Polda Jateng Buru Pembunuh Perempuan dan Anak di Tol Semarang
Polisi masih mengejar pembunuh perempuan dan anak laki-laki yang jasadnya ditemukan di Tol Semarang-Solo. Kedua jenazah yang ditemukan terpisah diduga merupakan ibu dan anak. Keduanya dilaporkan hilang dua pekan lalu.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Dua jasad korban pembunuhan yang terdiri dari seorang perempuan dan seorang anak ditemukan di sekitar Kilometer 425-426 Tol Semarang- Solo, Jawa Tengah, dalam waktu berdekatan. Polisi masih mendalami peristiwa tersebut untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan terhadap keduanya.
Pada Minggu (13/3/2022) polisi mendapatkan laporan terkait ada penemuan jenazah seorang perempuan di bawah jembatan, tepatnya di Kilometer 425 Tol Semarang. Jenazah itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang hendak mencari rumput di sekitar lokasi. Saat ditemukan, jenazah itu terbungkus kain sarung. Beberapa bagian tubuhnya terikat dan ada bekas jeratan di lehernya.
Jenazah itu kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi untuk diautopsi. Sembari menunggu hasil autopsi, polisi menyebarluaskan foto-foto terkait barang-barang yang masih melekat pada perempuan tersebut, antara lain pakaian dan jilbab yang dikenakan saat ditemukan. Tak lama setelah itu, ada warga yang mengaku bahwa barang-barang tersebut mirip dengan barang milik kerabatnya yang dilaporkan hilang.
”Dari hasil autopsi diketahui, jenazah yang ditemukan itu adalah Sweetha Kusuma Gatra Subardiya, usia 33 tahun, dan berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Yang bersangkutan dilaporkan hilang oleh keluarganya di Kepolisian Sektor Mlati, Polres Sleman, Polda DI Yogyakarta. Diduga kuat, yang bersangkutan adalah korban pembunuhan yang meninggal sekitar sepekan sebelum ditemukan,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Komisaris Besar Djuhandhani Rahardjo Puro saat dihubungi pada Kamis (17/3/2022).
Kami berjanji akan segera mencari pelakunya supaya mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Berdasarkan penelusuran polisi, korban tersebut merupakan ibu dari dua anak. Anak pertama Sweetha ikut orangtua korban di Palembang, Sumatera Selatan. Sementara anak keduanya ikut korban di DI Yogyakarta.
Begitu mengetahui bahwa anak korban juga hilang, polisi memutuskan untuk kembali ke tempat penemuan jenazah korban, Rabu (16/3/2022), dan berharap mendapatkan petunjuk lain. Setelah berupaya mencari-cari petunjuk di sekitar lokasi, polisi menemukan kerangka manusia. Kerangka yang ditemukan sekitar 1 kilometer dari posisi jasad Sweetha.
”Di lokasi, kami menemukan kerangka manusia yang terdiri dari tengkorak, tulang pergelangan tangan, tulang kaki, bahu, dan panggul. Kerangka itu kemudian kami bawa ke RSUP dr Kariadi untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jateng Komisaris Besar Sumi Hastry.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kerangka itu diduga milik anak laki-laki berusia di bawah 10 tahun yang sudah meninggal sekitar dua minggu sebelum ditemukan. Selanjutnya, petugas akan memeriksa anatomi tubuh korban yang lain, termasuk melakukan tes DNA untuk memastikan identitasnya.
”Perlu waktu untuk memeriksa satu demi satu kerangka itu. Kami ingin mengetahui penyebab meninggalnya korban. Apakah ada kekerasan? Apakah korban meninggal secara tidak wajar? Nanti akan diketahui jika pemeriksaan telah selesai,” ujar Hastry.
Meski masih menunggu hasil tes, Djuhandhani menduga kuat, ada hubungan erat antara penemuan jenazah perempuan dengan penemuan kerangka anak laki-laki tersebut. Diduga, kerangka tersebut adalah bagian jasad anak kedua Sweetha yang masih berusia 4 tahun.
Setelah jenazah Sweetha teridentifikasi, keluarga dan kerabatnya berdatangan ke RSUP dr Kariadi. Seorang perempuan dan seorang laki-laki yang diduga orangtua Sweetha menangis histeris saat tiba di rumah sakit. Kepada keduanya, polisi berjanji akan segera mengungkap peristiwa tersebut dan segera menangkap pelaku.
”Kami berjanji akan segera mencari pelakunya supaya mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujar Djuhandhani yang disambut oleh isak tangis keluarga korban.
Menurut Djuhandhani, pihaknya telah memeriksa sejumlah orang sebagai saksi. Mereka yang diperiksa, antara lain, adalah orang-orang yang pertama kali menemukan jenazah, keluarga, dan kerabat korban. Polisi juga telah menyarankan keluarga korban untuk membuat laporan polisi terkait dengan kasus tersebut guna mempermudah proses pro justisia.