Realisasi Investasi Pertama di IKN, Investor Bangun Hotel dengan Modal Rp 20 Triliun
Untuk pertama kalinya, investasi di IKN terealisasi. Pengusaha yang tergabung dalam Konsorsium Nusantara membangun hotel dengan modal Rp 20 triliun.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
NUSANTARA, KOMPAS — Kurang setahun menjelang Upacara Detik-detik Proklamasi di Ibu Kota Nusantara atau IKN, sejumlah investor sudah menunjukkan komitmen menanamkan modalnya. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking Hotel Nusantara oleh Presiden Joko Widodo.
Pembangunan hotel itu merupakan realisasi investasi pertama di IKN. Dalam sambutannya, Presiden mengatakan, Hotel Nusantara akan dibangun konsorsium perusahaan dengan modal Rp 20 Triliun. Modal itu akan digunakan untuk membangun hotel bintang 5 dengan kapasitas 400 kamar. Hotel mewah itu akan dibangun bertahap di lahan seluas 1,8 hektar.
Investor yang tergabung dalam Konsorsium Nusantara itu terdiri dari Grup Agung Sedayu, Indofood, Sinar Mas, Pulau Intan, Adaro, Barito Pasifik, Alfamart, Astra, Mulia Grup, dan Kawan Lama Grup. Presiden mengatakan, seluruh anggota Konsorsium Nusantara itu terdiri dari investor dalam negeri.
Menurut Presiden, sebelumnya sejumlah investor dari luar negeri menyatakan tertarik menanamkan modalnya di IKN. Beberapa di antara mereka sudah berkunjung dan menemui langsung Presiden. Namun, kata Presiden, ia ingin mendahulukan para pengusaha dalam negeri.
”Tapi jangan dari sana (investor luar negeri) dulu, investor di dalam negeri harus didahulukan,” kata Jokowi, Kamis (21/9/2023), di area peletakan batu pertama Hotel Nusantara di IKN.
Pernyataan itu disambut gelak tawa dan tepuk tangan para tamu undangan. Selain perwakilan dari Konsorsium Nusantara, kegiatan itu juga dihadiri Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dan Kepala Otorita IKN Bambang Susantono. Ada juga Gubernur Kaltim Isran Noor dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Dengan konsorsium ini, Presiden menyatakan, akan memberi rasa percaya diri pada Nusantara bahwa IKN diminati para pengusaha. Hal ini diharapkan bisa memberi hasil positif kepada para calon investor lain untuk menanamkan modal membangun IKN.
Sebab, para investor yang sudah menanamkan modalnya tentu sudah berhitung dan yakin IKN bisa menguntungkan dunia usaha. Presiden meyakini bahwa dimulainya pembangunan Hotel Nusantara ini bakal menarik investor lain masuk dan turut membangun IKN.
Pusat pertumbuhan baru
Dalam kesempatan tersebut, Presiden kembali menekankan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN merupakan hal yang mesti dilakukan. Sebab, Pulau Jawa saat ini dihuni sekitar 56 persen penduduk Indonesia. Selain itu, Jawa, terutama Jakarta, menjadi magnet bagi manusia dari seluruh penjuru negeri.
Hal itu membuat struktur ekonomi Indonesia secara spasial masih terkonsentrasi di Jawa. Produk domestik regional bruto (PDRB) Pulau Jawa pada 2022 mendominasi dibandingkan pulau lain, yakni 56,48 persen. Pulau-pulau lain jauh di bawah itu, tidak sampai 10 persen.
Untuk itu, kata Presiden, pusat pertumbuhan ekonomi baru perlu dibangun guna memeratakan PDRB pulau-pulau lain. Selain itu, untuk pemerataan penduduk. IKN di Kalimantan Timur yang berada di tengah-tengah Indonesia diharapkan menjadi solusi dari masalah itu.
Pembangunan Hotel Nusantara merupakan realisasi investasi pertama di IKN. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, sudah membentuk tim dengan Otorita IKN untuk menarik para investor tiga bulan terakhir. Tim tersebut menawarkan sejumlah insentif agar para investor benar-benar tertarik menanamkan modal di IKN.
Pembangunan hotel bintang lima ini, kata Bahlil, akan dikebut dan ditargetkan rampung sebelum upacara 17 Agustus 2024 di IKN. Menurut rencana, kegiatan itu akan dipimpin Presiden Jokowi.
”Jadi, hotel bintang lima itu biasanya 18 bulan (pembangunan). Saya bilang (ke konsorsium), 18 bulan itu biasa-biasa. Saya bilang, Juli (2024) harus selesai hotel bintang lima di IKN. Alhamdulillah bisa dilakukan,” kata Bahlil kepada Presiden dalam sambutannya.
Selain itu, Bahlil bertekad mempercepat realisasi investasi di IKN. Salah satu caranya, katanya, jika ada sebuah wilayah di IKN yang sudah dikapling calon investor, tetapi tak kunjung ada realisasi investasi, itu bisa diambil alih oleh Konsorsium Nusantara.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan, Konsorsium Nusantara tidak saja tertarik menanamkan modal dalam bentuk hunian hotel, pusat perbelanjaan, dan perkantoran. Mereka juga bakal membangun sarana dan prasarana yang bisa dinikmati warga di IKN kelak.
”Seperti kebun botani (botanical garden), taman warga, dan ruang terbuka hijau yang akan menjadikan IKN sebagai kota yang menarik dan nyaman ditinggali warganya,” kata Bambang.
Tahun ini, sejumlah investor lain di luar Konsorsium Nusantara juga akan mulai menanamkan modalnya di IKN. Bambang menyebutkan, pada November 2023 ini akan ada peletakan batu pertama tahap kedua. Hal itu akan dilakukan oleh Rumah Sakit Hermina, Vasanta, Pakuwon Group, Jakarta International School, Jambuluwuk, Yayasan Arsari, dan Bank Indonesia.
Di luar investasi, Otorita IKN juga bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk mewujudkan IKN sebagai kota layak huni dan ramah lingkungan. Terbaru, kata Bambang, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Stanford Doer. Kerja sama dengan para ilmuwan Stanford University itu untuk riset di bidang keberlanjutan.
Pembangunan IKN yang dimulai tahun 2022 ini ditargetkan sudah bisa digunakan Otorita IKN untuk melanjutkan program pembangunan yang akan berjalan hingga 2045. Hingga 2024, ditargetkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan sudah rampung, yakni Istana Presiden, gedung kementerian, rumah menteri, bendungan, dan jalan tol.