Petenis remaja Cori ”Coco” Gauff memiliki mimpi besar untuk selalu meraih hasil lebih baik. Hal itu dibuktikannya dengan lolos ke perempat final Perancis Terbuka dengan mengalahkan petenis Tunisia Ons Jabeur.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
PARIS, SENIN - Setelah membuat sensasi dalam debut babak utama Grand Slam, di Wimbledon 2019, perjalanan karier Cori ”Coco” Gauff terus berkembang. Petenis berusia 17 tahun itu menambah prestasi dalam catatan karier profesionalnya dengan lolos ke perempat final Perancis Terbuka.
Perempat final pertamanya di Grand Slam akan dijalani melawan Barbora Krejcikova setelah mengalahkan Ons Jabeur pada babak keempat. Pada duel dua juara Perancis Terbuka yunior itu, Coco hanya perlu waktu 53 menit untuk menang, 6-3, 6-1, di Lapangan Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, Senin (7/6/2021). Coco adalah juara tunggal putri yunior pada 2018, sedangkan Jabeur juara yunior 2011.
”Saya senang dengan perempat final pertama saya, apalagi setelah bermain dengan baik. Gelar juara dari turnamen di Parma memberi saya kepercayaan diri. Di sana, saya belajar menghadapi tekanan, terutama pada poin-poin penting,” ujar Coco yang menjuarai WTA 250 Parma, salah satu turnamen pemanasan Perancis Terbuka.
Coco menjadi perempat finalis Grand Slam termuda sejak Nicole Vaidisova pada Perancis Terbuka 2006, juga dalam usia 17 tahun. Petenis Ceko yang aktif pada 2003-2016 itu bertahan hingga semifinal. Coco juga menjadi petenis AS termuda di perempat final Grand Slam sejak Venus Williams pada AS Terbuka 1997.
Kemenangan Coco disaksikan ayah dan ibunya, Corey dan Candi, dari tribune penonton. Hadir pula pelatih Serena Williams, Patrick Mouratoglou. Sejak 2014, Coco berlatih di Akademi Tenis Mouratoglou di Perancis karena Corey, yang mantan pebasket dan melatihnya, tak paham detail tentang tenis.
Setelah berlatih di sana, Coco meraih gelar pertamanya pada Kejuaraan Nasional AS khusus lapangan tanah liat. Coco juara kategori U-12 dalam usia 10 tahun.
Dalam video dari Tennis Majors berjudul ”Raising a Champion” yang dirilis pada 2020, Candi memprediksi, anak pertama dari tiga bersaudara tersebut suatu saat akan menjuarai Perancis Terbuka.
”Saya ingat ketika pertama kali melihat Coco datang ke akademi untuk uji coba. Dia membuat saya terkesan dengan determinasi, fisiknya yang atletis, dan semangat juangnya,” komentar Mouratoglo.
Jabeur, yang tiga kali dikalahkan Coco dari empat pertemuan, memuji atlet yang menyenangi tenis sejak berusia enam tahun tersebut. Petenis Tunisia itu menilai, Coco tumbuh menjadi sosok bermental kuat. ”Dia tak pernah menyerah atau membiarkan tekanan berpengaruh menurunkan semangatnya,” kata Jabeur.
Berada dalam lingkungan yang sama dengan Serena dan Venus membantu berkembangnya permainan Coco. ”Dia bisa mengatasi segala situasi dengan baik dan dia berhak berada pada tahap ini,” lanjut Jabeur.
Corey memang terinspirasi cara Richard Williams menjadikan Serena dan Venus sebagai petenis profesional. Apalagi mereka memiliki latar belakang sama, berasal dari keluarga Afrika-Amerika yang jarang menekuni tenis.
Saya ingat ketika pertama kali melihat Coco datang ke akademi untuk uji coba. Dia membuat saya terkesan dengan determinasi, fisiknya yang atletis, dan semangat juangnya.
