yang sama. Djokovic juga berpeluang menyejajarkan namanya dengan Federer dan Nadal sebagai pemegang 20 gelar Grand Slam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
LONDON, SENIN-Menjuarai Perancis Terbuka dan Wimbledon dalam tahun yang sama menjadi tantangan besar di arena tenis. Novak Djokovic dalam perjalanan menuju rekor tersebut pada tahun ini, setelah tak ada yang bisa melakukannya sejak Serena Williams pada 2015.
Tantangan itu kian besar karena kedua ajang Grand Slam tersebut digelar hanya berselang dua pekan pada 2021. Ini terjadi setelah penyelenggaraan Perancis Terbuka dimundurkan sepekan, menjadi 30 Mei-13 Juni, karena pandemi Covid-19.
Djokovic, juara Perancis Terbuka, dan Stefanos Tsitsipas, yang menjadi lawannya di final, dan banyak petenis lain tak memiliki waktu untuk menjalani turnamen pemanasan jelang Wimbledon. Padahal, dua Grand Slam itu berlangsung pada dua jenis lapangan dengan karakter yang kontras.
Tanah liat Roland Garros adalah lapangan yang memantulkan bola dengan pelan dan tinggi hingga lebih cocok untuk petenis bertipe baseliner. Sebaliknya, pantulan bola di lapangan rumput All England Club sangat cepat dan rendah, cocok untuk petenis dengan gaya main serve and volley. Saking rendahnya, tinggi pantulan bola bisa lebih rendah dari lutut petenis.
Itu sebabnya, menjuarai Perancis Terbuka dan Wimbledon pada tahun yang sama menjadi momen spesial bagi petenis. Itu dikategorikan sebagai tantangan berat dalam tenis.
Dalam era Terbuka, sejak 1968, ada sepuluh tenis yang bisa menjuarai kedua Grand Slam itu pada tahun yang sama dan hanya tiga yang berstatus petenis aktif. Mereka adalah Roger Federer yang menjuarai Perancis Terbuka dan Wimbledon 2009, Rafael Nadal (2008 dan 2010), serta Serena (2002 dan 2015).
Adapun mantan petenis dengan prestasi serupa adalah Rod Laver, Bjorn Borg, Margaret Court, Billie Jean King, Chris Evert, Martina Navratilova, dan Steffi Graf. Borg, bahkan, melakukannya dalam tiga tahun beruntun, pada 1978-1980, adapun Graf mengukir prestasi itu pada 1988, 1993, 1995, dan 1996.
Sudah jelas, itu menjadi tantangan berat, terutama dalam persaingan tunggal putra karena di putra, sangat sulit untuk mematahkan servis lawan.
“Sudah jelas, itu menjadi tantangan berat, terutama dalam persaingan tunggal putra karena di putra, sangat sulit untuk mematahkan servis lawan,” ujar Mats Wilander. Mantan petenis nomor satu dunia asal Swedia itu menjuarai Perancis Terbuka 1982, 1985, dan 1986, tetapi tak pernah melewati perempat final Wimbledon.
Juara Wimbledon 2013 dan 2016, Andy Murray, menilai, bermain dalam dua jenis lapangan dengan karakter berbeda memerlukan waktu beradaptasi agar tubuh terbiasa bergerak dengan cara berbeda.
Minimnya waktu untuk beradaptasi itulah yang membuat Djokovic tak langsung tampil maksimal ketika berhadapan dengan petenis tuan rumah, Jack Draper, pada babak pertama di Lapangan Utama, Senin (28/6/2021). Petenis nomor satu dunia itu kehilangan set pertama sebelum akhirnya menang, 4-6, 6-1, 6-2, 6-2. Dalam laga tersebut, Djokovic dua kali terjatuh pada set pertama karenanya licinnya lapangan.
