Temuan Mayat Tanpa Kepala di Semarang, Korban Diduga Dibunuh Sebelum Dibakar
Polisi masih menunggu hasil tes DNA terhadap mayat tanpa kepala yang ditemukan hangus bersama satu unit sepeda motor di Semarang, Jawa Tengah. Korban diduga kuat dibunuh sebelum dibakar.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan tes DNA terhadap mayat tanpa kepala yang ditemukan hangus bersama satu unit sepeda motor di kawasan Pantai Marina, Kota Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan pemeriksaan sementara, korban yang disinyalir merupakan aparatur sipil negara Pemerintah Kota Semarang itu diduga kuat dibunuh sebelum dibakar.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jateng M Iqbal Alqudusy mengatakan, pemeriksaan DNA jenazah itu dilakukan oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri. Hasil pemeriksaan DNA itu akan selesai dalam waktu sekitar dua pekan.
Pemeriksaan di Mabes Polri itu dilakukan karena peralatan di Puslabfor Polda Jateng sedang dalam maintenance (pemeliharaan). ”Biasanya cukup di Puslabfor Semarang karena alat dan sumber daya manusia kami siap dan mampu. Hanya karena sedang maintenance, kami kirim ke Jakarta,” ujarnya, Minggu (11/9/2022).
Penemuan mayat tanpa kepala itu berawal dari temuan sepeda motor yang hangus terbakar di sebuah lahan kosong di kawasan Pantai Marina, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat, Kamis (8/9/2022). Setelah diperiksa Kamis malam, sepeda motor itu terbakar bersama jasad tanpa kepala.
Setelah dilacak, sepeda motor bernomor polisi H 9799 RA itu merupakan kendaraan dinas yang sehari-hari dipakai Paulus Iwan Budi Prasetjo (51), seorang aparatur sipil negara (ASN) Badan Pendapatan Daerah Kota Semarang. Di sekitar lokasi juga ditemukan sejumlah benda, antara lain sebuah laptop, pisau, serta papan nama bertuliskan Iwan Budi P.
Namun, karena hasil pemeriksaan DNA belum keluar, polisi belum bisa memastikan identitas mayat tersebut. ”Kami masih menunggu hasil tes DNA, apakah mayat yang ditemukan adalah saudara Iwan Budi atau bukan. Yang pasti, (jasad) itu diduga kuat dibunuh dulu sebelum dibakar,” kata Iqbal.
Seiring dengan pemeriksaan DNA, polisi juga melakukan pemeriksaan saksi-saksi, mulai dari keluarga dan rekan kerja Iwan Budi hingga orang-orang di sekitar lokasi pembakaran. Selain itu, sejumlah rekaman kamera pemantau dari dan menuju ke tempat kejadian juga dianalisis oleh polisi.
Menurut Iqbal, Iwan dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak Rabu (24/8/2022) pagi. Saat meninggalkan rumah, Iwan berpamitan akan berangkat ke kantor. Namun, hingga kini, keberadaannya belum diketahui.
Iqbal menambahkan, Iwan sebenarnya akan diperiksa oleh Polda Jateng sebagai saksi tindak pidana korupsi. Sebelum menghilang, Iwan sudah menyanggupi untuk memberikan keterangan dan klarifikasi sebagai saksi.
Rencana pemeriksaan Iwan sebagai saksi tindak pidana korupsi sudah diketahui oleh Pemkot Semarang. Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, pemeriksaan terhadap Iwan terkait kasus dugaan korupsi persertifikatan tanah aset pada tahun 2010. Kala itu, tanah aset yang merupakan prasarana dan sarana umum dari perumahan Bukit Semarang Baru diserahkan ke Pemkot Semarang.
”Menurut catatan, memang pada tahun 2010 dilakukan penganggaran terkait persertifikatan tanah itu. Surat pertanggungjawaban terkait kegiatan itu sudah dilaporkan, jadi penggunaan anggarannya sudah dilaporkan. Saat itu, anggarannya kalau tidak salah Rp 3 miliar, tapi yang digunakan sekitar Rp 300 juta-Rp 400 juta. Sisa anggaran semuanya sudah dikembalikan,” tutur Iswar.
Iswar menyebut, laporan itu telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Audit internal juga sudah dilakukan oleh Inspektorat Pemkot Semarang. Hasilnya, tidak ada temuan terkait tindak pidana korupsi.
Keluarga tak tahu
Sementara itu, pihak keluarga tidak mengetahui Iwan akan diperiksa sebagai saksi dugaan tindak pidana korupsi. Keluarga meyakini, Iwan merupakan sosok yang profesional dan bertanggung jawab.
”Kalau (Iwan terlibat) kasus korupsi, kami tidak percaya. Biasanya, orang korupsi itu rumahnya gedong (mewah), ini rumah dia bangunan lama. Mobilnya juga dia masih utang,” ujar Yosef (41), kerabat Iwan.
Menurut Yosef, pihak keluarga sudah dimintai sampel DNA untuk dicocokkan dengan sampel dari mayat yang ditemukan. Sampel DNA diambil dari anak Iwan. Menurut Yosef, keluarga masih berharap jasad yang ditemukan terbakar bersama satu unit motor itu bukan Iwan.
Yang pasti, (jasad) itu diduga kuat dibunuh dulu sebelum dibakar. (Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jateng M Iqbal Alqudusy)
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jateng Komisaris Besar Djuhandhani Rahardjo Puro sudah mencurigai adanya kemungkinan jasad itu merupakan korban pembunuhan. Hal itu diketahui dari adanya tanda-tanda penganiayaan di sekitar lokasi kejadian.
”Ada bekas-bekas yang diduga mungkin penganiayaan. Namun, lebih jelasnya kita menunggu hasil pemeriksaan forensik. Kenapa dikatakan penganiayaan? Karena di situ ada bekas-bekas bensin tersiram yang diduga ini bukan dilakukan oleh korban sendiri,” tutur Djuhandhani.
Lokasi penemuan sepeda motor dan jasad tersebut berada di sekitar 200 meter dari jalanan umum. Lahan kosong yang diketahui milik CV Famili itu ditumbuhi oleh rumput ilalang dengan tinggi kira-kira 2 meter. Saksi mengaku tidak melihat adanya orang ataupun kendaraan yang lalu lalang di sekitar lokasi sebelum penemuan tersebut.