Real Madrid akan menjamu rival dan tetangganya, Atletico Madrid, dalam derbi ibu kota Spanyol, Minggu dini hari WIB. Atletico, yang biasanya selalu jadi bayangan, kini justru lebih mengilap ketimbang rivalnya itu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MADRID, SABTU — Luis Aragones, legenda Atletico Madrid, pernah berkata, sepak bola adalah soal menang dan menang lagi. Prinsip itu menjadi kultur klub yang diasah oleh kemarahan karena acap kali berada dalam bayangan tim nomor satu di ibu kota, Real Madrid. Musim ini, kultur itu bersemi dan mengantarkan Atletico terbang tinggi meninggalkan rival sekotanya.
Atletico menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di Liga Spanyol musim ini. Mereka kokoh di puncak klasemen ketika saudara sekotanya, ”El Real”, justru susah payah menembus empat besar. Fakta unik dan langka itu mewarnai derbi Madrid, Minggu (13/12/2020) pukul 03.00 WIB, di Stadion Alfredo Di Stefano.
Sangat jarang ”Los Rojiblancos”, julukan Atletico, berada di atas angin jelang derbi itu. Biasanya, mereka inferior dari tim tetangganya itu karena kalah mewah dalam hal materi skuad pemain dan prestasi. Atletico kerap dilihat sebelah mata sejak memanasnya persaingan di Madrid pada 1929 silam.
Akan tetapi, musim ini jauh berbeda. Atletico bak terlahir kembali dengan prinsip Aragones, mantan pelatih dan pemain ikonik yang pernah merusak dominasi Real. Spirit itu kini hidup dalam diri bintang Atletico yang tengah ”naik daun”, seperti Angel Correa, Joao Felix, dan bomber baru Luis Suarez.
Atletico begitu dominan dengan formasi barunya, 3-5-2. Skema tersebut membuat tim asuhan Diego Simeone itu lebih seimbang saat menyerang dan bertahan. Terbukti, efektivitas serangan dan pertahanan mereka adalah yang terbaik di Liga Spanyol saat ini. Sebagai contoh, gawang Atletico hanya dua kali kebobolan dari 10 laga. Adapun Real kebobolan 12 gol dari 11 laga pada liga itu.
Untuk pertama kali sejak musim 2013-2014 silam, Atletico pun berani bermimpi menjuarai Liga Spanyol. Mereka kini unggul enam poin atas Real.
”Anak-anak kini tengah bagus. Mereka mengoptimalkan peluang yang tidak kami punya musim lalu. Mereka kian bagus di setiap laga,” ujar Simeone.
Akan tetapi, Simeone enggan meremehkan Real. Belajar dari sejarah, mereka selalu kesulitan saat menghadapi Real. Bahkan, dalam delapan pertemuan terakhir di Liga Spanyol, Atletico tidak sekali pun bisa menang.
”Madrid adalah tim yang luar biasa. Mereka selalu bisa bangkit menghadapi tekanan dan laga sesulit apa pun. Saya mengagumi mereka. Laga ini tidak akan mudah,” kata Simeone.
Pernyataan itu merujuk pada penampilan Real di Liga Champions Eropa musim ini. Sempat berada di tepi jurang maut, Real justru sukses lolos ke fase gugur sebagai juara Grup B seusai mengalahkan Borussia Moenchengladbach, 2-0, Kamis lalu.
Punya banyak ”nyawa”
Zinedine Zidane, pelatih yang dibayangi pemecatan pada pekan lalu, kembali dipuja sebagai spesialis penyelamat Real. Saking kagumnya, Manolo Lama, pengamat Liga Spanyol, menyebut Real punya lebih banyak ”nyawa” ketimbang seekor kucing. Mental juara itu menjadi modal Real menjamu Atletico.
”Tim ini punya kemampuan bangkit di momen sulit. Namun, kami juga bisa tampil bagus. Melawan Atletico, saya akan mempersiapkan (tim) sebaik mungkin,” ungkap Zidane.
Seperti biasa, Real membidik kemenangan pada laga ini. Raihan tiga poin bisa menjadi pelecut semangat mereka kembali ke jalur persaingan juara, seperti diperlihatkan pada musim lalu.
Selain itu, mereka juga ingin menjaga wasiat Alfredo Di Stefano, pemilik nama stadion lokasi penyelenggaraan laga derbi itu. Bagi sang legenda Real, tiada pilihan lain selain menjadi tim yang terbaik di Madrid.
Tingginya motivasi dan kepercayaan diri kedua tim itu saat ini tidak pelak menjanjikan duel sengit. Namun, di sisi lain, kedua pelatih memiliki pendekatan serupa menghadapi laga besar, yaitu sama-sama pragmatis dan tampil hati-hati.
Jika kami yakin dan percaya serta terus menjaga awal bagus ini, mengapa tidak memimpikannya (juara bersama Atletico)?
Strategi itu sukses dijalankan kedua pelatih saat mempermalukan rival lainnya, Barcelona. Melawan tim yang dominan dalam penguasaan bola itu, Atletico menang 1-0, adapun Real 3-1. Efektivitas menjadi kunci.
Maka itu, hasil akhir pada derbi ini kemungkinan bakal ditentukan dari detail kecil, misalnya kesalahan pemain. Dalam delapan pertemuan terakhir, derbi itu lebih sering berakhir imbang 0-0 atau 1-1. Hanya sekali terjadi ketimpangan, yaitu saat Real menang 3-0, pada 2016 lalu.
Kematangan pemain pun bisa menjadi penentu dalam derbi yang kerap berlangsung ketat dan rapat itu. Maka, striker veteran masing-masing tim, Karim Benzema (Real) dan Suarez (Atletico) akan berperan besar.
Dalam hal ini, Real lebih unggul. Benzema tengah ”panas”. Ia mencetak empat gol dalam lima laga terakhirnya. Striker asal Perancis ini telah menemukan ketajamannya seperti musim lalu. Adapun Suarez, yang sempat tancap gas pada awal musim, baru menghasilkan satu gol dalam lima laga terakir. Sumbangan golnya tersendat seusai sembuh dari Covid-19.
Akan tetapi, Suarez memiliki motivasi ekstra. Ia ingin membawa Atletico sebagai tim terhebat, hal yang dulu dilakukannya bersama Barca. ”Jika kami yakin dan percaya serta terus menjaga awal bagus ini, mengapa tidak memimpikannya (juara bersama Atletico)? Untuk menjadi juara, sebuah tim harus solid dan tampil meyakinkan sejak awal,” ujarnya.(AP/Reuters)