Datang sebagai juara bertahan—Djokovic juara Wimbledon 2019, lalu Wimbledon 2020 tak diselenggarakan karena pandemic Covid-19—petenis Serbia itu menjadi favorit juara. Jika bisa melakukannya, Djokovic akan menyejajarkan namanya dengan Federer dan Nadal sebagai pemegang 20 gelar Grand Slam.
Dia, juga, akan menyamai prestasi dua rivalnya dalam “Big Three” itu dengan menjuarai Perancis Terbuka dan Wimbledon pada tahun yang sama. Dua pekan lalu, Djokovic juara untuk kedua kalinya di Roland Garros, salah satunya dengan menyingkirkan Nadal pada semifinal dan menang atas Tsitsipas dalam laga puncak. Djokovic juga menjuarai Perancis Terbuka 2016, tetapi tersingkir pada babak ketiga Wimbledon.
Dengan motivasi tinggi setelah menjuarai Perancis Terbuka, Djokovic tak hanya mengincar juara Wimbledon. Dia, bahkan, menargetkan meraih “Golden Slam”, yaitu sebutan ketika petenis bisa menjuarai empat Grand Slam dan meraih medali emas Olimpiade pada satu tahun penyelenggaraan. Hanya Graf yang bisa melakukan itu, yaitu pada 1988.
“Wimbledon, Olimpiade, dan AS Terbuka. Akan menyenangkan melihat Novak bermain dalam ketiga ajang itu karena dia akan mengerahkan segalanya untuk juara. Dia menjadi kandidat terkuat, tetapi itu juga akan memunculkan tekanan besar baginya,” komentar petenis peringkat kedua dunia, Daniil Medvedev.
Selain laga di Lapangan Utama, hanya pertandingan yang berlangsung di Lapangan 1 dengan atap yang bisa berlangsung sesuai jadwal pada hari pertama Wimbledon. Pertandingan pada 16 lapangan lain tertunda karena hujan.
Ketua panitia penyelenggara Wimbledon Sally Bolton menyatakan, diskualifikasi terhadap dua pemain, Johanna Konta dan Frederik Nielsen, bukanlah hal yang tak terduga. “Saya turut menyesalkan kejadian ini. Tetapi, ini terjadi sesuai peraturan yang sudah dibuat. Kami punya protokol yang harus dipatuhi,” ujar Bolton.
Tunggal putri Inggris, Konta, dan Nielsen (ganda putra Denmark), didiskualifikasi karena dikategorikan memiliki kontak dekat dengan orang yang terinfeksi Covid-19. Keduanya diminta melakukan isolasi mandiri selama sepuluh hari.
Konta, semifinalis Wimbledon 2017, adalah petenis kedua yang dicoret dari turnamen karena terkait kasus Covid-19. Salah satu anggota timnya memperlihatkan gejala Covid-19 pada Jumat pagi dan menjalani tes dengan hasil positif. Konta dicoret dari daftar undian pada Minggu.
Diharuskan tinggal di hotel, di Westminster, yang ditentukan panitia untuk meminimalisir penyebaran virus, petenis diperbolehkan membawa tiga pendamping. Konta, yang seharusnya berhadapan dengan Katerina Siniakova (Ceko) pada babak pertama, membawa tunangannya, pelatih Dan Smethrurst, dan pelatih fisik Gill Myburgh.
Sehari sebelum pencoretan Konta, panitia juga mendiskualifikasi Nielsen yang menjuarai ganda putra 2012 bersama Jonathan Murray (Inggris). Nielsen harus menjalani isolasi karena pelatihnya positif Covid-19.
Meski terdapat kasus positif Covid-19 di antara partisipan, panitia Wimbledon memberlakukan kebijakan yang ditetapkan sejak awal, yaitu memperbolehkan kedatangan penonton hingga maksimal 50 persen (21.000 orang) dari kapasitas di seluruh lapangan. Lapangan utama, bahkan, bisa dihadiri hingga kapasitas penuh, 15.000 penonton, pada final, 10 dan 11 Juli. (AP/AFP/REUTERS)