Warga Desa Hansisi, Pulau Semau, Akhirnya Terfasilitasi Listrik
Sebanyak 3.511 keluarga miskin di NTT mendapat bantuan penyaluran listrik dalam rangka mengatasi kemiskinan di daerah terjauh, terpencil, dan tertinggal, termasuk warga miskin di Pulau Semau.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sebanyak 15 keluarga warga Desa Hansisi di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur akhirnya terfasilitasi listrik di rumahnya. Kehadiran listrik di pulau yang berjarak sekitar 15 menit berperahu dari Kupang itu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga berkategori miskin yang mendapat bantuan.
Marsel Yohanis Nggili (39), salah satu warga yang mendapatkan sambungan listrik, mengatakan, dirinya sangat bangga atas kehadiran listrik tersebut. Selama ini ia menggunakan lampu pelita untuk menerangi rumahnya pada malam hari sehingga penerangan sangat terbatas.
Malam hari, anak-anak belajar tidak aman karena sering cahaya pelita itu mati setelah terembus angin yang masuk melalui celah dinding ”bebak”, pelepah lontar. Terang di seluruh ruangan rumah malam hari, membuat suasana lebih gembira, aman, dan bebas bergerak.
Ia berencana memanfaatkan listrik itu malam hari untuk menganyam topi ti’ilangga dari daun lontar untuk dijual kepada pengunjung yang datang ke Pulau Semau. Siang hari, ia melaut atau bekerja di ladang. Sementara istrinya bisa menenun kain sarung pada malam hari.
Filpin Abel Lona (72), warga Hansisi, mengatakan, meski menjelang usia senja menikmati listrik, ia tetap puas. Sebelum listrik hadir, setiap malam mereka menggunakan lampu pelita dari minyak tanah. Pelita itu sering menghasilkan jelaga hitam yang mengotori pakaian dan ruangan secara keseluruhan.
”Bayangkan, kalau satu rumah ada tiga lampu pelita, berapa banyak jelaga yang memenuhi ruangan rumah. Ini juga tentu berpengaruh terhadap kesehatan terutama paru-paru saat bernapas karena sering lubang hidung mengeluarkan jelaga hitam itu,” katanya.
Ia puas dengan kehadiran listrik tersebut. Anak-cucu ke depan bisa menikmati listrik itu untuk menciptakan ekonomi keluarga.
Bantuan listrik itu merupakan bagian dari pembangunan listrik di desa terdepan, terpencil, dan terjauh (3T) yang diluncurkan Desa Hansisi Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Selasa (5/4/2022). Kegiatan ini dihadiri General Manager PT PLN NTT Agustinus Jatmiko, Wakil Bupati Kupang Jery Manafe, Kepala Dinas Enegeri dan Sumber Daya Mineral NTT Yusuf Adoe, dan Kepala Biro Ekonomi Setda NTT Lery Rupidara PT PLN tahun ini membantu penyambungan listrik bagi 3.511 kepala keluarga kurang mampu di NTT.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Adi Priyanto mengatakan, program ini merupakan bagian dari rencana besar pemerintah mengatasi kemiskinan ekstrem di Indonesia. Provinsi NTT termasuk salah satu provinsi yang masuk dalam kategori itu sehingga segera mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk PLN.
”Jumlah 3.511 kepala keluarga miskin itu tersebar di 22 kabupaten/kota. Di setiap kabupaten/kota terdapat 20-150 kepala keluarga kategori miskin. Bantuan PLN ini dalam rangka mendorong peningkatan ekonomi di daerah 3T. Kehadiran listrik diharapkan dapat dimanfaatkan untuk usaha ekonomi produktif di desa itu, dalam rangka meningkatkan ekonomi warga,” katanya.
Adi mengatakan, PLN terus berkomitmen menaikkan rasio elektrifikasi listrik di NTT, dari 89 persen saat ini menjadi 100 persen. Desa-desa yang masuk kategori desa 3T diprioritaskan mendapat bantuan listrik tahun ini, secara bertahap. Ketersediaan listrik yang andal dan merata di seluruh wilayah menjadi perhatian PLN dalam rangka mengentas kemiskinan ekstrem di NTT.
Wakil Bupati Kupang Jery Manafe mengatakan, kehadiran listrik tidak hanya dimanfaatkan untuk penerangan rumah tangga, menonton televisi, atau kebutuhan ponsel pintar saja. ”Paling penting dari itu adalah bagaimana masyarakat memanfaatkan listrik untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mereka bisa buka usaha bengkel sepeda motor, cukur rambut, salon kecantikan, dan usaha lain yang membutuhkan listrik. Intinya, mereka bisa berdaya secara ekonomi dengan kehadiran listrik ini,” kata Manafe.
Paling penting dari itu adalah bagaimana masyarakat memanfaatkan listrik untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (Jery Manafe)
PLN unit Wilayah NTT juga sedang membangun sebuah tower saluran udara tegangan tinggi darurat, di Kabupaten Timor Tengah Utara, untuk menggantikan tower lama yang hampir roboh. Tower SUTT ini sangat penting untuk menjamin kenyamanan dan keberlangsungan kelistrikan sistem Timor.