Valentino Rossi mencintai balapan yang memberinya kegembiraan. Bahkan, dia cukup bahagia meskipun gagal menang asal bisa menjalani persaingan sengit. Namun, kegembiraan itu kini menguap karena dia kehilangan kecepatan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
JEREZ DE LA FRONTERA, JUMAT — Valentino Rossi dan tim mekaniknya mulai kehabisan ide untuk menyelesaikan masalah degradasi ban belakang yang menghantui juara dunia sembilan kali itu dalam beberapa tahun terakhir. Akhir pekan ini di Jerez, Rossi kembali mengeluhkan daya cengkeram ban belakang yang membuat dirinya tercecer di posisi ke-20 dan 21 pada latihan bebas (free practice/FP) 1 dan FP2. Rossi kehilangan kecepatan dan kegembiraan balapan pun menguap.
Musim ini Rossi kembali dipusingkan dengan penurunan tajam daya cengkeram ban belakang. Dia pun hanya bisa meraih posisi finis terbaik di urutan ke-12 pada seri pembuka di Losail, Qatar. Akhir pekan ini sebenarnya diharapkan berlangsung lebih baik karena musim lalu dia bisa meraih podium ketiga di Jerez. Sejak meraih podium ke-199 itu, Rossi selalu gagal tampil kompetitif dengan masalah yang sama, degradasi ban belakang.
”Hari yang sulit karena saya tidak cukup cepat. Pace (kecepatan) saya sedikit lebih baik dibandingkan time attack, sayangnya time attack dalam putaran yang bagus, saya menyentuh garis hijau (melebihi batas kecepatan sehingga waktu putaran dicoret). Jika tidak, saya akan berada dua atau tiga posisi di depan, tidak ada yang istimewa,” ungkap pebalap berusia 42 tahun itu.
Bagi Rossi, kondisi ban belakangnya menyulitkan karena dia tergelincir terlalu banyak. ”Hari ini kami mencoba beberapa hal berbeda, dua motor berbeda, tetapi rasa pengendalian sangat mirip. Jadi, saat ini, kami tidak bisa memperbaiki masalah. Besok (Sabtu ini) kami akan mencoba sesuatu dan semoga kondisi motor akan membaik,” kata Rossi.
Rossi kembali menjadi pebalap Yamaha yang berada di posisi paling belakang. Tiga pebalap Yamaha lainnya, Fabio Quartararo, Franco Morbidelli, dan Maverick Vinales, berurutan di posisi kedua, keempat, dan kelima tercepat pada FP2.
”Mengendarai motor dan berada di sini, serta berusaha adalah sesuatu yang bagus, sangat bagus, tetapi hasilnya yang penting. Jadi, perlu menjadi kuat, mungkin tidak harus selalu menang, tetapi bisa bertarung untuk podium, bertarung meraih posisi-posisi penting,” ujar pebalap tim satelit Petronas SRT Yamaha itu.
Rossi mengatakan, alasan-alasan itu membuat dia tidak merasa gembira karena tidak cepat. ”Ketika Anda lambat, itu sangat tidak menyenangkan,” kata juara dunia tujuh kali GP500/MotoGP itu.
Terkait performa yang tidak bagus pada awal musim ini dan kaitannya dengan keputusan untuk pensiun atau melanjutkan karier balap, Rossi mengaku tidak merasa tertekan. ”Saya tidak tahu. Saya tidak merasakan tekanan yang besar. Secara fisik, saya tidak terlalu buruk. Masalahnya adalah saya tidak terlalu cepat. Jadi, saya tidak memiliki masalah khusus yang lain,” ujar Rossi, dikutip Motorsport.
Keluhan pebalap berjuluk ”The Doctor” itu pada daya cengkeram ban belakang sudah muncul sejak penggunaan ban Michelin mulai 2016. ”Ya, dalam beberapa tahun lalu saya sering sangat kesulitan dengan masalah ini. Kadang sedikit berbeda, tetapi sangat mirip. Khususnya dalam tahun-tahun lalu dan juga ketika kami berganti ban. Sekarang, sepertinya (konstruksi) ban belakang sangat lembut dan dalam karier saya, saya selalu lebih memilih ban keras,” kata Rossi, dikutip Crash.
”Jadi itulah mengapa saya sangat kesulitan, khususnya setelah beberapa putaran karena ban belakang bergerak terlalu banyak. Namun, dengan ban-ban itu, para pebalap lain bisa kuat. Jadi, kami perlu berusaha untuk mengatasi masalah ini,” lanjut Rossi.
Menurut Rossi, Sirkuit Jerez juga memiliki trek yang kritis untuk daya cengkeram ban belakang, khususnya dalam beberapa tahun terakhir. "Namun, apa pun itu, masalah yang saya rasakan saat membalap seperti itu dan saya tidak bisa membalap dengan maksimal,” ujar Rossi.