Balikpapan, Penyangga IKN Nusantara dan Bahaya yang Mengikutinya
Pembangunan dan geliat ekonomi Balikpapan diprediksi akan terus meningkat seiring pembangunan IKN. Kendati demikian, masifnya pembangunan perlu juga diiringi dengan tata kota dan mitigasi bencana baru.
Oleh
SUCIPTO
·6 menit baca
Seiring pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur, Kota Balikpapan merupakan salah satu daerah yang mendapatkan manfaat sejak awal. Pembangunan dan geliat ekonomi Balikpapan diprediksi akan terus meningkat. Kendati demikian, masifnya pembangunan perlu juga diiringi dengan tata kota dan mitigasi bencana baru.
Titik mula pembangunan IKN berada di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara. Kendati lokasi itu berjarak sekitar 100 kilometer dari Kota Balikpapan, orang-orang dari luar pulau perlu transit di Kota Balikpapan melalui jalur udara atau jalur laut untuk menuju IKN. Sejumlah pertemuan yang membahas IKN pun banyak dilakukan di Balikpapan. Bahkan, selagi pembangunan awal berjalan, Otorita IKN pun berkantor sementara di Kota Balikpapan.
Dalam pembangunan IKN selama 15-20 tahun ke depan, Kota Balikpapan diprediksi akan banyak berubah lantaran banyaknya pembangunan untuk menunjang mobilitas menuju IKN. Selain itu, pembangunan di Kota Balikpapan juga disinyalir terus meningkat di sektor perumahan seiring meningkatnya penduduk dari luar daerah yang merapat ke sekitar IKN.
Laiknya permasalahan di kota-kota lain, masifnya pembangunan dan permukiman biasanya diiringi masalah baru. Salah satunya bencana yang melingkupi kebakaran permukiman, banjir, dan longsor. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, ketiga bencana itu merupakan yang paling sering terjadi dan punya banyak korban selama lima tahun terakhir.
Pada 2020, misalnya, banjir terjadi 149 kali dengan jumlah 78 keluarga terdampak. Total kerugian mencapai Rp 390 juta. Pada 2022, jumlah warga terdampak meningkat menjadi 312 rumah terendam dengan total 1.012 jiwa terdampak. Selain anomali cuaca, yakni curah hujan yang tinggi, terdapat faktor lain yang menyebabkan banjir terus berulang dan bertambahnya korban terdampak.
Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Ariyaningsih dan Achmad Ghozali menganalisis penyebab banjir tersebut. Mereka menerbitkan artikel ilmiah berjudul ”Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Terjadinya Banjir di DAS Ampal/Klandasan Besar dan Kesesuaian Program dengan Faktor Penanganannya” dalam Jurnal Penataan Ruang Vol 15 No 2 Tahun 2020.
Mereka menyebut, banjir yang terjadi di Balikpapan bermuara di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Ampal. Dari analisis yang mereka lakukan, terdapat 22 faktor yang mempengaruhi banjir di DAS Ampal. Beberapa di antaranya kapasitas drainase, tata guna lahan, pemeliharaan bendali, dan sistem pengendalian banjir. Mereka menyebut, Pemkot Balikpapan sudah melakukan sejumlah langkah, yakni berupa pengerukan sedimen, evaluasi perizinan penggunaan lahan, dan pelebaran drainase.
”Namun, program tersebut belum dapat menangani banjir di DAS Ampal,” kata mereka.
Sejak September 2022, Pemkot Balikpapan memulai proyek pengendalian banjir di enam titik DAS Ampal. Proyek itu masih berjalan sampai akhir 2023. Untuk mengantisipasi titik baru banjir, Pemkot Balikpapan saat ini memperketat izin dan pengawasan pembangunan permukiman baru.
Sebab, dari analisis Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Balikpapan, bendungan pengendali (bendali) yang dibangun oleh pengembang perumahan tak berfungsi dalam mengantisipasi banjir. Padahal, dalam Pasal 5 Ayat (2) huruf e Perda Kota Balikpapan Nomor 5 Tahun 2013 tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas pada Kawasan Perumahan, pengembang perumahan diwajibkan membangun 4 persen dari 40 persen yang tergambar dalam rencana tapak prasarana, sarana, dan utilitas untuk bendali.
”Selain memfungsikan dan memperbaiki bendali (bendungan pengendali) yang eksis, saat ini setiap ada izin dari pengembang perumahan besar, mereka harus membangun bendali yang sesuai spesifikasi,” kata Kepala Disperkim Muhammad Noor saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/5/2023).
