Warga Gunungkidul Tewas Diduga Tertembak Polisi Saat Acara Campursari
Seorang warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tewas karena diduga tertembak senapan seorang anggota kepolisian, Minggu (14/5/2023) malam. Peristiwa itu terjadi saat pentas hiburan campursari.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO, HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
WONOSARI, KOMPAS - Seorang warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tewas karena diduga tertembak senapan yang dibawa seorang anggota kepolisian, Minggu (14/5/2023) malam. Peristiwa itu terjadi saat pentas hiburan campursari dalam rangka kegiatan bersih telaga.
Peristiwa itu terjadi di Dusun Wuni, Desa Nglindur, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul. Korban tewas bernama Aldi Apriyanto (19) yang juga merupakan warga dari dusun tersebut.
"Entah disengaja atau tidak, dari pihak kepolisian ada salah satu oknum yang membawa senjata laras panjang. Pelatuknya tertarik sehingga terkena warga saya sampai meninggal dunia," kata Kepala Dusun Wuni, David Nurvianto, saat ditemui di rumah duka, Senin (15/5/2023).
David menyampaikan, insiden itu terjadi di sela-sela hiburan musik campursari yang diselenggarakan dalam rangka merti telaga atau bersih telaga dari dusun setempat. Acara hiburan itu sekaligus dijadikan momen temu kangen karang taruna dusun tersebut. Kebetulan banyak pemuda desa yang sedang pulang kampung dari perantauannya.
Acara hiburan itu digelar pada Minggu kemarin mulai sekitar pukul 20.30. David mengakui, sempat terjadi kericuhan di kerumunan penonton ketika acara berlangsung selama lebih kurang 1,5 jam. Setelah kericuhan terjadi, tiba-tiba saja terdengar suara tembakan.
Ternyata, tembakan itu mengenai punggung Aldi yang juga merupakan panitia acara tersebut. Setelah kejadian itu, panitia pun langsung membubarkan acara.
"Posisinya korban duduk di panggung bagian depan. Terus, polisi ini kelihatan entah mau turun atau bagaimana, pelatuknya tertarik dan mengenai korban. Sebenarnya, waktu itu keadaan sudah mulai kondusif. Acara juga akan dimulai lagi," kata David.
David mengungkapkan, korban seketika tak sadarkan diri setelah terkena tembakan itu. Segenap warga yang hadir langsung mengarahkan perhatian kepada korban. Bersama beberapa warga lainnya, David lalu membawa korban ke Puskesmas Girisubo. Setelah itu, korban coba dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari, tetapi nyawanya sudah tidak tertolong lagi.
Di sisi lain, ungkap David, ada sebagian warga lainnya yang menanyakan kepada aparat kepolisian mengapa peristiwa itu bisa terjadi. Mereka meminta pertanggungjawaban polisi atas insiden tersebut. Sejumlah panitia juga sempat mengamankan anggota kepolisian yang diduga membawa senapan itu.
"Polisi ini kita amankan sama panitia ke rumah salah satu warga. Saya sendiri ikut ke rumah sakit. Saya balik, polisinya tadi katanya sudah diamankan sama teman-temannya menyerahkan diri ke Polres (Gunungkidul)," kata David.
David menyatakan, masyarakat akan terus mengawal proses hukum kasus tersebut hingga tuntas. Warga juga sangat menyayangkan terjadinya insiden itu. Terlebih, korban tidak memicu kericuhan. Bahkan, korban hanya duduk di panggung mengingat urusan keamanan sudah diserahkan ke aparat kepolisian.
"Warga cuma meminta supaya ada keadilan. Keadilan harus ditegakkan. Soalnya, korban ini tidak berbuat apa-apa. Dia hanya duduk tetapi terkena peluru," kata David.
Hal serupa diungkapkan oleh sepupu korban, Totok Wahyudi (33). Ia menilai, peristiwa itu terjadi karena kelalaian anggota kepolisian. Oleh karena itu, pihak keluarga meminta agar pelaku bisa dikenakan hukuman setimpal atas perbuatannya.
Selain itu, Totok juga menyayangkan cara bertindak aparat kepolisian yang membawa senjata berpeluru untuk mengamankan acara di tingkat kampung.
"Kalau dilihat itu jelas kelalaian. Mungkin itu sekelas event (kecil) seperti itu kok pake senapan laras panjang dan menyebabkan hilangnya nyawa? Jelas itu sebuah kelalaian," kata Totok.
Keadilan harus ditegakkan. Soalnya, korban ini tidak berbuat apa-apa. Dia hanya duduk tetapi terkena peluru
Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Polda DIY Ajun Komisaris Besar Verena Sri Wahyuningsih mengatakan, pentas musik yang berujung kejadian warga tertembak itu dimulai pada Minggu pukul 20.30. Setelah itu, pada pukul 22.30, terjadi keributan di antara penonton dalam acara tersebut.
Sekitar setengah jam kemudian, kata Verena, terdengar suara letusan senjata api yang dibawa oleh seorang anggota kepolisian, yakni Briptu MK. Tembakan dari senjata api itulah yang mengenai Aldi.
"Sekitar pukul 23.00 WIB, terdengar ledakan senjata api yang disandang (dibawa) oleh Briptu MK yang mengenai Saudara Aldi Apriyanto sehingga menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia," ungkap Verena dalam keterangan melalui rekaman video.
Verena menyebut, penyelidikan terkait kasus tersebut ditangani oleh Polda DIY. "Untuk saat ini, kasus ditangani oleh Polda DIY, baik itu penegakan hukum secara internal maupun pidana umum," tutur dia.