Tinggi, Kunjungan Wisatawan ke Bangunan Candi Borobudur
Minat pengunjung berwisata di bangunan Candi Borobudur tinggi, Mereka rela menunggu untuk membeli tiket kunjungan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sekalipun ada pemberlakuan kuota, minat masyarakat untuk berkunjung ke struktur bangunan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tetap tinggi. Selain karena kerinduan untuk datang dan kembali melihat bangunan candi, antuasiasme datang dari wisatawan yang baru pertama kali datang ke Candi Borobudur.
Tingginya antusiame pengunjung terlihat dari panjangnya antrean pembayaran tiket kunjungan ke candi. Dalam satu rangkaian antrean bisa terdiri dari 40-50 orang.
Haryanto (55), pengunjung dari Surabaya, mengatakan, dia dan keluarga ingin datang ke bangunan candi, untuk mengobat kerinduannya pada situs tersebut.
”Kunjungan terakhir ke candi bersama keluarga, sudah kami lakukan sekitar 15 tahun lalu,” ujarnya, Minggu (23/4/2023).
Saat dia datang pada pukul 11.00, pembayaran tiket kunjungan baru bisa dilakukan pada pukul 12.00. Namun, karena memang ingin naik ke bangunan candi, dia pun tidak keberatan menunggu.
Hal serupa juga dirasakan oleh Halim (60), pengunjung asal Medan. Dia terakhir kali datang berjalan-jalan ke candi sekitar 20 tahun silam.
Sempat naik berkunjung ke pelataran candi, dia pun akhirnya kecewa karena ternyata harus kembali turun untuk membeli tiket kunjungan ke bangunan candi di loket.
Kendati demikian, hal itu tetap tidak menyurutkan niat mereka berkunjung.
”Dari 10 orang dalam rombongan keluarga saya, tetap ada lima orang yang ingin naik ke candi,” ujarnya. Dia pun kemudian berinisiatif turun ke loket untuk membeli tiket.
Sementara itu, Dean, wisatawan dari Palembang, berkukuh tetap ingin naik ke candi karena ini menjadi kunjungan pertama ke Taman Wisata Candi Borobudur.
”Kami tidak keberatan menunggu karena kami benar-benar ingin melihat-lihat Candi Borobudur untuk pertama kalinya,” ujarnya. Dalam kunjungan kali ini, dia mengajak empat anggota keluarganya.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, agar kunjungan tetap terkendali, jam pembelian diatur, dan hanya dibuka di jam-jam tertentu, sebanyak delapan sesi per hari.
Tingginya tingkat kunjungan ke bangunan candi mulai terjadi pada Sabtu (22/4/2023). Keramaian wisatawan pada Sabtu membuat pihaknya menerima pengunjung ke bangunan candi sebanyak 1.217 orang, sedikit melebihi kuota pengunjung yang ditetapkan sebanyak 1.200 orang per hari. Padahal, pada hari-hari sebelumnya, rata-rata kunjungan ke bangunan candi, masih di bawah 1.000 orang per hari.
Hal itu terpaksa dilakukan mengikuti situasi di lapangan karena kebanyakan pengunjung adalah rombongan keluarga.
”Ketika misalnya kuota hanya tinggal tersisa untuk tiga orang sementara kita menghadapi lima pengunjung dari satu keluarga yang ingin masuk, maka tidak mungkin kita menerima tiga orang saja dan menolak dua orang lainnya,” ujarnya.
Jumlah pengunjung ke bangunan candi sebanyak 1.217 orang tersebut bahkan sudah tercapai pada Sabtu (22/4/2023) siang sekitar pukul 14.00. Seiring dengan kondisi tersebut, akses kunjungan ke candi, langsung ditutup.
Masih banyak rombongan yang terus berdatangan dan berminat berkunjung ke struktur Candi Borobudur.
Kendatipun, dua jam setelahnya, hingga jam kunjungan wisata ditutup pada pukul 17.00, masih banyak rombongan yang terus berdatangan, dan berminat berkunjung ke struktur Candi Borobudur.
Jamaludin mengatakan, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko sebenarnya membuka pemesanan tiket kunjungan ke bangunan candi secara daring. Namun, karena banyak wisatawan lebih banyak datang dan membeli tiket secara langsung, pihaknya pun tetap melayani pembelian tiket offline.
Pelayanan pembelian tiket secara langsung, menurut dia, juga tetap perlu dilakukan karena perilaku pengunjung yang masih sering kali berubah pikiran. Sejumlah wisatawan, misalnya, sempat membeli tiket kunjungan reguler ke halaman candi saja, dan tiba-tiba memutuskan untuk naik setelah melihat banyak orang yang naik ke candi.
”Karena sudah telanjur naik ke halaman dan tiba-tiba ingin naik ke candi, bahkan ada pengunjung yang kemudian menyuruh petugas kami untuk turun dan membantu membeli tiket serta mengambil sandal upanat di loket pintu utama candi,” ujarnya.
Seperti sempat diberitakan sebelumnya, untuk setiap pengunjung yang naik ke bangunan candi harus mengenakan sandal khusus upanat dan membayar tiket khusus sebesar Rp 150.000 per orang untuk wisatawan domestik dan Rp 500.000 per orang untuk wisatawan asing.