Ribuan Keluarga di Desa Terpencil NTT Dapat Sambungan Listrik Gratis PLN
Ribuan keluarga yang tinggal di desa terpencil di Nusa Tenggara Timur mulai menikmati listrik melalui program sambungan saluran listrik secara gratis yang diberikan PT PLN.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Listrik masuk Desa Inbate, salah satu desa terpencil di Timor Tengah Utara, disaksikan Kepala PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur Agustinus Jatmiko (bertopi, tengah) dan Bupati Timor Tengah Utara Juandi David (bertopi, kiri).
KUPANG, KOMPAS — Sebanyak 1.373 keluarga di desa terpencil di Nusa Tenggara Timur mendapatkan sambungan saluran listrik secara gratis dari PT PLN (Persero). Pemasangan sambungan listrik secara gratis ini merupakan wujud dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan dari BUMN tersebut.
General Manager PT PLN (Persero) Wilayah NTT Agustinus Jatmiko di Kupang, Selasa (21/9/2021), mengatakan, penyambungan listrik secara gratis itu dilakukan pada Juni-September 2021. Program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) ini dalam rangka menghadirkan listrik di daerah terpencil dengan kategori masyarakat miskin dan tak berdaya.
Jatmiko mengatakan, PLN berupaya menggerakkan ekonomi warga terpencil sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Penyambungan listrik gratis tersebar di Timor Tengah Utara bagi 150 keluarga di 24 desa terpencil, terluar, dan tertinggal (3T).
Sementara di Belu ada sebanyak lima desa, Malaka sebanyak 10 desa, dan Kabupaten Kupang 15 desa. Desa-desa ini masuk kategori desa 3T. Penyambungan listrik gratis ke desa terpencil ini juga bakal dilakukan di desa lain yang belum mendapatkan listrik sama sekali.
Kuncinya, masyarakat memanfaatkan listrik untuk usaha-usaha produktif dan pengembangan sumber daya yang ada.
Pada era sekarang, menurut Jatmiko, listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar dan mendesak. Melalui listrik, kehidupan masyarakat di daerah-daerah terpencil bisa ditingkatkan. Wilayah itu pun secara perlahan bisa maju dan berkembang menjadi setara dengan desa -desa unggulan lain. ”Kuncinya, masyarakat memanfaatkan listrik untuk usaha-usaha produktif dan pengembangan sumber daya yang ada,” ujarnya.
Penyambungan litrik gratis dengan pemasangan meteran listrik di setiap rumah warga penerima.
Sebelumnya, PLN juga telah membangun jaringan listrik di sejumlah desa di perbatasan Indonesia-Timor Leste yang selama ini belum mendapatkan penerangan. Jika sudah mendapatkan listrik, alirannya masih terbatas hanya berlangsung 12 jam, yakni pukul 18.00-pukul 24.00 Wita. ”Sekarang listrik di sebagian besar wilayah perbatasan sudah menyala selama 24 jam,” katanya.
Petani buah naga
Di Timor Tengah Utara (TTU), PLN juga hadir di kebun buah naga seluas 10 hektar untuk mendukung aktivitas masyarakat perkebunan itu. Petani buah naga tidak hanya bekerja siang hari, tetapi juga malam, untuk meningkatkan produktivitas produksi pertanian itu.
Bupati TTU David Juandi mengucapkan terima kasih kepada PLN yang telah berjuang menerangi desa-desa terpencil di wilayah itu, yang sejak puluhan tahun tidak mendapatkan listrik. Selama tidak ada listrik, masyarakat menggunakan lilin, lampu pelita, dan api unggun di malam hari.
Program TJSL berupa sambungan listrik gratis ke desa terpencil di TTU dari PLN, menurut Juandi, telah membantu masyarakat mendapatkan hak setara dengan warga Indonesia lain di kota-kota besar. Jadi, sekarang saatnya masyarakat pedalaman dipacu untuk memanfaatkan listrik itu meningkatkan taraf hidup seperti usaha mikro, kecil, dan menengah, sekaligus kebutuhan sosial dan lingkungan.
Juandi yang terpilih pada 9 Desember 2020 menjadi Bupati TTU ini mengapresiasi PLN yang telah menghadirkan listrik di lahan perkebunan buah naga milik petani. Dengan ini, petani buah naga bisa panen 3-5 kali dalam satu tahun. Ini tentu juga berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat.
Listrik untuk pertanian buah naga di Timor Tengah Utara.
Agustinus Talan (46), salah seorang warga penerima manfaat dari Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Timor Tengah Utara, bertekad memanfaatkan listrik yang ada di rumahnya untuk berbagai kepentingan.
”Selain untuk kegiatan belajar anak-anak, istri juga bisa menenun dan menganyam pada malam hari. Kalau ada modal, saya akan membeli sebuah generator untuk kebutuhan tambal dan pompa ban di pinggir jalan,” ujarnya.
Kirim ke Papua
Manajer Komunikasi PLN Wilayah NTT Margaretha Yupukoni mengatakan, PLN NTT mengirim 20 personel untuk mendukung penyelenggaraan PON Papua 2020 pada 2-15 Oktober 2021. Jumlah 20 personel ini diberangkatkan dalam dua tahap, yakni 10 orang diberangkatkan pada 27 September 2021 dan 10 orang lagi diberangkatkan pada 15 Oktober 2021.
Mereka bersiaga di lokasi Stadion Mandala, area panahan, pangkalan TNI AL, dan GOR. Kegiatan mereka menyediakan penerangan sekaligus membantu menyelesaikan masalah-masalah terkait kelistrikan bersama sesama anggota PLN dari Papua atau wilayah lain.
Ketua tim bantuan kerja operasi PLN Wilayah NTT, Calvin Kolimon, mengatakan, selain persiapan personel, persiapan kerja juga telah disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Petugas pembangkit akan membantu menjaga sistem backup genset di empat arena. Tim distribusi membantu menjaga control panel dan titik siaga dengan membawa alat kerja berupa alat ukur, alat komunikasi, dan obat-obatan.
”Kegiatan ini sebagai bentuk kerja sama antara PLN Wilayah NTT dan PLN Wilayah Papua. Saat badai siklon tropis Seroja menimpa NTT, awal April 2021, tim PLN dari Papua datang membantu. Maka, saat pelaksanaan PON, personel kami membantu mereka,” katanya
Ia berharap semua kegiatan PLN NTT selama di Papua berjalan lancar dan aman, sesuai kebutuhan penyelenggaraan PON di Papua.