Menyiapkan IKN sebagai ”Smart City” hingga ke AS
Pemerintah menyiapkan kebutuhan ”smart city” di IKN dengan menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan teknologi.
Di tahap pertama pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN, pemerintah mulai menyiapkan berbagai kebutuhan untuk mewujudkan IKN sebagai smart city atau kota cerdas. Otorita IKN menjajaki dan menandatangani nota kesepahaman sampai ke Silicon Valley, pusat perusahaan teknologi di San Francisco, California, Amerika Serikat.
Konsep kota cerdas IKN adalah kota yang berjalan dengan sokongan teknologi tinggi. Kota itu diharapkan bisa mewujudkan pelayanan pemerintahan yang efektif, mudah dijangkau masyarakat, dan meningkatkan pelayanan publik. Kota cerdas juga diterjemahkan dengan pengolahan data dan keamanan digital terpadu.
Untuk mempersiapkan hal-hal baru di Indonesia itu, Otorita IKN memulai berbagai penjajakan. Pada kunjungan ke Amerika Serikat, 13 November 2023, Otorita IKN menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan tiga perusahaan teknologi di sana.
Perwakilan Otorita IKN yang hadir adalah Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, Deputi Teknologi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi, Direktur Transformasi Hijau Tonny Agus Setiono, Staf Khusus Manajemen Pengetahuan Indrayanto Cahyadi, dan Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw.
Pada 13 November, mereka menandatangani MoU dengan Cisco, Autodesk, dan Environment System Research Institute Inc (ESRI). Cisco adalah perusahaan yang mengembangkan dan memproduksi perangkat jaringan, telekomunikasi, dan penyediaan layanan solusi teknologi.
Dalam nota kesepahaman itu, Cisco bakal berpartisipasi dalam instalasi perangkat kota cerdas, seperti pengembangan jaringan teknologi sensor dan internet of things (IoT). Teknologi itu berfungsi sebagai pengumpulan, pengiriman, dan pemanfaatan data serta informasi di lapangan.
Pengembangan sarana dan prasarana teknologi jaringan konektivitas ini akan bermanfaat bagi berbagai solusi teknologi cerdas, seperti pengelolaan air dan energi, manajemen transportasi, bangunan pintar, dan pengelolaan kota.
Sementara itu, Autodesk bakal berpartisipasi membantu Otorita IKN dalam mewujudkan kota yang layak huni dan dicintai. Teknologi Autodesk akan membantu peningkatan kinerja perencanaan kota. Misalnya, melalui visualisasi dan simulasi perencanaan gedung, ruang publik, serta infrastruktur yang meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pengelolaan proyek pembangunan.
Baca juga : Menjaga Masa Depan Nilai Kebaikan IKN
Adapun ESRI akan berpartisipasi dalam mengembangkan teknologi analitik berbasis spasial. Melalui teknologi informasi geospasial yang mumpuni, Otorita IKN bisa lebih efektif dalam perencanaan tata ruang dan pertanahan di wilayah IKN.
Hal ini akan membantu Otorita IKN dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan kota. Bahkan, data dan informasi geospasial dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan sumber daya alam, seperti air, hutan, satwa liar, dan keanekaragaman hayati, hingga memitigasi risiko bencana.
Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Ali Berawi mengatakan, Otorita IKN sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan besar di dunia, bukan hanya di Amerika Serikat. Upaya-upaya itu dilakukan lantaran IKN dikonsep sebagai kota cerdas, kota ramah lingkungan, dan kota dunia untuk semua. Hal itu perlu diwujudkan melalui kolaborasi dengan banyak pihak, salah satunya pelaku industri.
”Semua infrastruktur sedang kami siapkan,” ujar Ali dalam keterangan tertulis.
Salah satu infrastruktur untuk menyokong kota pintar yang ramah lingkungan adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Awal November 2023, PT PLN (Persero) melakukan peletakan batu pertama PLTS berkapasitas 50 megawatt (MW). Kegiatan itu dihadiri Presiden Joko Widodo.
Saat itu, Presiden menjelaskan, PLTS ini akan mereduksi emisi sampai dengan 104.000 ton karbon dioksida per tahun. PLTS ini mampu memproduksi energi hijau sebanyak 93 gigawatt per jam (GWh) per tahun. Dengan demikian, IKN dibangun bukan semata sebagai kota berteknologi tinggi, melainkan juga kota yang ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan sumber energi berbahan fosil.
Energi baru terbarukan
Pada 14 November 2023, Otorita IKN melanjutkan kunjungan di Amerika Serikat ke kantor Microsoft, salah satu perusahaan terkemuka di dunia yang bergerak di bidang komputer dan perangkat lunak. Dalam kunjungan itu, penandatanganan nota kesepahaman pun dilakukan antara Otorita IKN dan Microsoft.
Ali mengatakan, kedua pihak sepakat Microsoft akan mendukung teknologi energi baru terbarukan, sistem kendaraan listrik, dan kendaraan otonom. Microsoft juga tertarik untuk mengembangkan literasi digital berupa pelatihan-pelatihan.
