Diego Schwartzman menyiapkan trik untuk menghadapi Rafael Nadal pada perempat final Perancis Terbuka. Schwartzman memiliki rekor buruk kala berhadapan dengan Nadal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
PARIS, RABU — Sepuluh kali kalah dari 11 pertemuan, termasuk dua kali di Roland Garros, Diego Schwartzman menyiapkan trik untuk menghadapi Rafael Nadal pada perempat final Perancis Terbuka. Dia tak ingin mempersulit diri dengan terfokus pada Nadal yang telah 13 kali juara di Grand Slam lapangan tanah liat itu.
Pertemuan untuk ketiga kalinya di Roland Garros akan berlangsung di Lapangan Philippe Chatrier, Rabu (9/6/2021), sore waktu setempat (Rabu malam waktu Indonesia). Pemenang dari laga itu akan berhadapan dengan pemenang pertandingan Novak Djokovic melawan Matteo Berrettini.
Saya senang ke perempat final, tetapi tidak begitu antusias untuk bertemu Rafa.
”Saya senang ke perempat final, tetapi tidak begitu antusias untuk bertemu Rafa,” canda Schwartzman setelah menang atas Jan-Lennard Struff (Jerman) pada babak keempat, Senin.
Candaan itu dilontarkan bukan tanpa alasan. Dari 11 pertemuan sebelumnya, Schwartzman kalah sepuluh kali. Dua di antaranya terjadi di Roland Garros, yaitu pada perempat final 2018 dan semifinal 2020.
Kekalahan delapan bulan lalu—Perancis Terbuka 2020 diselenggarakan 27 September-11 Oktober karena pandemi Covid-19—dialami hanya berselang sebulan setelah Schwartzman mengalahkan Nadal. Kemenangan itu didapat pada perempat final ATP Masters 1000 Roma, dengan skor 6-2, 7-5.
Itu menjadi satu-satunya kemenangan Schwartzman atas ”Big Three”. Petenis Argentina yang namanya terinspirasi dari legenda sepak bola, Diego Maradona, itu selalu kalah dari empat pertemuan dengan Roger Federer dan enam pertemuan melawan Djokovic.
Namun, ketika tiba di Roland Garros pada tahun lalu dan dalam format pertandingan best of five sets, Schwartzman kembali kesulitan menghadapi Nadal. Dia kalah 3-6, 3-6, 6-7 (0).
Dari pengalaman tersebut, Schwartzman mengatakan, dia tak akan fokus pada sosok Nadal di seberang net pada pertemuan Rabu ini. ”Melawan Rafa, Anda harus berpikir hal yang lain, seperti taktik dan cara bermain sebaik mungkin. Jangan berpikir akan bermain hingga empat atau lima jam. Jika berpikir segala sesuatu tentang Rafa, dia adalah pemain yang sulit dikalahkan di tanah liat,” tutur Schwartzman.
Selain menerapkan pola pikir yang tepat, petenis peringkat ke-10 dunia itu harus memulai pertandingan dengan baik untuk menjaga fokus saat laga berjalan ketat. ”Semua tahu, melawan Rafa di sini sangat sulit,” katanya.
Apa pun yang telah dan akan terjadi, petenis berusia 28 tahun itu mengatakan, bertemu Nadal selalu menjadi kesempatan untuk menilai perkembangan kemampuan sendiri. Setelah kalah pada dua pertemuan sebelumnya di Roland Garros, petenis yang selalu tampil dengan semangat tinggi itu sangat antusias untuk bertemu Nadal.
Nadal pun tak menilai Schwartzman sebagai petenis yang mudah untuk dihadapi. ”Melawan Diego, saya harus memasuki lapangan dengan rencana dan determinasi. Untuk mengalahkannya, banyak yang harus saya lakukan. Saya harus bermain dengan baik untuk waktu yang lama,” kata Nadal yang untuk ke-15 kalinya tampil pada perempat final Perancis Terbuka.
