Menjelang Natal, Lima Desa di NTT Dapat Penerangan Listrik dari PLN
Jelang Natal tahun ini, PLN NTT mengalirkan listrik di lima desa terpencil di NTT. Listrik memudahkan hidup warga di kawasan terpencil itu.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
DOKUMEN HUMAS PLN
Petugas PLN NTT memeriksa sebuah gardu di Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang yang akan mengalirkan listrik menuju salah satu desa terpencil di wilayah itu.
KUPANG, KOMPAS — Jelang Natal 2022, sebanyak lima desa yang tersebar di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, mendapatkan penerangan listrik dari PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT. Kehadiran listrik di desa terpencil ini membantu masyarakat menikmati berbagai kemudahan dalam membangun ekonomi keluarga.
Desa yang dialiri di antaranya Desa Riung, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai. Penyalaan listrik di desa itu dilakukan 16 November 2022, sementara uji coba dilakukan 19 Oktober 2022. Pembangunan infrastruktur kelistrikan menuju desa itu cukup menantang petugas lapangan. Petugas PLN harus menempuh perjalanan 2 jam dengan jarak tempuh sekitar 56 kkilometer. Desa lainnya yakni Kalali di Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang; dan Desa Poto, Naitae serta Kuakau, di Kabupaten Manggarai.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Fintje Lumembang di Kupang, Rabu (7/12/2022), mengatakan, listrik menjadi kebutuhan yang sangat mendesak di era digitalisasi yang terus berkembang saat ini.
Untuk itu, PLN NTT terus berupaya menerangi seluruh wilayah, yang sampai hari ini belum mendapatkan aliran listrik secara memadai. Pembangunan listrik itu dilakukan secara bertahap.
”Menjelang Natal tahun ini, PLN menerangi lima desa dengan total kepala keluarga 2.344 unit. Lima desa itu tersebar di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Manggarai. Desa-desa itu masuk kategori desa terpencil dan sulit dijangkaui di wilayah itu. Berkat kerja keras dan tanpa kenal lelah petugas lapangan, semua itu akhirnya bisa teratasi,” kata Fintje.
DOKUMEN HUMAS PLN
Petugas PLN dengan penuh risiko memanjat tiang listrik belasan meter untuk memasang kelengkapan fasilitas kelistrikan guna mengalirkan listrik menuju desa terpencil di Desa Riung, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai Barat.
Guna menghadirkan listrik di lima desa itu, PLN mengalokasikan dana penyertaan modal negara senilai Rp 16,15 miliar. Dana tersebut antara lain digunakan untuk mengadakan infrastruktur kelistrikan berupa jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 37,09 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah 48,75 kms, dan 12 gardu dengan total kapasitas 600 kilovolt ampere (kVA).
Ia menegaskan, PLN terus berkomitmen membangun listrik di semua wilayah NTT. Terkait ini, PLN membutuhkan dukungan dan kerja sama dengan pemda, dan masyarakat. Terkait kawasan lahan yang akan dilalui jaringan PLN, PLN meminta dukungan masyarakat sehingga semua pekerjaan berlangsung aman dan lancar.
Listrik memacu masyarakat untuk terus berkreasi dan berinovasi.
Camat Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Kandidus Neno mengungkapkan rasa terima kasih kepada PLN yang telah menghadirkan listrik diwilayah itu. ”Ada desa yang sudah menikmati listrik, tetapi masih ada desa lain yang sedang dalam proses pembangunan. Kami berharap, sebelum Natal dan Tahun Baru ini, semua desa di wilayah ini sudah bisa menikmati listrik,” kata Neno.
Kendaraan truk membawa sarana dan prasarana kelistrikan untuk membangun jaringan listrik menuju desa-desa terpencil di NTT.
Kehadiran listrik menjelang Natal, sebagai hadiah terindah bagi masyarakat pedalaman Kabupaten Kupang yang selama ini masih tergantung dari genset, lilin, dan lampu teplok. Listrik memberi motivasi bagi masyarakat desa untuk merobah pola hidup dan pola pikir.
Usaha ekonomi produktif akan berjalan kapan saja. Mereka bisa menenun di malam hari, anak-anak belajar lebih leluasa, membuka usaha bengkel sepeda motor, usaha mebel, membuat kue, dan usaha produktif lain. ”Listrik memacu masyarakat untuk terus berkreasi dan berinovasi,” kata Neno.
Yohana Apuge (44), warga Desa Kalali, Kecamatan Fatuelu Barat, Kabupaten Kupang, mengatakan, kehadiran listrik di desa itu sangat membantu satu anggota keluarga tersebut. Selama ini mereka sangat kesulitan melakukan aktivitas di malam hari. Kehadiran listrik selama 24jam membuat dirinya bisa mengatur waktu untuk bekerja.
Petugas PLN melakukan uji coba jaringan listrik menuju desa Riung Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai, 19 Oktober 2022.
Selain itu, listrik bisa memberi kondisi yang lebih baik bagi kesehatan. ”Saat kami pakai lampu pelita, asap hitam yang keluar dari lampu pelita itu bertebaran di mana-mana, mengotori pakaian yang gantung di tali, dan membuat lubang hidung dipenuhi gumpalan arang hitam dari sisa asap lampu,” kata Apuge.
Anak-anak bisa belajar sampai larut malam. Apuge dan anggota keluarga lain bisa menonton saluran televisi di rumah sendiri, dan ia sendiri sudah mulai menenun malam hari. Ia juga bisa membuka kios di samping rumahnya itu sampai larut malam.
Ibu empat ini berencana membeli kulkas agar bisa berjualan es dan menyimpan hasil belanjaan dari pasar lebih lama seperti ikan segar, daging, dan jenis makanan lain. Musim kemarau anak-anak suka mengonsumsi es. Mereka bisa mengisi baterei ponsel di rumah, tidak lagi pergi ke desa tetangga, atau mendatangi rumah warga lain yang memiliki genset.
Lasarus Antobel (27), warga Desa Poto, Kabupaten Manggarai, menyampaikan kegembiraan atas kehadiran listrik di desa itu. Sekarang ia lebih betah menetap di desa itu setelah adanya lisrik. Sebelumnya, ia lebih memilih tinggal dengan pamannya di Ruteng, kota kabupaten, karena ada listrik sehingga bisa menonton televisi, terutama siaran olahraga.
DOKUMEN HUMAS PLN
Sebuah keluarga di Desa Mbueain Rote Ndao mulai menikmati siaran televisi setelah listrik hadir di desa itu, Jumat (23/9/2022).
Pada hajatan Piala Dunia 2022, masyarakat pedalaman pun bisa menonton siaran piala dunia itu. ”Sekarang ada Piala Dunia. Kami bisa menonton di rumah sendiri. Lebih seru dan lebih ramai. Kebaikan pemerintah mengadakan set box top system digital sehingga membantu kami bisa mengikuti perkembangan nasional, lokal NTT, dan dunia saat ini,” katanya.