Harimau sumatera menyerang dua ternak kerbau milik warga di Solok Selatan, Sumatera Barat. Tim BKSDA Sumbar berupaya menghalau harimau untuk kembali ke hutan.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
KOMPAS/YOLA SASTRA
Harimau sumatera yang ditangkap di kebun karet di Jorong Beringin, Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Senin (29/6/2020) pagi. Harimau itu masuk perangkap pada Minggu (28/6) pagi dan baru dapat dievakuasi sehari kemudian.
PADANG, KOMPAS — Harimau sumatera atau Panthera tigris sumatrae menyerang dua ternak kerbau milik warga di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumbar berupaya menghalau harimau agar kembali ke dalam hutan.
Serangan harimau itu terjadi di areal persawahan Jorong Lubuk Gadang, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Solok Selatan, Kamis (24/11/2022) malam. Lokasinya di areal penggunaan lain (APL) sekitar 300 meter dari Hutan Lindung Batanghari.
”Kamis sore kami dapat telepon dari warga, ternak mereka diterkam harimau. Malamnya kami cek ke lokasi. Ada bekas gigitan di kaki kerbau. Dari lubang gigitannya, kami pastikan itu harimau. Di sekitar lokasi juga ditemukan jejak harimau,” kata Jasman, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sumatera Green Forest, Rabu (30/11).
Jasman menjelaskan, berdasarkan temuan itu, ia melaporkan kejadian ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar disusul laporan resmi dari pemerintah nagari. Tim BKSDA mulai turun ke lapangan pada Selasa (29/11).
Menurut Jasman, serangan harimau itu menyebabkan dua kerbau luka-luka. Salah satu kerbau, usia anakan, akhirnya mati karena kakinya patah. Sementara itu, kerbau lainnya yang usia dewasa terpaksa dijual murah oleh pemilik Rp 6 juta.
JASMAN UNTUK KOMPAS
Ternak kerbau yang diserang harimau sumatera di Jorong Lubuk Gadang, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Kamis (24/11/2022).
Pascaserangan terhadap ternak itu, warga melaporkan harimau muncul di Jorong Bariang, Nagari Lubuk Gadang; dan Jorong Koto Rambah, Nagari Lubuk Gadang Utara.
Secara terpisah, Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono mengatakan, petugas balai yang mendampingi warga telah mengecek dan memverifikasi lokasi kejadian. Di sekitar lokasi, ditemukan dua jejak harimau masing-masing dengan lebar 9 cm dan 15 cm. Kemungkinan besar harimau itu merupakan ibu dan anak.
”Setelah verifikasi di lokasi, tidak ditemukan jejak baru harimau. Untuk kegiatan penanganan konflik harimau sumatera dan memberikan rasa aman kepada masyarakat, petugas WRU (Wildlife Rescue Unit) bersama tim PRHSD (Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya) melakukan penghalauan pada malam hari,” tutur Ardi.
Dalam kejadian tersebut, harimau hanya menerkam ternak, tetapi tidak sampai memakannya. Menurut Ardi, ada sejumlah penyebab hal itu terjadi, antara lain harimau sedang belajar berburu, ada ancaman sesaat usai menerkam mangsa, atau tidak sanggup mengangkat mangsa untuk disembunyikan.
DOKUMENTASI BKSDA SUMBAR
Jejak harimau sumatera yang menyerang dua ekor ternak kerbau warga di Jorong Lubuk Gadang, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Selasa (29/11/2022). Warga melaporkan serangan harimau terhadap ternak pada 24 November lalu.
Adapun penyebab harimau-harimau itu keluar dari hutan, kata Ardi, kemungkinan besar untuk melindungi anakan dan berlatih berburu. Biasanya harimau betina membawa anaknya ke pinggir hutan untuk menyelamatkannya dari pejantan dan melatih berburu.
”Kalau dilihat dari cakaran di kaki kerbau dan banyak, artinya harimau sedang coba-coba. Kalau harimau dewasa, itu langsung menerkam leher,” kata Ardi.
Di sisi lain, kata Ardi, serangan itu turut dipengaruhi metode pemeliharaan ternak oleh warga. Ternak tersebut tidak dikandangkan, tetapi ditempatkan di lahan terbuka/padang rumput sehingga rawan gangguan satwa liar.
”Metode memelihara ternak mungkin harus diperhatikan. Kalau warga mau, kami siap membantu dengan kandang komunal antiharimau,” ujarnya.
Kalau warga mau, kami siap membantu dengan kandang komunal antiharimau.
Data yang dihimpun Kompas dari BKSA Sumbar menunjukkan, selama Januari-November 2022 sedikitnya terjadi enam konflik harimau dengan manusia di Sumbar.
Kasus pertama adalah munculnya harimau Putia Maua pada 30 November 2021. Harimau itu memangsa ternak sapi di sekitar permukiman karena kekurangan pakan akibat wabah flu babi afrika (ASF). Harimau betina itu dievakuasi pada 11 Januari 2022 dari perkebunan sawit masyarakat di Kampung Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Puti Maua kemudian direhabilitasi di PRHSD Arsari di Dharmasraya, tetapi mati pada 8 Juni 2022.
DOKUMENTASI BKSDA SUMBAR
Petugas BKSDA Sumatera Barat mengidentifikasi lokasi serangan harimau sumatera terhadap dua ternak kerbau warga di Jorong Lubuk Gadang, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Selasa (29/11/2022). Warga melaporkan serangan harimau terhadap ternak pada 24 November lalu.
Selanjutnya, pada 17 Januari 2022 siang, seekor harimau menghadang ekskavator di perkebunan sawit di Jorong Situak, Nagari Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat. Peristiwa itu direkam warga dan viral di media sosial. Lokasi kejadian dekat dengan hutan lindung lanskap Panti Batang Gadis.
Setelah itu, seekor harimau muncul di kawasan Transmigrasi Angkatan Darat di RT 003 RW 006, Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. Jejak harimau ditemukan warga pada 6 April 2022 pagi. Kemunculan harimau tersebut meresahkan warga.
Harimau juga muncul dan disaksikan warga di Jorong Lubuk Salasiah, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, pada 19 dan 20 Juni 2022. Dua hari sebelumnya, anjing milik warga ditemukan mati diserang hewan buas. Harimau itu kemudian dihalau ke hutan dengan bebunyian meriam karbit.
Pada 14 Oktober 2022, harimau masuk ke areal perladangan dekat permukiman warga di Jorong Baringin, Nagari Cingkariang, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, sekitar pukul 11.00. Lokasi sekitar 400 meter dari Taman Wisata Alam (TWA) Singgalang. Harimau itu diduga memangsa dua anjing peliharaan warga. Petugas menghalau harimau ke hutan dengan bebunyian meriam karbit selama dua hari, harimau tak lagi terlihat.
Kasus terakhir terjadi pada 24 November lalu. Harimau menyerang dua ternak kerbau warga di Jorong Lubuk Gadang, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, 24 November 2022. Lokasi kejadian di areal persawahan sekitar 300 meter dari Hutan Lindung Batanghari. BKSDA Sumbar memperkirakan ada dua harimau, induk dan anak, dan sedang belajar berburu. Petugas berupaya menghalau harimau ke hutan menggunakan bebunyian meriam karbit.