Usia sering dianggap sekadar angka, tetapi usia juga tidak pernah bohong karena niscaya mengikis keatletan. Usia, cepat atau lambat, akan memaksa atlet mengakhiri karier yang sangat dicintai, termasuk Valentino Rossi.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
CHEMNITZ, JUMAT — Valentino Rossi memasuki dua balapan terakhir MotoGP sebelum jeda musim panas dengan hasil memilukan. Padahal, juara dunia sembilan kali di semua kelas itu akan memutuskan pensiun atau melanjutkan kariernya saat jeda balapan sepanjang Juli. Legenda hidup MotoGP yang kini berusia 42 tahun itu sebenarnya ingin terus membalap. Namun, hasil muram musim ini mengakselerasi langkahnya ke pengujung karier balapnya.
Rossi kini berada di pengujung penantian yang sebenarnya tidak dia inginkan. Dia enggan mengucapkan selamat tinggal pada olahraga yang sangat dia cintai, olahraga yang membuat dirinya gembira, merasa terus muda dengan adrenalin yang menyembur saat dia memacu motornya.
Akan tetapi, Rossi menjumpai kenyataan bahwa dirinya sudah bukan pada eranya lagi. Masa keemasan itu sudah memudar dan dipercepat dengan penurunan performa motor Yamaha menyusul penyeragaman elektronik pengontrol mesin (ECU) MotoGP mulai 2016. Peluang terbaik Rossi menggenapi gelar juaranya menjadi 10 kali pernah datang pada 2015. Saat itu musim penuh kontroversi karena persaingan panas antara dirinya, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez. Rossi hingga kini merasa dirinya ”dirampok” hingga gagal juara.
Musim berikutnya, dia masih bisa finis di posisi kedua, tetapi mulai 2017 hingga menjelang paruh musim 2021 Rossi terus memudar. Peluangnya meraih gelar juara dunia ke-10 semakin menjauh. Bahkan, untuk mencari kegembiraan balapan dengan bisa bersaing masuk lima besar saja dia sudah kesulitan.
Sejak musim 2020, Rossi sudah kalah bersaing dengan para pebalap muda. Dia finis di peringkat ke-15, dengan sekali naik podium di posisi ketiga dalam balapan kedua di Jerez. Rossi juga lima kali gagal finis, ditambah dua kali absen karena positif Covid-19.
Performa pebalap berjuluk ”The Doctor” itu semakin redup pada musim 2021. Hingga tujuh balapan yang sudah dijalani, Rossi finis di posisi ke-12, ke-16, gagal finis, ke-16, ke-11, ke-10, dan gagal finis. Ini hasil yang memilukan, terutama bagi para penggemar VR46 saat melihat sang legenda hidup itu finis di posisi ke-16 atau start dari urutan ke-21 seperti di seri Doha.
Akhir pekan ini, Rossi kembali kesulitan di Sachsenring, Jerman, sirkuit tempat dia pernah meraih empat kemenangan di kelas MotoGP pada musim 2002, 2005, 2006, dan 2009. Dalam daftar pebalap musim ini, hanya Rossi dan Marc Marquez yang pernah meraih kemenangan di Sachsenring.
Rossi mengakhiri dua sesi latihan Jumat (18/6/2021) jauh di belakang. Dia berada di posisi ke-20 pada sesi pagi dan di posisi ke-21 pada sesi siang. Rossi juga terjatuh di tikungan 1 sebelum melakukan time attack di akhir latihan kedua, yang membuat dia kehilangan kepercayaan diri. ”Ini sangat sulit karena sangat panas. Dalam sejarah selama di Jerman, tidak pernah sepanas ini. Maksud saya saat kami balapan di sini,” ujar Rossi.