Hal serupa sedang dilakukan Microsoft dalam pembangunan kota di India berupa penerapan Azure Open AI dalam pelayanan publik di India. Ke depan, Microsoft bakal mempelajari lebih lanjut apa yang bisa diterapkan di IKN.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono berharap upaya kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan besar dan berpengalaman di dunia ini bisa membantu menyiapkan IKN sebagai kota pintar. Kota pintar bukan semata menerapkan teknologi tinggi, tetapi juga tepat guna.
Baca juga : Misi Hijaukan IKN lewat Persemaian Mentawir
Maksudnya, teknologi yang digunakan mampu memudahkan warganya dalam memperoleh pelayanan publik. Selain itu, data penduduk dalam berbagai layanan digital juga bisa terjaga dengan aman. Dengan demikian, penggunaan teknologi turut meningkatkan kebahagiaan warga karena kerahasiaan dan keamanan data pribadinya terjamin.
”Salah satu contoh adalah e-governance di pemerintahan Ibu Kota Nusantara harus bisa berjalan secara efektif melalui sistem digital sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan kualitas hidup warganya,” kata Bambang.
Dengan berbagai konsep futuristik itu, Otorita IKN menyiapkan warga yang tinggal di IKN untuk dapat beradaptasi dengan hal baru. Dalam wawancara khusus dengan Kompas beberapa waktu lalu, Bambang mengatakan, mewujudkan kota cerdas di IKN butuh waktu dan dilakukan tahap demi tahap.
Pembangunan IKN diproyeksikan butuh waktu 15-20 tahun ke depan dan benar-benar selesai pada 2045. Kota itu bakal dihuni lebih dari 1 juta orang saat semua infrastruktur siap. Tak hanya dihuni oleh aparatur sipil negara dan orang yang bekerja di pemerintahan, IKN juga bakal dihuni oleh warga yang sudah lebih dulu tinggal.
Warga yang sudah menetap sebelum IKN ditetapkan di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara berlatar belakang beragam. Beberapa di antara mereka berkebun sawit, buruh bangunan, pedagang, pekerja kerah biru, pekerja kerah putih, dan seterusnya. Tentu saja sebagian warga itu asing dengan teknologi canggih yang bakal melengkapi kehidupan di IKN.
Agar tak terjadi kesenjangan dalam penggunaan teknologi di tingkat warga, Otorita IKN sudah mulai memberi pelatihan kepada warga di sekitar titik mula pembangunan IKN, yakni Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara. Pada Juni 2023, misalnya, Otorita IKN menggelar pelatihan bagi para ibu, perempuan, dan penyandang disabilitas. Pelatihan itu bertajuk Coding Mum, Coding Difabel, dan Solar Mum.
Baca juga : Menanti Konsep Futuristik yang Ramah Lingkungan dari IKN
Pelatihan itu mengenalkan warga pada penggunaan teknologi digital untuk mengoptimalkan kegiatan sehari-hari, seperti membuat situs webuntuk usaha, mengoptimalkan media sosial dalam berdagang, hingga memaksimalkan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Selain itu, Bambang mengatakan, warga yang mendapat ganti rugi lahan untuk keperluan IKN juga diberi pelatihan dalam pengelolaan keuangan. Warga diberi pemahaman bagaimana menggunakan uang untuk keperluan yang produktif, bukan dihabiskan untuk hal konsumtif. Hal itu diharapkan bisa mengurangi potensi munculnya semacam kemiskinan baru di IKN setelah sejumlah warga mendapatkan uang ganti rugi.
”Warga juga diberi pelatihan dan materi mengenai literasi keuangan digital. Jangan sampai warga terjebak pinjaman online,” katanya.
Bahkan, beberapa warga sudah mengambil peluang dalam pembangunan IKN itu dengan memanfaatkan media sosial yang mereka punya. Partini (38), misalnya, membuat berbagai cendera mata berupa kaus, tas jinjing, hingga gantungan kunci bertema IKN. Selain menjajakan di toko miliknya di Pasar Rebo, Sepaku, yang berjarak 30 kilometer dari Titik Nol IKN, ia juga menawarkan dagangannya melalui aplikasi Whatsapp.
Ia mengatakan sudah menjual ribuan kaus bertema IKN dari penjualan langsung di toko dan pesanan sejumlah kenalan melalui WA. Dari pengamatannya, penjualannya meningkat lantaran pemerintah kerap membuat kegiatan di Kecamatan Sepaku yang mendatangkan banyak orang. Selain itu, pemberitaan mengenai IKN juga membuat banyak orang penasaran sehingga banyak yang berkunjung ke Sepaku.
Sebagai orang yang sudah punya pengalaman berdagang pakaian, Partini terus mengembangkan diri dan mengambil peluang itu. ”Ditawarkan di status WA. Kadang dibagikan di grup-grup WA. Soalnya, kebanyakan teman dan kenalan pakai WA,” katanya.
Berbagai persiapan yang dilakukan Otorita IKN itu, kata Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw, diharapkan bisa menyokong percepatan transformasi digital di IKN seiring pembangunan fisik ibu kota baru. Melalui penandatanganan MoU yang dilakukan di Amerika Serikat, Troy mengatakan, pendidikan literasi digital di IKN bisa terus berlanjut dan berdampak kepada masyarakat.
Dengan percepatan transformasi digital, maka peningkatan produktivitas dan daya saing diharapkan dapat dicapai melalui penyediaan pelayanan yang lebih cepat, mudah, dan efisien,” ujar Troy.