Valentino Rossi belum mampu meraih status kompetitif musim ini. Secercah cahaya yang dia lihat di Qatar tak kunjung menjadi terang. Akhir pekan lalu pun berakhir muram dan menempatkan Rossi lebih dekat ke pensiun.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
BARCELONA, SENIN — Valentino Rossi mengawali persaingan MotoGP 2021 dengan meyakinkan setelah meraih posisi start keempat pada seri pembuka di Losail, Qatar. Namun, hasil balapan jauh panggang dari api, Rossi finis di posisi ke-12. Sejak itu, juara dunia sembilan kali di semua kelas itu tidak pernah lepas dari nestapa. Dalam tujuh balapan yang sudah dijalani, ”The Doctor” sudah dua kali gagal finis dan pencapaian terbaiknya finis di posisi kesepuluh.
Musim ini, Rossi justru meraih rekor-rekor buruk, salah satunya start dari urutan ke-21 pada balapan seri kedua Doha. Hasil balapan di Losail itu juga buruk, Rossi finis di posisi ke-16. Dalam lima seri berikutnya di Portugal, Spanyol, Perancis, Italia, dan Catalunya, pencapaian Rossi tak membaik dengan gagal finis, menempati posisi ke-16, 11, 10, dan kembali gagal finis di Montmelo, Minggu (7/6/2021).
Dua balapan di Le Mans dan Mugello awalnya dijadikan ajang mengukur perbaikan performa Rossi setelah tes positif di Jerez. Namun, performa Rossi pada dua balapan itu tidak berubah jauh. Dia memang mendapat pace lebih bagus daripada di Portugal dan Jerez, tetapi itu bukanlah kecepatan putaran yang bisa diandalkan untuk masuk lima besar.
Situasi serupa berlanjut di seri Catalunya, akhir pekan lalu. Rossi punya pace yang bagus dan langsung lolos ke Q2 dan meraih posisi start ke-11. Namun, hasil balapan kembali mengecewakan. Setelah kesulitan mendapatkan ritme dan menempati posisi ke-13, Rossi terjatuh di tikungan 10 saat balapan kurang delapan putaran.
”Kami berharap jauh lebih baik dari balapan, karena saya memiliki pace yang bagus Sabtu pagi. Saya mencoba ban keras pada FP4 dan saya merasa bagus. Saya cepat setelah beberapa putaran menggunakan ban itu. Jadi, kami memutuskan menggunakan ban belakang keras dalam balapan,” ungkap Rossi seusai balapan di Montmelo.
”Sayangnya sejak putaran pertama, saya tidak memiliki daya cengkeram yang diharapkan pada ban belakang dan saya kehilangan waktu setiap putaran. Pada akhirnya saya merasakan getaran dan terjatuh di Tikungan 10,” jelas pebalap tim Petronas SRT Yamaha itu.
Rossi masih menyimpan harapan untuk memperbaiki performanya musim ini, terutama memahami respons motor dengan jenis ban. Dia akan menguji itu dalam tes tengah balapan di Barcelona, Senin (7/6/2021). ”Saya pikir kami akan mencoba ban medium, untuk memahami rasa yang dihasilkan, dan mungkin ada sesuatu yang lain untuk diuji coba,” jelas pebalap senior asal Italia itu.
Rossi sudah mulai kehabisan waktu karena dirinya akan merenungkan masak-masak tentang karier balapnya saat jeda tengah musim. Dia tinggal memiliki dua seri di Jerman (20 Juni) dan Belanda (27 Juni) sebelum memasuki jeda musim panas. Pertimbangan untuk pensiun atau melanjutkan karier balap akan bertumpu pada performa.
Performa juga masuk dalam klausul kontrak Rossi dengan Petronas SRT Yamaha untuk perpanjangan kontrak. Jika syarat performa berdasarkan hasil musim ini tidak terpenuhi, Rossi dan tim satelit Yamaha itu bisa berpisah.
Meskipun dalam kondisi yang tidak bagus, Rossi merasa mendapat dukungan penuh dari timnya. Dia mengaku tidak merasakan tekanan. ”Saya sangat senang dengan perilaku tim, atmosfer di dalam garasi, karena saya mendapat dukungan sejati,” ungkap Rossi.