Nama Coco mulai melambung ketika mengalahkan Venus pada babak pertama Wimbledon 2019. Tampil sejak babak kualifikasi karena mendapat wild card, Coco bertahan hingga babak keempat. Dari posisi ke-313 dunia sebelum Wimbledon, kini Coco melejit ke peringkat ke-25 dunia.
”Pesan yang selalu ingin saya sampaikan adalah ‘punya mimpi besar dan target tinggi’. Saya bisa dengan mudah mengatakan puas dengan babak keempat, tetapi hari ini saya datang dengan semangat ingin lebih baik daripada penampilan terbaik sebelumnya, pada babak keempat,” tutur Coco. Selain Wimbledon 2019, Coco juga mencapai babak keempat Australia Terbuka 2020.
Selain Coco, petenis remaja lain yang tampil pada babak keempat, Senin, adalah Marta Kostyuk (18 tahun) yang berhadapan dengan juara bertahan, Iga Swiatek. Tunggal putra Italia berusia 19 tahun, Lorenzo Musetti dan Jannik Sinner, juga bertanding melawan Novak Djokovic dan Rafael Nadal.
Dari nomor tunggal putri yunior, petenis Indonesia, Priska Madelyn Nugoro kalah dari Darja Vidmanova (Ceko), 4-6, 7-6 (12/10), 2-6, pada babak pertama. Priska pun tinggal mengandalkan nomor ganda putri, berpasangan dengan petenis Rusia, Erika Andreeva.
Teka-teki
Salah satu laga menarik yang akan terjadi pada perempat final tunggal putra adalah pertemuan Stefanos Tsitsipas dan Daniil Medvedev. Tsitsipas tertinggal 1-6 dari Medvedev dalam tujuh pertemuan, tetapi tampil baik pada turnamen pemanasan Perancis Terbuka. Adapun Medvedev tak menyukai lapangan tanah liat meski akhirnya mampu menembus perempat final di Roland Garros.
Situasi itu akan menjadi teka-teki untuk pertemuan mereka, Selasa. Perebutan tiket semifinal lain dari paruh bawah undian akan terjadi antara Alexander Zverev dan Alejandro Davidovich Fokina.
Tsitsipas menjadi target yang harus dikalahkan di Roland Garros setelah meraih dua gelar juara dari tiga final pada lima turnamen tanah liat menjelang Perancis Terbuka. Salah satu gelar didapat dari Monte Carlo Masters, gelar pertama petenis Yunani itu dari turnamen ATP Masters 1000. Dia membawa statistik menang-kalah, 16-3, dari rangkaian turnamen pemanasan itu sebelum tiba di Roland Garros.
Di sisi lain, Medvedev hanya membawa bekal sekali menang dari tiga pertandingan pada Madrid dan Roma Masters. Targetnya di Roland Garros pun tak muluk, ingin merasakan sekali kemenangan. Ini karena petenis Rusia tersebut selalu kalah pada babak pertama dalam empat penampilan beruntun sejak 2017.
Namun, cuaca panas yang membuat bola melaju lebih cepat daripada biasanya membuat unggulan kedua itu untuk pertama kalinya merasa nyaman tampil di Roland Garros. Kehilangan satu set dari empat pertandingan menjadi statistik yang bagus bagi Medvedev.
“Dengan pantulan bola yang lebih rendah dan cepat, saya belajar bahwa bermain di Roland Garros bisa seperti di lapangan keras. Saya juga belajar bergerak dengan cara yang baik dan mengontrol pertandingan. Saya barusaha mencari hasil lebih baik dari sebelumnya. Anda harus percaya pada saya,” tutur Medvedev.
Dengan kepercayaan diri yang sudah tumbuh, finalis AS Terbuka 2020 dan Australia Terbuka 2021 itu pun sangat menantikan pertemuan dengan Tsitsipas. “Dari hasil di turnamen tanah liat tahun ini, Stefanos berada dalam empat besar bersama Sascha (Zverev), Novak, dan Rafa. Saya sangat antusias menanti pertandingan itu,” katanya. (AFP)