PLN NTT Dorong UMKM lewat Rumah BUMN
PLN Nusa Tenggara Timur terus mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah dengan menghadirkan rumah badan usaha milik negara.

Para penyandang disabilitas Kabupaten Ende yang tergabung dalam Perkumpulan Penyandang Disabilitas Kabupaten Ende terlibat dalam pameran usaha mikro, kecil, dan menengah di Ende, 10-31 Agustus 2022, yang diselenggarakan PLN melalui rumah BUMN, berkolaborasi dengan Komunitas Ekraf Viktory NTT Moni. Sebanyak 21 UMKM di Ende dan Sikka terlibat dalam pameran UMKM unggulan ini.
ENDE, KOMPAS — PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur terlibat menyejahterakan masyarakat di sejumlah kabupaten di NTT melalui usaha mikro, kecil, dan menengah lewat pembentukan rumah badan usaha milik negara.Rumah BUMN, wadah pembinaan UMKM, dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat. PLN juga terus mengejar pengadaan listrik di desa-desa tertinggal di NTT demi kesejahteraan warga.
Saat ini PLN UIW Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki tiga rumah BUMN, yakni Sabu Raijua, Bajawa, dan Ende. Rumah BUMN Ende, misalnya, sedang membina pelaku UMKM sekaligus memamerkan produk-produk mitra binaan dari PLN ataupun dari BUMN lain.
Rumah BUMN Ende mengikuti penyelenggaraan kegiatan sepak bola antarkabupaten/kota di NTT dan kegiatan Kelimutu Expo yang berlangsung selama 21 hari.
Ketua Komunitas Ekonomi Kreatif ”Victory” NTT, Moni Valentinus Reku, di Ende, Rabu (14/9/2022), mengungkapkan rasa terima kasih kepada PLN UIW NTT yang bersedia memfasilitasi kegiatan itu. Kehadiran rumah BUMN merupakan media promosi sekaligus meningkatkan akses pasar bagi produk UMKM agar dikenal secara luas.
Meningkatkan perekonomian UMKM Mitra Binaan dan UMKM meningkatkan kepercayaan diri pelaku usaha dalam memproduksi produk-produk yang bisa dipasarkan di dalam dan luar negeri.
Sejak berdiri 2021, rumah BUMN Ende melibatkan lima UMKM, yakni Warasiko, Weluwini, Golulada, Tentje Collection, dan UMKM Rizky Kana. Lima UMKM ini memproduksi berbagai jenis usaha, antara lain anyaman bambu untuk keranjang pakaian, tas, topi, dan kandang ayam.
Usaha keripik pisang, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Juga usaha tenun ikat yang sudah dikenal luas di kalangan masyarakat Ende.
Baca juga: Usaha Keripik dan Emping di NTT Terancam Bangkrut

Seorang ibu pegiat UMKM Kabupaten Ende dengan hasil produk usaha di stan pameran miliknya, 10-31 Agustus 2022. Ibu ini menjual hasil kerajinan tenun ikat dan keripik dari beberapa jenis bahan lokal. Pameran diselanggarakan PLN melalui rumah BUMN bekerja sama dengan Komunitas Ekraf Viktory NTT Moni.
Menggandeng komunitas
Selain itu, rumah BUMN Ende berkolaborasi dengan komunitas ekonomi kreatif (ekraf) Viktor NTT Moni (Ende)menggelar festival ”Bulan Kelokan NTT II”. Kegiatan itu bertemakan “Bangkit UMKM, Pariwisata, dan Ekraf menuju Terang Ekonomi Keluarga”.
Kegiatan ini berlangsung di lokasi ”Rumah Ekraf Viktory NTT Gardu Pandang Moni”, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, melibatkan 21 UMKM dari Ende dan Sikka, dengan berbagai produk UMKM, seperti produk kerajinan tangan, minyak goreng lokal, camilan, dan kopi. Festival ini juga menampilkan seni tari, lagu daerah, dan permainan tradisional khas daratan Flores.
Selama ini sisa kain sarung, batu berwarna, kulit kerang, dan daun lontar muda menjadi sampah dan dibuang. Kini, dengan kemampuan kreativitas yang terus meningkat, sampah bisa dibuat kerajinan, menjadi barang berharga. (Valentinus Reku)
Valentinus Reku mengatakan, Komunitas Ekraf Viktory NTT Moni Kecamatan Kelimutu terus melakukan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk, membuka dan menciptakan pasar, secara khusus untuk pegiat UMKM dan Ekraf dari daerah pedalaman di Kabupaten Ende, dan daratan Flores.
Selama 21 hari pameran berlangsung, ribuan pengunjung datang ke lokasi, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Mereka adalah wisatawan dengan tujuan destinasi Danau Kelimutu dan sejumlah destinasi unggulan di Ende.
Baca juga: 100.000 Lebih UMKM di NTT Kesulitan Memanfaatkan Internet

