Marc Marquez tak kuasa membendung ledakan emosinya begitu menyelesaikan tantangan terbesarnya setelah absen sembilan bulan, yaitu menyelesaikan balapan pertamanya. Dia akan lebih kuat lagi di Jerez, dua pekan mendatang.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
PORTIMAO, MINGGU – Marc Marquez disambut dengan tepuk tangan seluruh anggota timnya begitu kembali ke garasi Repsol Honda setelah finis ketujuh pada seri Portugal di Sirkuit Portimao. Balapan pertama ini berjalan mulus, meskipun Marquez memacu motornya hingga kehilangan tenaga pada lengan kanan yang belum pulih dari cedera retak tulang humerus.
Tantangan terbesarnya setelah sembilan bulan absen telah tuntas, dan dengan hasil sangat bagus. Marquez pun tak kuasa menahan gejolak batinnya yang bercampur antara gembira, haru, dan rasa sakit pada lengan kanannya. Setelah membuka helm dan duduk di kursinya, dia menahan air mata meleleh. Dia menunduk dan menopang kepalanya dengan tangan kiri, dan sekilas melambaikan tangan kepada anggota timnya yang terus bertepuk tangan dan meneriakan kata-kata penyemangat.
Juara dunia delapan kali di semua kelas itu telah kembali dengan brilian, start dari posisi keenam dan finis di posisi tujuh, dalam kondisi belum bugar 100 persen. Tangan kanannya masih lemah dan merasakan pegal yang menyiksa selama 25 putaran di Portimao. Finis ketujuh dengan selisih 13,208 detik dari Fabio Quartararo yang memenangi balapan adalah hasil yang brilian. Dia bahkan melampaui pencapaian para pebalap yang bugar yang telah menjalani pramusim dengan lengkap, termasuk adiknya Alex Marquez, Takaaki Nakagami, dan Maverick Vinales yang memenangi seri pembuka di Losail.
“Pasti, emosi adalah kata yang tepat. Saya orang yang senang menyimpan emosi tetap di dalam, tetapi ketika tiba di garasi dengan seluruh mekanik, emosi saya meluap dan tidak bisa dikendalikan,” ujar Marquez dikutip Motorsport.
“Saya telah memimpikan hari ini sejak sangat lama, menyelesaikan balapan MotoGP dan ini langkah terbesar dalam proses penyembuhan saya, pemulihan saya, dan merasa menjadi pebalap MotoGP lagi adalah mimpi saya, dan itulah yang saya lakukan hari ini,” lanjut pebalap berusia 28 tahun itu.
“Jadi, saya tiba di garasi, tentu berusaha (menahan emosi) dan kelelahan. Terjadi ledakan emosi dan saya tidak bisa mengendalikan, tetapi itu sangat menyenangkan,” jelas Marquez yag kini di posisi 14 klasemen dengan 9 poin, terpaut 52 poin dari Quartararo yang memuncaki klasemen sementara.
Brilian
Marquez mengawali balapan dengan brilian. Dia melesat dari posisi start keenam hingga berada di posisi keempat pada tikungan pertama. Dia kemudian naik ke posisi tiga, tetapi tak lama tergusur oleh pebalap lain dan terus turun hingga posisi kesembilan. Dengan terjatuhnya Alex Rins dan Johann Zarco, Marquez menyelesaikan balapan di posisi ketujuh.
“Mungkin yang tersulit adalah putaran pertama, karena saya tidak berada di dalam tempat saya. Anda tahu, (seperti) saat sekolah bermain sepak bola dengan anak-anak yang lebih tua, mereka mendahului saya dengan mudah,” ujar Marquez.
Pasti, emosi adalah kata yang tepat. Saya orang yang senang menyimpan emosi tetap di dalam, tetapi ketika tiba di garasi dengan seluruh mekanik, emosi saya meluap dan tidak bisa dikendalikan.
“Jadi, dalam putaran putaran pertama saya tidak merasa berada di tempat saya, saya tidak memiliki pace, saya tidak punya kendali pada motor, dan kemudian semua pebalap mulai mendahului saya,” ujar Marquez.
Dia kehilangan posisi ketiga setelah disusul oleh pebalap Suzuki Joan Mir. Marquez masih berusaha merebut kembali posisinya, tetapi kemudian dia terlambat mengerem hingga ban depannya menyentuh ban belakang Mir. Dia melebar dan mundur hingga posisi lima. Posisinya terus menurun hingga bertahan di urutan kesembilan.
“Tetapi kemudian saya berusaha tenang, tidak bertarung dan hanya mencari posisi saya. Begitu saya menemukan posisi, saya mulai meningkatkan ritme setahap demi setahap dan bisa melakukan lap terbaik pribadi di akhir balapan,” ujar pebalap asal Spanyol itu.
“Di akhir balapan saya merasa lebih baik dan saya berusaha mengejar Aleix (Espargaro, Aprilia) lagi, tetapi kemudian tiba-tiba tubuh saya mengatakan ‘sekarang ini dimulai dari sini’. Dalam enam putaran terakhir saya hanya duduk di motor berusaha menyelesaikan balapan. Tetapi yang paling penting adalah menyelesaikan balapan,” ujar Marquez, yang kehilangan kekuatan pada lengan kanan menjelang akhir balapan 25 putaran.
“Dan kemudian kami melihat (hasil balapan), bisa menyelesaikan balapan hanya 13 detik di belakang Quartararo adalah sesuatu yang luar biasa,” pungkas Marquez.
Penampilan Marquez ini tidak membuat para pebalap peraih podium terkejut, karena mereka sudah memperkirakan juara dunia enam kali MotoGP itu akan kompetitif. Marquez diyakini akan lebih kuat pada seri keempat di Jerez, pada 2 Mei.
Quartararo menilai, Marquez menjalani balapan dengan sangat bagus setelah absen sembilan bulan. “Dia bisa menjalani balapan penuh, dan dia akan menjadi lebih kuat di Jerez. Saat kualifikasi dia juga sangat bagus, jadi dia sudah kembali,” ujar pebalap asal Perancis itu dalam konferensi pers.
Francesco Bagnaia yang finis kedua di Portimao juga menilai Marquez menjalani balapan yang sangat bagus dengan finis di posisi tujuh. “Saya tidak terkejut dengan itu, karena saya yakin dia bisa masuk 10 besar. Secara fisik dia sudah bagus karena bisa menjalani 25 putaran yang sangat sulit. Dia melakukan yang saya perkirakan, dan di Jerez dia akan dalam kondisi puncak,” ujar pebalap tim pabrikan Ducati itu.
Juara bertahan Joan Mir pun menilai, Marquez lolos ujian pertama di sirkuit yang sangat sulit. “Dia terlihat sangat dekat dengan kondisi 100 persen dan dia akan semakin kuat,” ujar pebalap tim Suzuki Ecstar itu.