Kementerian Perdagangan terus mengupayakan kestabilan pasokan dan harga minyak goreng, terutama di Indonesia timur, dengan pengiriman produk Minyakita dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kementerian Perdagangan mengirim 36 kontainer atau 674.400 liter minyak goreng Minyakita dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, tujuan Maluku Utara, Sabtu (24/9/2022). Pengiriman bertujuan menstabilkan harga minyak goreng, terutama Minyakita, sesuai dengan harga eceran tertinggi, yaitu Rp 14.000 per liter.
”Pelepasan Minyakita dengan memanfaatkan program Gerai Maritim untuk percepatan pendistribusian ke seluruh Indonesia,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan juga mengirimkan 40 kontainer atau 744.000 liter Minyakita dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta tujuan Kupang di Nusa Tenggara Timur serta Timika dan Merauke di Papua.
Zulkifli yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional melanjutkan, pengiriman Minyakita menjamin ketersediaan stok dan harga stabil minyak goreng di Indonesia. ”Di daerah pemasaran Minyakita sesuai HET, jika di atasnya akan dikenakan penalti,” katanya.
Pengiriman Minyakita memanfaatkan program Gerai Maritim dan tol laut sehingga diharapkan menjangkau warga di daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) di Indonesia timur. Gerai Maritim menjadi upaya Kementerian Perdagangan untuk menekan disparitas atau perbedaan harga komoditas pangan antarwilayah. Selain itu, memastikan kelancaran arus barang dan jasa antardaerah.
Pengurangan disparitas melalui Gerai Maritim, lanjut Zulkifli, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Selain itu, Peraturan Presiden No 59/2020 sebagai perubahan atas regulasi No 71/2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. Gerai Maritim dimulai Juni 2015 yang sejak 2016 bersinergi dengan program tol laut Kementerian Perhubungan.
Pengiriman Minyakita diharapkan mencegah situasi kelangkaan dan harga tinggi minyak goreng seperti awal tahun. Kelangkaan sesuatu yang ironis karena Indonesia adalah produsen utama minyak goreng berbahan kelapa sawit.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Drajat Irawan mengatakan, untuk turut menstabilkan harga kebutuhan pokok sebagai dampak kebaikan harga BBM, sedang diadakan operasi pasar lumbung pangan. Kegiatan ini diadakan setiap Senin mulai pukul 07.00 di 25 pasar di delapan daerah, yakni Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Probolinggo, Jember, Banyuwangi, dan Sumenep.
Di Surabaya diadakan di lima pasar, yakni Wonokromo, Pucang Anom, Genteng, Tambak Rejo, dan Soponyono. Di Kota Malang diadakan di Belimbing dan Pasar Besar. Untuk Kota Madiun ada di Sleko dan Pasar Besar, di Kota Kediri operasi pasar di Sentono Betek dan Pasar Besar. Di Kota Probolinggo diadakan di Tanjung, Wirolegi, Mangli, dan Kreongan. Adapun di Jember diadakan di Pasar Baru dan Wonoasih, sedangkan di Banyuwangi kegiatannya di Pasar Blambangan, Pasar Banyuwangi, Rogojampi, Jajag, dan Genteng.
Drajat mengatakan, operasi pasar lumbung pangan diharapkan menekan potensi spekulasi harga, mendorong daya beli masyarakat, terutama yang terdampak kenaikan harga BBM, dan mencegah inflasi tak terkontrol. ”Harga kebutuhan pokok di lumbung pangan lebih murah dibandingkan dengan harga pasar dengan harapan terjangkau masyarakat yang membutuhkan,” katanya.