logo Kompas.id
NusantaraCara Baru Berwisata ke Candi...
Iklan

Cara Baru Berwisata ke Candi Borobudur

Pemerintah menata kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur. Keagungan Borobudur kini bisa dinikmati dengan lebih intim.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
· 5 menit baca
Sejumlah wisatawan berkunjung ke bangunan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023). Sejak beberapa waktu lalu, jumlah wisatawan yang naik ke bangunan Candi Borobudur dibatasi sekitar 1.200 pengunjung per hari.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Sejumlah wisatawan berkunjung ke bangunan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023). Sejak beberapa waktu lalu, jumlah wisatawan yang naik ke bangunan Candi Borobudur dibatasi sekitar 1.200 pengunjung per hari.

Di bawah naungan pohon yang rindang, Haryono (63) menunjukkan miniatur Candi Borobudur. Dengan antusias, dia lalu menjelaskan fakta-fakta unik tentang candi Buddha terbesar di dunia itu.

”Candi ini disusun dari sekitar 2 juta balok batu. Batu-batu itu dipasang seperti lego, tanpa semen ataupun lem,” ujarnya.

Ia pun menambahkan, Candi Borobudur memiliki ukuran 123 meter x 123 meter dengan tinggi 35 meter. Bentuk candi itu seperti piramida dengan sembilan tingkat. ”Bagian paling atas candi ini melambangkan nirwana atau surga,” tutur pemandu wisata di Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu.

Rabu (25/10/2023) siang itu, Haryono sedang memandu sejumlah wisatawan yang hendak naik ke bangunan Candi Borobudur. Sebelum mengajak para pelancong itu naik ke candi, dia memberi penjelasan awal tentang Borobudur, baik dari sisi fisik maupun filosofis.

”Di dalam candi tidak ada ruangan. Jadi, orang tidak masuk ke candi, tapi naik dari lantai ke lantai. Kalau Anda berkeliling dari lantai satu sampai sembilan, itu jaraknya kurang lebih 3,5 kilometer. Sama seperti jarak perjalanan ritual Buddha yang dilakukan saat Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur,” kata pria yang sudah 20 tahun menjadi pemandu wisata di Candi Borobudur itu.

Pemandu wisata menyampaikan penjelasan kepada wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pemandu wisata menyampaikan penjelasan kepada wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023).

Sesudah menyampaikan penjelasan itu, Haryono mengajak para wisatawan naik ke bangunan candi. Di sela-sela perjalanan itu, dia juga mempersilakan para wisatawan berfoto di lokasi yang menarik. Selain itu, ia berkali-kali memberi semangat kepada pengunjung yang tampak kelelahan saat menapaki tangga naik ke candi.

”Di sini, kita dilatih bersabar. Meskipun panas, ini tidak jadi rintangan buat kita untuk naik ke Candi Borobudur,” ucap Haryono.

Baca juga: Tinggi, Kunjungan Wisatawan ke Bangunan Candi Borobudur

Seperti terlihat dari pengalaman panjang Haryono, kehadiran pemandu wisata di Candi Borobudur sebenarnya bukan hal baru. Namun, selama beberapa waktu terakhir, eksistensi para pemandu itu menjadi kian penting. Sebab, saat ini, wisatawan yang ingin naik ke bangunan Candi Borobudur harus didampingi oleh pemandu wisata agar mereka lebih memahami situs warisan dunia itu.

Kebijakan itu diberlakukan setelah pemerintah menetapkan pembatasan jumlah wisatawan yang boleh naik ke Candi Borobudur. General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, jumlah orang yang berkunjung ke bangunan candi itu dibatasi 1.200 orang per hari. Keputusan itu diambil untuk menjaga kelestarian batuan Candi Borobudur.

Petugas Balai Konservasi Borobudur bersiap menyemprotkan minyak atsiri pada Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (22/6/2022). Selama sepekan, minyak atsiri disemprotkan ke batuan di Candi Borobudur untuk menghilangkan lumut, kerak, dan jamur.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Petugas Balai Konservasi Borobudur bersiap menyemprotkan minyak atsiri pada Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (22/6/2022). Selama sepekan, minyak atsiri disemprotkan ke batuan di Candi Borobudur untuk menghilangkan lumut, kerak, dan jamur.

Berdasarkan kajian Museum dan Cagar Budaya Warisan Dunia Borobudur (dulu Balai Konservasi Borobudur), batuan Candi Borobudur memang telah mengalami keausan. Bahkan, di sejumlah titik ada permukaan batuan candi yang cekung karena tergerus hingga 5 sentimeter dari kondisi awal (Kompas, 4/7/2022).

Salah satu faktor yang dinilai menyebabkan keausan itu adalah jumlah pengunjung yang tak terkendali. Kondisi itulah yang membuat pemerintah memutuskan membatasi jumlah pengunjung yang naik ke Candi Borobudur.

