Dorong Lahirnya Wirausaha Baru untuk Atasi Pengangguran di Jateng
Upaya mengurangi pengangguran di kawasan perkotaan di Jawa Tengah dilakukan dengan sejumlah cara, termasuk mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha baru. Dengan cara ini, warga bisa memperoleh penghasilan secara mandiri.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Upaya mengurangi pengangguran di kawasan perkotaan di Jawa Tengah dilakukan dengan sejumlah cara, termasuk mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha baru. Dengan cara ini, warga bisa memperoleh penghasilan secara mandiri tanpa harus menunggu lowongan kerja dari pihak lain.
”Salah satu solusi jitu untuk mengentaskan masalah pengangguran di daerah perkotaan adalah dengan mencetak wirausaha-wirausaha baru,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Sakina Rosellasari, Rabu (22/2/2023), di Kota Magelang, Jateng.
Menurut Sakina, di wilayah perkotaan, cukup jarang ada perusahaan atau pabrik yang bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Oleh karena itu, upaya mendorong kewirausahaan dinilai pas untuk mengurangi pengangguran di perkotaan.
Sakina menyebut, cara itu sudah dicoba dilakukan di Kota Surakarta dan Kota Magelang. Hasilnya, persentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) di dua kota tersebut berhasil turun sebesar 2,02 persen. Capaian itu merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan daerah lain.
Pada tahun 2022, TPT Jawa Tengah mencapai 5,57 persen, turun dibandingkan dengan kondisi sebelumnya yang mencapai 5,95 persen. Tahun ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah berupaya menargetkan TPT sebesar 5 persen.
Namun, Sakina menyebut, upaya penurunan TPT tidak mudah dilakukan. Apalagi, saat ini masih ada tiga daerah di Jateng yang tercatat memiliki angka TPT tinggi, yaitu Tegal, Cilacap, dan Brebes.
”TPT di daerah-daerah lainnya berkisar 2 persen hingga 8 persen, tetapi TPT di Tegal, Cilacap, dan Brebes masih mencapai lebih dari 9 persen,” ucapnya.
Sakina memaparkan, jumlah penganggur terbuka di Jateng saat ini terdata sekitar 1.080.000 orang. Untuk mengurangi angka pengangguran ini, dia menyebut, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng terus berupaya bekerja sama dengan dinas-dinas lain.
”Kolaborasi dan kerja sama untuk mengurangi angka pengangguran terus kami lakukan bersama dinas pendidikan, dinas perindustrian, hingga dinas penanaman modal dan pelayanan satu pintu,” ujarnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang Wawan Setiadi mengatakan, TPT Kota Magelang tahun 2022 tercatat mencapai 6,71 persen. Adapun jumlah penganggur sekitar 4.500 orang.
Menurut Wawan, upaya mendorong lahirnya wirausaha baru untuk mengatasi masalah pengangguran sudah dilakukan Pemerintah Kota Magelang sejak tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp 3,1 miliar.
Program tersebut berupa penyelenggaraan 11 jenis pelatihan gratis bagi warga Magelang. Dibuka dalam 42 kelas, pelatihan itu diikuti sekitar 600 orang.
Salah satu solusi jitu untuk mengentaskan masalah pengangguran di daerah perkotaan adalah dengan mencetak wirausaha-wirausaha baru.
Tahun ini, anggaran untuk program serupa ditambah menjadi Rp 4,7 miliar. Jumlah kelas dan jenis pelatihan juga akan ditambah. ”Dengan target mampu menyerap lebih banyak peserta, tahun ini, kami berencana membuka sedikitnya 50 kelas pelatihan,” kata Wawan.
Jenis pelatihan yang digelar ditentukan berdasarkan jenis usaha yang sedang tren dan prospektif. Pada tahun 2021-2022, ragam pelatihan yang ditawarkan, misalnya, adalah pelatihan membuat usaha spa bayi, pelatihan menjadi tukang cukur, dan pelatihan menjadi barista.