Djokovic, yang juga akan menjalani perempat final ke-15 di Roland Garros, tak ingin mengulang start lambat yang diperlihatkannya ketiga berhadapan dengan Lorenzo Musetti pada babak keempat. Petenis nomor satu dunia itu kehilangan dua set pertama, lalu mendominasi tiga set berikutnya sebelum Musetti mundur pada skor 6-7 (7), 6-7 (2), 6-1, 6-0, 4-0.
Dari satu-satunya pertemuan melawan Berrettini, pada babak penyisihan grup Final ATP 2019, Djokovic menilai bahwa petenis Italia itu memiliki dua senjata yang harus diwaspadainya, yaitu servis dan forehand yang keras.
”Dia juga berada dalam kondisi terbaik, finis bagus pada akhir 2020 dan mengawali tahun ini dengan baik. Saya harus menunjukkan permainan terbaik untuk mendapatkan peluang menang,” komentar petenis unggulan pertama itu.
Setelah mengantarkan Italia menuju final kejuaraan beregu putra, Piala ATP, dan bertahan hingga babak keempat Australia Terbuka, Berrettini beristirahat dari turnamen selama dua bulan karena hernia dan cedera paha. Saat kembali pada persaingan di tanah liat, petenis peringkat kesembilan dunia itu memperlihatkan penampilan impresif. Dia menjuarai ATP 250 Belgrade dan mencapai final ATP Masters 1000 Madrid.
Di Roland Garros, petenis berusia 25 tahun itu juga punya keuntungan menang walkover (WO) atas Roger Federer pada babak keempat. Petenis Swiss itu mundur karena tak ingin memberi tekanan lebih besar pada lututnya setelah menjalani dua kali operasi, pada lutut kanan, setahun lalu.
Namun, menghadapi Djokovic dengan reputasi nomor satu dunia dan 18 kali juara Grand Slam tetap membuat Berrettini gugup. ”Salah satu yang paling impresif dari Novak adalah pengembalian servisnya yang luar biasa. Dia juga bergerak lebih baik daripada saya. Saya gugup, tetapi tidak dalam arti buruk,” katanya.
Pertama di Grand Slam
Perempat final tunggal putra pada paruh bawah undian, Selasa, memunculkan Stefanos Tsitsipas dan Alexander Zverev sebagai pemenang. Keduanya akan berebut tempat di final Perancis Terbuka untuk pertama kalinya.
Tsitsipas mencapai semifinal Perancis Terbuka untuk kedua kali beruntun, dan tiga kali berturut-turut di ajang Grand Slam, setelah mengalahkan Daniil Medvedev, 6-3, 7-6 (5), 7-5. Sementara, Zverev menang atas Alejandro Davidovich Fokina, 6-4, 6-1, 6-1.
Kemenangan atas Medvedev memperlihatkan konsistensi penampilan Tsitsipas di lapangan tanah liat pada tahun ini. Dia membawa gelar pertama dari ajang ATP Masters 1000, yaitu dari Monte Carlo, lalu mencapai final ATP 500 Barcelona, dan menjuarai ATP 250 Lyon sebelum tiba di Roland Garros.
”Saya bermain dengan baik. Jika bisa mempertahankan ini, saya kira akan ada hasil baik,” ujar petenis peringkat kelima dunia itu. Laga Tsitsipas melawan Medvedev berlangsung pada sesi malam yang dimulai pukul 21.00 waktu setempat atau Rabu pukul 02.00 WIB.
Kesempatan itu terbuka jika melihat keunggulan 5-2 atas Zverev, termasuk pada satu-satunya pertemuan di tanah liat, yaitu pada perempat final Madrid Masters 2019. Akan tetapi, Zverev memenangi pertemuan terakhir, pada final ATP 500 Acapulco, Maret. Petenis Jerman itu juga membawa bekal gelar juara Madrid Masters, salah satunya dengan kemenangan atas Nadal di perempat final. (AFP/REUTERS)