”Pada sesi siang kami mencoba ban yang lebih keras, ban depan (berkompon) keras, dan di kesempatan kedua kecepatan saya tidak terlalu buruk karena saya bisa berada di 22 detik kecil. Namun, sayangnya, di akhir putaran saya mengalami kecelakaan kecil di tikungan satu. Ini membuat saya kehilangan kepercayaan diri dan juga saya harus berganti motor,” kata Rossi.
”Hal itu disayangkan karena saya merasa lebih baik dengan motor yang satunya dan untuk time attack saya membuat kesalahan di sektor terakhir, jika tidak saya bisa lebih baik."Namun, apa pun itu, ini sangat sulit karena semua orang sangat cepat dan sangat ketat. Saya kehilangan cukup banyak (waktu) di sektor tiga,” lanjut pebalap asal Italia itu dikutip Crash.
Sachsenring merupakan satu dari dua balapan terakhir sebelum MotoGP memasuki jeda musim panas. Balapan berikutnya berlangsung di Assen, Belanda, pada 27 Juni. Setelah dua balapan ini, Rossi akan merenungkan apakah melanjutkan karier atau pensiun. Keputusan akan didasarkan pada hasil balapan musim ini. Jika melihat performa Rossi selama ini, dia mendekati ujung karier balapnya.
Rossi pernah berjaya d Sachsenring pada masa keemasannya. Dia mampu menaklukkan sirkuit yang sangat sulit secara teknis ini dengan gaya membalapnya yang sangat brilian, terutama saat menikung. Sirkuit sepanjang 3,7 kilometer ini hanya memiliki tiga tikungan ke kanan dan 10 lainnya ke kiri. Salah satu area yang sering membuat pebalap terjatuh adalah tikungan 11 yang langsung bertemu segmen turunan tajam yang disebut waterfall menuju tikungan 12.
Namun, musim ini, cuaca panas di Sachsenring membuat kondisi sirkuit lebih bagus daya cengkeramnya sehingga tikungan ke kanan bisa dilalui dengan lebih baik. Selain itu, kompon ban sisi kanan juga lebih lembut untuk memperbaiki daya cengkeram. Kondisi ini membuat para pebalap bisa melewati tikungan 11 dengan lebih cepat.
”Kami semua dalam situasi lebih baik karena sekarang ban berkompon ganda, jadi sisi kanan jauh lebih lunak dan anda merasa lebih baik di bagian depan. Dengan temperatur yang lebih tinggi, maka lebih sedikit masalah dan bisa melewati tikungan 11 sedikit lebih cepat. Anda harus terus waspada karena tata sirkuit sangat aneh, tetapi anda bisa melewati tikungan sedikit lebih cepat,” ungkap Rossi.
Terkait dengan performa Rossi dan potensi dia memilih pensiun, tim Petronas SRT Yamaha menegaskan belum ada keputusan terkait masa depan pebalapnya itu. Formasi pebalap musim 2022 belum ditentukan oleh tim asal Malaysia itu.
”Filosofi pemilihan pebalap utama kami tidak berubah sejak awal, bakat dan pengembangan,” tulis Petronas SRT Yamaha kepada Crash.
”Bekerja dengan Valentino Rossi merupakan kesempatan yang luar biasa bagi tim dan hubungan ini telah memungkinkan bakat-bakat selain pebalap di dalam tim untuk berkembang. Memilih pebalap yang lebih berpengalaman adalah pengecualian dan kami berharap untuk mengedepankan (pebalap) muda ke depannya,” lanjut Petronas SRT.
Bekerja dengan Valentino Rossi merupakan kesempatan yang luar biasa bagi tim dan hubungan ini telah memungkinkan bakat-bakat selain pebalap di dalam tim untuk berkembang.
Tim Petronas SRT belum menetapkan formasi pebalap untuk musim 2022. Meski demikian, kerja sama dengan Valentino sudah mencapai kesimpulan. ”Kami berharap kembali ke fokus kami yang bertujuan mencari pebalap-pebalap muda terbaik,” kata Petronas SRT.