Uji Coba Kunjungan ke Candi Borobudur Diminati Wisatawan
Kajian lapangan atau uji coba kunjungan ke bangunan Candi Borobudur kembali dibuka pada 22 Maret hingga 14 April 2023. Uji coba ini diminati oleh kalangan wisatawan, terutama mereka yang baru melakukan kunjungan pertama.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Kajian lapangan atau uji coba kunjungan ke bangunan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kembali dibuka mulai Rabu (22/3/2023). Bersifat penawaran terbuka dengan beban tambahan biaya untuk jasa pemandu wisata dan fasilitas sandal khusus untuk naik ke candi, uji coba kunjungan ini tetap disambut antusias oleh kalangan wisatawan, terutama mereka yang baru melakukan kunjungan pertama kali.
Jon (45), salah seorang wisatawan asal Kendal, langsung memesan tiket kunjungan ke bangunan Candi Borobudur begitu tahu bahwa akses kunjungan sudah dibuka. Respons cepat meresevasi tiket muncul karena dia berencana menemani anggota keluarganya, asal Taiwan, yang ingin berwisata ke kawasan candi.
”Karena kunjungan ini adalah wisata pertama mereka ke Candi Borobudur, saya dan keluarga pun merasa wajib datang dan naik ke bangunan candi,” ujarnya, Rabu (22/3/2023).
Jon yang sejak kecil sudah berulang-ulang berwisata ke Candi Borobudur mengatakan, kunjungan kali ini juga terasa berbeda karena jumlah pengunjung dibatasi. Dengan kondisi keramaian wisatawan yang terkendali, dia dan keluarga merasa nyaman berjalan-jalan di atas bangunan candi.
Kenyamanan suasana tersebut dinilainya sepadan dengan tambahan biaya yang dikeluarkan dan membuatnya ingin kembali berkunjung.
”Libur Lebaran nanti mungkin kami akan kembali berwisata ke Candi Borobudur lagi,” ujarnya.
Felisia (40), pengunjung asal Melbourne, Australia, juga berkunjung ke Borobudur untuk kali pertama sekalipun ia lahir dan sempat melalui masa kecil di Jakarta.
Karena tidak tinggal di Indonesia dan sama sekali tidak mengetahui informasi terkait Candi Borobudur, dia sebelumnya kecewa karena pada Selasa (21/3/2023) belum bisa naik ke bangunan candi.
”Karena kunjungan ke bangunan candi baru dibuka pada hari ini (Rabu, 22/3/2023), saya pun bertekad harus berkunjung ke candi sekarang,” ujarnya. Terdorong keinginan melihat bangunan candi untuk pertama kali, dia pun tidak mempersoalkan tambahan biaya yang harus dibayar.
Pembukaan uji coba kunjungan ini juga mendorong Mini (78), wisatawan asal Tangerang, datang dan naik ke bangunan candi. Sekalipun sudah susah payah berjalan, dia tetap bersikeras datang, berkeliling di bangunan candi dengan dibantu cucunya.
”Ini adalah kunjungan pertama saya setelah 30 tahun lebih tidak melihat Candi Borobudur,” ujarnya.
Harga tiket untuk kunjungan hingga pelataran atau halaman Candi Borobudur tidak berubah sebesar Rp 50.000 per orang untuk wisatawan domestik dan 25 dollar AS untuk wisatawan mancanegara. Namun, bagi mereka yang ingin naik ke bangunan candi dikenai biaya tambahan, wisatawan domestik Rp 70.000 per orang dan wisatawan asing Rp 80.000 per orang.
General Manager Unit Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, ini adalah kajian lapangan kedua setelah sebelumnya dilakukan kajian pada 1-15 Maret 2023. Sesuai dengan izin yang didapatkan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, kajian lapangan atau uji coba kunjungan kali ini dilakukan mulai 22 Maret hingga 14 April.
Di hari pertama pembukaan uji coba, menurut dia, wisatawan cukup antusias melakukan reservasi dan berkunjung ke candi. ”Karena tingginya animo pengunjung dan demi menghindari terjadinya kerumunan, aliran pengunjung candi sempat kami hentikan beberapa saat,” ujarnya.
Sesuai dengan kesepakatan yang dibuat bersama Balai Konservasi Borobudur (BKB), jumlah pengunjung yang naik ke bangunan candi dibatasi 1.200 orang per hari. Jumlah pengunjung di bangunan candi harus dijaga maksimal 150 orang saja.
Hatta, salah seorang pemandu wisata, mengatakan, uji coba kunjungan ini memberikan tantangan tersendiri bagi pemandu wisata.
”Dengan pembatasan jumlah wisatawan, pengunjung pun berkesempatan berkonsentrasi menyimak cerita sejarah dari kami. Oleh karena itu, masa uji coba ini benar-benar memberi tantangan, bagaimana kami menyampaikan cerita sejarah yang benar-benar menarik, bisa diingat, dan dipahami dengan baik oleh wisatawan,” ujarnya.