Ia menyadari, seiring dengan pembangunan IKN, pembangunan permukiman di Balikpapan akan meningkat. Sebab, Kota Balikpapan adalah wilayah dengan fasilitas paling lengkap yang terdekat dengan IKN. Setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan IKN ditetapkan di Kaltim, terdapat 18 rencana tapak perumahan yang telah dikeluarkan Pemkot Balikpapan. Kendati jumlahnya belum ada lonjakan, kata Noor, pihaknya akan lebih memperketat pengawasan, khususnya mengenai drainase dan bendali.
Bendungan pengendali yang ideal, kata Noor, bisa menampung air sementara agar tidak langsung mengalir ke sungai saat hujan lebat. Agar sungai tak meluap, pintu air bendungan pengendali dibuka bergiliran dengan bendungan pengendali lain. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan para pengembang dan BPBD untuk membuat sistem komunikasi dalam membuka dan menutup pintu air bendali tersebut.
Saat ini, setiap ada izin dari pengembang perumahan besar, mereka harus membangun bendali yang sesuai spesifikasi.
Salah satu wilayah yang langganan terendam banjir adalah Gang Beller yang menyambung dengan Jalan MT Haryono. Ucok (41), pedagang baju di Jalan MT Haryono, mengatakan, ratusan barang dagangannya basah terendam air saat banjir pada pertengahan Maret 2022. Baju dagangannya itu kotor dan tak bisa terjual. Selain memperbaiki DAS Ampal, ia berharap pemerintah membuat sistem peringatan dini banjir.
”Kerugian sekitar Rp 100 juta. Ada yang bisa dijual, sih, tetapi harganya turun drastis dan kami harus mencucinya,” katanya.
Tanah longsor dan kebakaran
Untuk kejadian tanah longsor, BPBD Kota Balikpapan sudah berkoordinasi dengan pemerintah di tingkat kelurahan dan kecamatan dalam pemetaan daerah rawan longsor. Mereka juga mengklaim sudah memasang plang peringatan di daerah-daerah tersebut. Sebab, dalam tiga tahun terakhir bencana tanah longsor terus terjadi dengan angka di atas 30 kejadian sejak 2020.
Kepala BPBD Kota Balikpapan Usman Ali mengatakan, longsor kerap terjadi lantaran Balikpapan memiliki kontur lahan yang berbukit-bukit. Akibatnya, rumah, kebun, dan bangunan di sekitarnya kerap dilanda longsor lantaran lereng sudah gundul.
”Data pemetaan dan papan peringatan yang sudah kami pasang itu bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan saat ada pembangunan di daerah tersebut,” ujar Usman.
Selain dua bencana di atas, kebakaran permukiman adalah insiden yang setiap tahun terjadi dengan kerugian dan warga terdampak yang banyak. Misalnya, pada 2021, sebanyak 1.079 jiwa menjadi korban kebakaran permukiman. Menurut catatan BPBD Balikpapan, kerugian ditaksir mencapai Rp 13,3 miliar, jumlah kerugian terbesar dibandingkan dengan angka kerugian dari bencana lain.
Pada Desember 2021, salah satu kebakaran terbesar terjadi di kawasan Gunung Polisi. Sedikitnya 300 jiwa terdampak dan 50 rumah hangus terbakar bersama barang-barang di dalamnya. Sunarti (40), salah satu warga terdampak, merasa kesulitan memadamkan api lantaran tak pernah mendapatkan pelatihan dalam menghadapi kebakaran.
Terkait hal tersebut, Usman mengatakan, pihaknya sudah berkolaborasi dengan Pemkot Balikpapan. Pemerintah setempat berupaya meningkatkan pengawasan agar pemukiman kumuh tak bertambah. Pengawasan terhadap permukiman baru pun akan diperketat seiring pembangunan IKN yang berjalan.
Usman menyatakan, pelatihan untuk memadamkan api pun diperluas kepada warga, khususnya di daerah padat permukiman. Koordinasi juga dilakukan dengan PDAM untuk memperbanyak hydrant di lokasi rawan kebakaran. Tujuannya, saat kebakaran terjadi, api bisa dicegah meluas dengan cepat karena akses air untuk pemadam bisa dijangkau lebih cepat.
”Mulai tahun ini, kami juga menambah armada dan proses pengajuan penambahan anggota serta pos bencana,” kata Usman.
Berkaca dari daerah perkotaan seperti Jakarta dan sekitarnya, Kota Balikpapan memang perlu memetakan potensi bencana baru seiring pembangunan IKN yang diprediksi bakal meningkatkan pembangunan dan menambah pendatang di kota ini. Jangan sampai persoalan banjir, tanah longsor, dan kebakaran di Jabodetabek menjadi bencana baru yang lebih besar di kota ini.