Wisatawan domestik dengan tujuan Danau Kelimutu sedang mengamati dan berbelanja hasil produk UMKM yang dipamerkan di Ende, 10-31 Agustus 2022.
Komunitas Ekraf ini membimbing pelaku UMKM untuk memanfaatkan semua sumber daya alam yang ada dan menciptakan produk yang variatif dari satu bahan sehingga bisa memiliki nilai jual.
”Selama ini sisa kain sarung, batu berwarna, kulit kerang, dan daun lontar muda menjadi sampah dan dibuang. Kini, dengan kemampuan kreativitas yang terus meningkat, sampah bisa dibuat kerajinan menjadi barang berharga,” kata Reku.
Manajer Bagian Keuangan dan Umum PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Barat Yosep Rizal Toy mengungkapkan kekaguman pada pegiat Ekraf Victory NTT Moni.
Ekraf sangat peduli terhadap UMKM. Mereka melakukan riset, pelatihan, dan pengembangan UMKM secara berkesinambungan bagi puluhan pelaku UMKM di Ende.
Kehadiran PLN melalui rumah BUMN Ende bisa mendata kelompok UMKM yang belum memiliki legalitas produk. Jika memiliki legalitas, produk-produk UMKM lebih mudah dipasarkan ke semua minimarket terdekat, termasuk kabupaten lain di Flores.
”Tugas bersama adalah berkolaborasi mendampingi pelaku UMKM. Dukungan PLN melalui rumah BUMN Ende sebagai sponsor utama, dalam bentuk pendanaan operasional,” ujar Yosep.
Dengan menjalankan konsep kolaborasi, pelaku UMKM dan Ekraf di Ende serta kabupaten tetangga semakin berkembang. Ekonomi warga bisa bangkit, sekaligus menciptakan kesejahteraan keluarga masing-masing.
Baca juga: Lima Produk UMKM NTT Tembus Pasar Australia

Panitia pameran "Bulan Kelokan NTTII" foto bersama di Ende.
Setelah Ende, Ekraf Viktory NTT Moni akan bergerak ke Maumere dan Nagekeo, sebagai kabupaten tetangga, dan terdekat. Ekraf Viktory melakukan pendampingan dan bimbingan serupa bersama PLN setempat untuk mengembangkan UMKM serupa.
Selain itu, PLN UIW NTT juga membantu UMKM di Sumba Timur berupa pembangunan rumah tenun dan usaha makanan ringan berbahan baku lokal, seperti kacang goreng, keripik pisang, dan umbi-umbian.
Mendorong peningkatan SDM di Sumba Barat Daya, PLN memberikan bantuan laptop bagi sejumlah sekolah menengah di daerah itu, lengkap dengan jaringan Wi-Fiagar mereka bisa belajar secara leluasa.
General Manager PLN UIW NTT Agustinus Djatmiko mengatakan, PLN NTT terus berkomitmen membantu kesejahteraan rakyat. PLN tidak hanya menghadirkan listrik, tetapi langsung menyentuh kehidupan warga melalui rumah BUMN, yang kemudian berkolaborasi dengan lembaga usaha ekonomi kreatif lain.
Listrik masuk desa
Mendorong kebangkitan ekonomi desa itu, PLN terus berupaya melistriki desa-desa yang masuk ketegori terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) di NTT. Pekan ini, dua desa di kabupaten berbeda di NTT menikmati listrik setelah sekian tahun menggunakan pelita dan lilin.
Baca juga: Ribuan Keluarga Desa Terpencil di NTT Dapat Sambungan Listrik Gratis PLN

Sebuah truk mengangkut sarana dan prasarana listrik melintasi jalan terjal, bebatuan, dan bahkan melewati hutan menuju Desa Benteng Tawa 1 Kabupaten Nagekeo, NTT, untuk melistriki desa terpencil di Ngada, Flores.
Kedua desa itu, yakni Benteng Tawa 1 Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada, dan Desa Silaipui, Kecamatan Alor selatan, Kabupaten Alor. Meski dua desa ini masih sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat, PLN berusaha masuk membawa alat-alat pendukung kelistrikan bagi dua desa itu.
Pihak PLN menggunakan dana penyertaan modal negara sekitar Rp 8,28 miliar untuk membangun jaringan teganganmenengah sepanjang 10,99 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah 17,08 kms, dan tiga unit gardu dengan kapasitas 150 kilovolt Ampere untuk melayani listrik bagi 384 pelanggan atau 1.234 jiwa di Desa Silaipui, Kabupaten Alor.
Kepala Desa Benteng Tawa 1 Yosep Panas mengatakansangat bahagia dengan kehadiran listrik 24 jam di desa dengan jumlah penduduk sekitar 1.350 jiwa itu. Selama 77 tahun merdeka, mereka hanya menggunakan pelita atau lilin dan beberapa warga menggunakan genset pribadi.
Adanya listrik otomatis masyarakat mulai belajar membangun UMKM di desa ini. Mereka bisa berjualan es batu atau minuman dingin lain di sekolah-sekolah dan kios-kios. Ada pula warga yang membuka usaha bengkel sepeda motor, mebel, las besi, cukur rambut, dan usaha lain.
”Masyarakat bisa beraktivitas sampai larut malam seperti kegiatan menenun, belajar, dan usaha produktif lain,” kata Panas.
Baca juga: Peduli Kesejahteraan Rakyat, PLN Hadirkan Listrik di Perbatasan Negara

Anak-anak di Desa Silaipui, pedalaman di Alor, NTT, dengan girang ria menyentuh stop kontak meteran PLN di rumah kediaman mereka di desa itu. Alor merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan laut dengan negara Timor Leste. Kerinduan sekian tahun warga desa akhirnya terobati.