Empat pilar

Jamaludin memaparkan, kegiatan wisata di Candi Borobudur didasarkan pada empat pilar, yaitu konservasi atau pelestarian, spiritual, edukasi, dan komersial. ”Skema pembatasan pengunjung ini juga dalam rangka mengimplementasikan pilar konservasi,” katanya.

Iklan

Setelah pembatasan itu, kunjungan ke bangunan Candi Borobudur dibagi menjadi delapan sesi dalam sehari. Adapun jumlah pengunjung per sesi maksimal 150 orang. Agar pembatasan itu bisa efektif, pengunjung harus mendaftar secara daring.

”Yang tadinya manual beli di loket, sekarang beli online. Ini akan terpantau oleh sistem,” tuturnya.

Baca juga: Borobudur Jadi Destinasi Wisata Religi, Potensi Kunjungan 2 Juta Orang Per Tahun

Wisatawan menaiki tangga di bangunan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Wisatawan menaiki tangga di bangunan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023).

Pembelian tiket secara daring itu bisa dilakukan melalui laman http://ticketcandi.borobudurpark.com. Di laman itu ada pilihan untuk wisatawan domestik dan turis mancanegara. Selain itu, ada dua pilihan tiket yang bisa dibeli, yakni tiket masuk ke pelataran candi dan tiket untuk naik ke bangunan candi.

Bagi wisatawan mancanegara, harga tiket ke pelataran candi Rp 375.000 untuk dewasa dan Rp 225.000 untuk anak. Adapun harga tiket naik ke candi bagi turis asing Rp 455.000 (dewasa) dan Rp 305.000 (anak).

Baca juga: Musim Liburan Sekolah, Kunjungan ke Candi Borobudur Meningkat

Sementara harga tiket untuk wisatawan domestik yang berkunjung ke pelataran candi Rp 50.000 (dewasa) dan Rp 25.000 (anak). Jika ingin naik ke candi, tiketnya Rp 120.000 (dewasa) dan Rp 75.000 (anak).

Dalam proses pemesanan tiket secara daring, pengunjung bisa memilih waktu kunjungan hingga seminggu ke depan. Selain tanggal, jam kunjungan juga bisa dipilih. Setiap hari terdapat delapan sesi kunjungan naik ke Candi Borobudur dengan durasi 1 jam, yakni pukul 08.30 hingga 15.30.

Wisatawan mengenakan sandal upanat saat berkunjung ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Wisatawan mengenakan sandal upanat saat berkunjung ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023).

Wisatawan pun disarankan datang lebih awal agar memiliki waktu longgar guna mencetak gelang tiket serta menukarkan kupon untuk mengambil sandal upanat yang disediakan pihak pengelola.

Sandal upanat merupakan alas kaki khusus yang wajib digunakan oleh wisatawan yang ingin naik ke Candi Borobudur. Tujuan pemakaian alas kaki itu adalah untuk meminimalkan keausan batuan candi.

Skema pembatasan pengunjung ini juga dalam rangka mengimplementasikan pilar konservasi.

Taman Wisata Candi Borobudur mencatat, pada periode Maret-September 2023 terdapat 104.551 wisatawan mancanegara yang naik ke Candi Borobudur dan 74.423 wisatawan domestik. Dengan demikian, total pelancong yang naik ke candi pada periode itu mencapai 178.974 orang.

Sejumlah wisatawan pun menyambut baik aturan baru terkait kunjungan ke Candi Borobudur. Rimbun Nia (57), wisatawan dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mengaku senang mengikuti kunjungan ke bangunan Candi Borobudur. Dia menyebut, kunjungan itu dikemas secara rapi.

Wisatawan berkunjung ke bangunan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Wisatawan berkunjung ke bangunan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/10/2023).

Jumlah peserta tur juga tak terlalu banyak sehingga tiap-tiap pengunjung bisa menyimak penjelasan pemandu dengan baik. Dengan kondisi itu, tiap pengunjung juga dapat menikmati keagungan Candi Borobudur dengan lebih intim. Nia juga menilai, pembelian tiket secara daring relatif mudah dilakukan.

”Saya sudah dua kali ke Candi Borobudur. Sekarang sudah banyak perubahan dan kemajuan. Kunjungan ini sangat berkesan bagi kami dari Kalteng,” kata Nia.

Hal senada disampaikan Bayu Indrawan (33), wisatawan dari Binjai, Sumatera Utara, yang datang bersama istri dan putrinya yang baru berusia dua tahun. Meski harus menggendong buah hatinya saat naik ke candi, Bayu mengaku senang dengan kunjungan itu. ”Luar biasa. Capek, tapi senang dan puas,” tutur Bayu sambil bercucuran keringat.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000