”Semua orang memahami bahwa tantangan ini sulit, dan semua orang sangat, sangat sedih ketika performa saya jelek, seperti saat saya di berada di posisi ke-19 saat latihan hari Jumat, dan pace saya sangat jelek. Jadi, mereka tahu bahwa kami perlu hasil bagus dan kami masih bisa menjalani balapan-balapan dengan bagus serta bisa kami nikmati, tetapi kami perlu kuat,” tutur pebalap asal Italia itu.
Namun, jika dilihat dari hasil balapan, tekanan tidak jauh dari Rossi dan timnya. Pebalap berusia 42 tahun itu baru mengumpulkan 15 poin dari tujuh balapan dan berada di posisi ke-19. Adapun rekan setimnya, Franco Morbidelli, di posisi ke-10 dengan 40 poin.
Spekulasi
Kondisi ini memunculkan spekulasi kontrak Rossi yang berakhir tahun ini tidak akan diperpanjang oleh Petronas SRT Yamaha. Sumber Motorsport yang dekat dengan lingkaran dalam tim asal Malaysia itu mengungkapkan, Petronas sudah mulai menjajaki kandidat pengganti Rossi untuk MotoGP 2022.
Saya sangat senang dengan perilaku tim, atmosfer di dalam garasi, karena saya mendapat dukungan sejati.
”Pilihan pertama adalah Raul Fernandez, tetapi merekrut dia merupakan misi yang nyaris mustahil,” ujar sumber Motorsport itu.
Fernandez adalah pebalap Moto2 yang membela tim Red Bull KTM Ajo dan menempati posisi kedua klasemen pebalap. Dia telah meraih dua kemenangan dan dua kali finis di posisi kedua. Fernandez bersaing dengan rekan setimnya, Remy Gardner, yang kini memuncaki klasemen dengan selisih 11 poin. Gardner sudah dikontrak oleh KTM untuk membela tim satelit KTM Tech3 pada musim 2022, menggantikan salah satu dari Danilo Petrucci dan Iker Lecuona.
Untuk merekrut Fernandez ke Petronas SRT, yang musim depan kemungkinan besar masih menjadi tim satelit Yamaha, tidak akan mudah karena ikatan dengan KTM. Namun, dengan posisi pebalap MotoGP yang sulit diberikan oleh KTM, tawaran dari Petronas dan Yamaha akan menjadi daya tarik sangat besar bagi Fernandez. Satu langkah yang bisa diambil KTM untuk mempertahankan pebalap asal Spanyol itu adalah mempromosikan dirinya ke KTM Tech3 bersama dengan Gardner.
Pendekatan ke Fernandez itu, menurut Motorsport, kemungkinan menjadi latar belakang pertemuan antara agen Fernandez dengan Kepala Tim Petronas SRT Yamaha Razlan Razali dan Direktur Pengelola Yamaha MotoGP Lin Jarvis. Pertemuan itu berlangsung di Barcelona pada akhir pekan lalu.
Nama lain yang menjadi pertimbangan lain adalah pebalap Moto2, Joe Roberts. Pebalap asal Amerika Serikat itu sebelumnya menolak tawaran Aprilia untuk menggantikan posisi Andrea Iannone yang dijatuhi sanksi larangan membalap karena doping. Roberts yang membela tim Italtrans Racing Team kini berada di posisi keenam klasemen Moto2. Pebalap lain yang berpotensi direkrut oleh Petronas adalah pebalap binaan mereka, Xavi Vierge, yang kini di peringkat kedelapan kelas Moto2.
Siapa pengganti Rossi musim depan akan semakin jelas saat jeda musim panas pada Juli, apalagi jika dalam dua seri di Jerman dan Belanda, ”The Doctor” tak kunjung meraih momentum kebangkitan. Hasil buruk di Sirkuit Sachsenring dan Assen akan mengawali epilog karier brilian Rossi di grand prix sepeda motor. Masa keemasan Rossi semakin meredup dan tinggal menunggu kerelaan The Doctor untuk mengakhiri kariernya.
Rossi akan menanyakan kepada dirinya apakah dia bisa legawa mengakhiri karier balapnya saat jeda musim panas. Rossi pernah menyatakan, motivasi dia terus membalap di usia 42 tahun karena dia selalu merindukan kegembiraan saat bisa balapan dengan bagus. Bahkan, saat tidak meraih podium atau kemenangan, Rossi bisa tetap gembira jika menjalani balapan dengan bagus.
Namun, motivasi seperti itu tidak sejalan dengan target tim yang menjadikan hasil sebagai tolok ukur. Jika melihat hasil balapan musim ini, Rossi sudah jarang mendapat kegembiraan di lintasan balap.