Kasus Warga Tewas Tertembak di Gunungkidul, Briptu MK Ditahan
Seorang anggota kepolisian, Briptu MK, ditahan terkait kasus tertembaknya seorang warga di Gunungkidul. Senjata yang dibawa Briptu MK dalam insiden itu juga telah disita.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
WONOSARI, KOMPAS - Seorang anggota kepolisian, Brigadir Satu (Briptu) MK, ditahan terkait kasus tertembaknya seorang warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (14/5/2023) malam. Insiden yang menewaskan korban bernama Aldi Apriyanto (19) itu juga menjadi bahan evaluasi terkait prosedur pengamanan kegiatan.
"Briptu MK sudah ditahan di Polda DIY dari semalam," kata Kepala Kepolisian Resor Gunungkidul, Ajun Komisaris Besar Edy Bagus Sumantri, setelah mengikuti pemakaman Aldi di Dusun Wuni, Desa Nglindur, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, Senin (15/5/2023).
Sebelumnya diberitakan, seorang warga bernama Aldi Apriyanto (19) tewas karena diduga tertembak senapan yang dibawa seorang anggota kepolisian, Minggu malam. Peristiwa itu terjadi saat pentas hiburan campursari dalam rangka kegiatan bersih telaga di Dusun Wuni.
Saat itu, sempat terjadi kericuhan di antara penonton pentas campursari tersebut. Setelah itu, tiba-tiba terdengar suara letusan tembakan dari senjata api yang dibawa oleh Briptu MK. Tembakan itu ternyata mengenai punggung Aldi. Padahal, saat itu, Aldi disebut tidak terlibat dalam kericuhan tersebut.
Edy memaparkan, Briptu MK merupakan polisi yang bertugas di Kepolisian Sektor (Polsek) Girisubo. Dia menambahkan, setelah kejadian itu, seluruh proses pemeriksaan dilakukan oleh Polda DIY. Khusus untuk pemeriksaan internal, hal itu dilakukan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda DIY.
Edy juga menuturkan, senjata yang digunakan dalam insiden itu telah disita aparat kepolisian. Namun, ia tak mengetahui apakah senjata tersebut dalam keadaan terisi atau tidak.
Edy pun menyerahkan proses pemeriksaan kepada para penyidik. Namun, dia menyebut, prosedur penggunaan senjata juga akan dievaluasi setelah setelah insiden tersebut.
"Biar pemeriksaan dari Polda DIY saja. Nanti akan dievaluasi terkait kegiatan (pengamanan) tersebut," kata Edy.
Dalam kesempatan sebelumnya, Kepala Dusun Wuni, David Nurvianto, membenarkan adanya seorang warga yang meninggal dalam peristiwa itu. "Entah disengaja atau tidak, dari pihak kepolisian ada salah satu oknum yang membawa senjata laras panjang. Pelatuknya tertarik sehingga terkena warga saya sampai meninggal dunia," tuturnya.
David mengatakan, insiden itu terjadi di sela-sela hiburan musik campursari yang diselenggarakan dalam rangka merti telaga atau bersih telaga di dusun setempat. Acara hiburan itu sekaligus dijadikan momen temu kangen karang taruna dusun tersebut. Kebetulan banyak pemuda desa yang sedang pulang kampung dari perantauannya.
Acara hiburan itu digelar pada Minggu kemarin mulai sekitar pukul 20.30. David mengakui, sempat terjadi kericuhan di kerumunan penonton ketika acara berlangsung selama lebih kurang 1,5 jam. Setelah kericuhan terjadi, tiba-tiba saja terdengar suara tembakan.
Ternyata, tembakan itu mengenai punggung Aldi yang juga merupakan panitia acara tersebut. Setelah kejadian itu, panitia pun langsung membubarkan acara.
"Posisinya korban duduk di panggung bagian depan. Terus, polisi ini kelihatan entah mau turun atau bagaimana, pelatuknya tertarik dan mengenai korban. Sebenarnya, waktu itu keadaan sudah mulai kondusif. Acara juga akan dimulai lagi," kata David.
Aldi sempat dibawa ke puskesmas dan rumah sakit, tetapi kondisinya tak bisa diselamatkan lagi. David menyatakan, masyarakat akan terus mengawal proses hukum kasus tersebut hingga tuntas. Warga juga sangat menyayangkan terjadinya insiden itu.
Apalagi, korban tidak memicu kericuhan. Bahkan, korban hanya duduk di panggung mengingat urusan keamanan sudah diserahkan ke aparat kepolisian.
"Warga cuma meminta supaya ada keadilan. Keadilan harus ditegakkan. Soalnya, korban ini tidak berbuat apa-apa. Dia hanya duduk tetapi terkena peluru," ungkap David.
Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Polda DIY Ajun Komisaris Besar Verena Sri Wahyuningsih menyebut, peristiwa itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 23.00. Sebelumnya, pada pukul 22.30, terjadi kericuhan di antara penonton pentas campursari tersebut.
"Sekitar pukul 23.00 WIB, terdengar ledakan senjata api yang disandang (dibawa) oleh Briptu MK yang mengenai Saudara Aldi Apriyanto sehingga menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia," ungkap Verena.
Verena menambahkan, penyelidikan terkait kasus tersebut ditangani oleh Polda DIY. "Untuk saat ini, kasus ditangani oleh Polda DIY, baik itu penegakan hukum secara internal maupun pidana umum," tutur dia.
Posisinya korban duduk di panggung bagian depan. Terus, polisi ini kelihatan entah mau turun atau bagaimana, pelatuknya tertarik dan mengenai korban