Kemenangan atas Barcelona menghadirkan kepercayaan diri bagi Atletico Madrid. Skuad Atletico memiliki momentum untuk menguasai Liga Spanyol musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MADRID, MINGGU — Atletico Madrid memanfaatkan dengan baik inkonsistensi dua kekuatan tradisional Liga Spanyol, Real Madrid dan Barcelona. Keberhasilan menumbangkan Barcelona pada laga kedelapan di Stadion Wanda Metropolitano, Minggu (22/11/2020) dini hari WIB, mempertegas kemampuan Atletico menjadi penguasa Spanyol musim 2020-2021.
Dalam enam musim terakhir, Atletico selalu mengakhiri liga di posisi tiga besar. Real Madrid dan Barcelona selalu menghalangi ambisi klub berjuluk ”Los Rojiblancos” itu untuk mengulang kejayaan di Liga Spanyol pada musim 2013-2014.
Awal musim ini, Atletico menunjukkan keseriusan untuk kembali menguasai Spanyol dengan mendatangkan Luis Suarez, Geoffrey Kondogbia, dan Lucas Torreira memperkuat tim. Aktivitas transfer itu secara kualitas lebih baik daripada kehadiran Miralem Pjanic, Trincao, dan Sergino Dest yang diboyong Barca. Di sisi lain, Real Madrid justru tidak mendatangkan satu pun pemain baru.
Ketika Real dan Barca terseok-seok di awal musim, Atletico akhirnya memiliki momentum untuk meraih supremasi di kompetisi domestik. Hingga laga kedelapan, Atletico menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di Spanyol.
Kemenangan atas Barca pun menjadi penegasan Atletico sebagai salah satu pesaing utama gelar juara musim ini. Gol tunggal penyerang sayap, Yannick Carrasco, di pengujung babak pertama sudah cukup bagi Atletico untuk menyegel kemenangan perdana atas ”Blaugrana” di Liga Spanyol sejak ditangani Diego Simeone pada musim 2011-2012.
Unggul
Berkat kemenangan itu, Atletico unggul sembilan poin dari Barca. Atletico mengoleksi 20 poin dari delapan laga berada di urutan kedua, sedangkan Barcelona di urutan ke-10 karena baru mengumpulkan 11 poin dari delapan laga.
”Los Rojiblancos” juga unggul tiga poin dari rival sekota, ”El Real” yang mengemas 17 poin dari sembilan laga. Upaya mereka menguasai puncak klasemen hanya terganjal Real Sociedad yang unggul selisih gol dan memainkan satu laga lebih banyak. Sociedad memainkan laga ke-10 melawan Cadiz, Minggu (22/11/2020) malam WIB.
Pujian setinggi langit pun mengarah kepada skuad Atletico. Halaman sampul Marca edisi Minggu (22/11/2020) menulis judul berita utama, ”Atletico menuju (gelar) La Liga”.
Sementara itu, Alfredo Relano, kolomnis senior AS, menilai, penampilan Atletico semakin baik di setiap pertandingan. Kegeniusan taktik Simeone, lanjut Relano, dengan memainkan tiga bek dan tiga gelandang terbukti ampuh untuk meredam Barcelona, terutama serangan yang selalu bermula dari sang megabintang, Lionel Messi.
”Tak bisa dimungkiri, Atletico telah membentuk diri di awal musim ini sebagai kandidat utama juara Liga Spanyol. Mereka belum terkalahkan, lalu mampu mengalahkan Barcelona sekaligus unggul tiga poin dari Real,” tulis Relano.
Simeone menilai penampilan skuad Atletico lebih berkembang dibandingkan dengan musim lalu. Semua pemain bersatu dalam ide dan penampilan di lapangan hijau untuk memberikan segalanya bagi klub.
”Saya tidak melihat persamaan antara tim ini dan skuad pada 2013-2014. Namun, skuad ini memiliki antusiasme yang besar sehingga saya melihat mereka memiliki ambisi untuk meraih hal-hal penting pada musim ini,” ujar Simeone, seperti dilansir Marca.
Carrasco menambahkan, dirinya senang bisa menyumbangkan kemenangan bagi Atletico atas Barca. Meski begitu, timnya tidak boleh terlena dengan raihan tiga poin dalam duel ini karena masih banyak pertandingan musim ini yang bisa mengubah keadaan.
Mereka belum terkalahkan, lalu mampu mengalahkan Barcelona sekaligus unggul tiga poin dari Real.
Pernyataan Carrasco itu cukup berasalan. Dalam satu bulan ke depan, ”Los Rojiblancos” akan menjalani sembilan laga di Liga Spanyol dan Liga Champions. Di laga domestik, Atletico akan bertemu sejumlah lawan berat, seperti Valencia, Real Madrid, Real Sociedad, dan Athletic Bilbao.
”Seluruh orang di tim ini tengah dalam kondisi yang baik, fokus, dan selalu bekerja keras sebagai sebuah tim untuk meraih tujuan kami,” kata pemain asal Belgia itu, dikutip laman resmi klub.
Kesalahan
Pelatih Barcelona Ronald Koeman tidak bisa menyembunyikan kegeramannya dengan kekalahan dari Atletico. Hal itu disebabkan satu-satunya gol di laga itu tercipta akibat kesalahan kiper Barca, Marc-Andre Ter Stegen, yang terlalu gegabah meninggalkan area kotak penalti untuk berduel dengan Carrasco.
”Melawan Atletico yang mampu bertahan dengan sangat baik selalu menghadirkan kesulitan. Kami telah berjuang secara maksimal dan memiliki peluang, tetapi gagal menciptakan gol. Di sisi lain, kami justru membuat kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan oleh tim sekelas Barca,” kata pelatih berkebangsaan Belanda itu.
Berkat kekalahan itu, Barcelona baru meraih 11 poin dari maksimal 24 poin yang bisa diraih di delapan laga. Meraih 11 poin dari delapan laga awal merupakan prestasi terburuk Barca sejak musim 1995-1996.
Sebelumnya, poin terendah Barca di delapan pertandingan permulaan musim terjadi pada Liga Spanyol edisi 2002-2003 dan 2003-2004. Ketika itu, Barca hanya mengemas 12 poin. Di dua musim itu, ”Blaugrana” mengakhiri musim tanpa meraih gelar.
”Saya bertanggung jawab dengan periode buruk ini. Meski begitu, kami harus percaya dengan semua pemain di dalam skuad untuk segera memperbaiki penampilan,” ujar Koeman. (AFP)