Harimau di Pasaman Barat Hadang Ekskavator Saat Pembersihan Lahan Sawit
Seekor harimau sumatera menghadang ekskavator yang sedang melakukan pembersihan lahan untuk perkebunan kelapa sawit di Pasaman Barat, Sumbar.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Seekor harimau sumatera menghadang ekskavator yang sedang melakukan pembersihan lahan untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumbar menurunkan tim untuk melakukan pengusiran dan identifikasi lapangan atas kemunculan satwa dilindungi yang terancam punah itu.
Kemunculan Panthera tigris sumatrae itu viral di media sosial Instagram sejak Selasa (18/1/2022) pagi. Warga yang sedang bekerja membersihkan lahan merekam video kejadian itu dari dalam ekskavator.
Ada dua video yang diunggah akun Instagram infopasbar_. Dalam video pertama, harimau berdiri sembari menguap, kemudian rebahan, berjarak beberapa meter dari ekskavator. Pada video kedua, harimau berjalan-jalan di sekitar ekskavator.
Camat Lembah Melintang Saparuddin, ketika dihubungi pada Selasa (18/1/2022), membenarkan informasi tersebut. Video itu direkam warga di perkebunan sawit di Jorong Situak, Nagari Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Senin (17/1/2022) siang.
”Kejadiannya sekitar pukul 14.00, habis dzuhur. Masyarakat sedang membersihkan lahan sawit menggunakan ekskavator. Tiba-tiba datang harimau itu. Tadi pagi dicek kembali, harimau sudah tidak ada,” kata Saparuddin.
Menurut dia, harimau itu relatif lama hingga berjam-jam mondar-mandir di sekitar lokasi tersebut dan tidak mau pergi. Walakin, hewan buas itu tidak mengamuk atau berupaya menyerang manusia atau ternak.
”Harimaunya tidak mengamuk, tapi perlu juga waspada. Namanya harimau sudah datang ke kebun, masyarakat patut waspada. Takut harimaunya lapar atau bagaimana,” ujar Saparuddin.
Atas kemunculan harimau itu, Saparuddin mengimbau agar warga waspada. Biasanya harimau masuk ke kebun masyarakat karena lapar. ”Jika perlu, sehari dua hari ini jangan ke kebun yang dekat dengan lokasi kemunculan harimau kemarin,” ujarnya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ardi Andono mengatakan, kemunculan harimau itu karena merasa terganggu. ”Saya sudah minta ke humas perusahaan agar menghentikan dulu seluruh kegiatan di sana,” ujarnya.
Ardi melanjutkan, tim BKSDA juga diturunkan ke lokasi untuk melakukan pengusiran dengan bebunyian meriam karbit. Selain itu, tim juga akan melakukan identifikasi di lokasi untuk mengecek ada berapa harimau di sana. ”Lokasi kejadian ini di perkebunan sawit dekat hutan lindung lanskap Panti Batang Gadis,” ucapnya.
Menurut Ardi, di Sumbar, belakangan ini memang banyak harimau keluar dari hutan dan umumnya betina. ”Kami mau bikin analisis dulu, konektivitasnya seperti apa, mengapa betina banyak yang keluar. Apakah ada fenomena baru, musim kawin, atau sebagainya. Ini yang hendak kami cari tahu,” ujarnya.
Jika kemunculan harimau ini sekadar fenomena daur hidup, kata Ardi, seperti perkawinan dan membesarkan anak, ini hal lumrah. Sebaliknya, jika kemunculan terkait perambahan hutan, perburuan, dan kekurangan pakan, itu berbahaya dan perlu upaya intensif untuk menanganinya.