Kesal Selalu Dimintai Uang, Ayah di Tegal Jadi Otak Pembunuhan Anaknya
Fakta baru terkait penembakan seorang adik kepada kakaknya di Tegal, Jateng, terungkap. Pelaku menembak kakaknya atas perintah ayah kandung mereka. Motifnya, ayah korban kesal karena sering dimintai uang.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
Tarwad (55), warga Desa Pedeslohor, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, adalah otak kasus penembakan yang berujung kematian anak sulungnya, Casbari (40). Tarwad kesal karena terus dimintai uang oleh korban. Dia meminta anak keduanya, Dirto (34), untuk menembak Casbari.
Kurang dari sejam sebelum pergantian hari, warga Pedeslohor dikejutkan bunyi ledakan mirip petasan, Selasa (30/8/2022). Suasananya semakin heboh karena Casbari keluar dari rumahnya. Dia memegang kepalanya yang berlumuran darah. Kepada warga, ia mengaku ditembak Dirto, adiknya.
Warga lantas membawa Casbari ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Tegal. Sempat dirawat beberapa jam, Rabu (31/8/2022), nyawa Casbari tidak panjang. Kesadarannya turun. Dia dinyatakan meninggal pukul 04.00.
Mendapat laporan dari warga, aparat Kepolisian Resor Tegal mendatangi lokasi kejadian. Dirto yang sempat melarikan diri diringkus. Dia ditangkap di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Rabu petang. Jaraknya sekitar 60 kilometer dari rumah Casbari.
Tidak butuh waktu lama bagi polisi untuk mengungkap kasus ini. Dirto mengaku menembak Casbari atas perintah ayahnya, Tarwad.
Belakang kepala
Dirto menuturkan, dirinya tiba di rumah Casbari pada Rabu sekitar pukul 22.15. Saat itu, Casbari sedang beristirahat sambil mengoperasikan ponsel. Casbari tidak curiga saat melihat Dirto datang membawa senapan angin. Keduanya malah sempat mengobrol perihal kabar terbaru mereka.
Setelah mengobrol beberapa saat, Casbari menawarkan kopi kepada Dirto. Ia lalu bergegas menuju dapur. Di sana, Dirto gelap mata. Dia melepas satu tembakan. Jaraknya sekitar 3 meter dari kepala bagian belakang Casbari.
”Saya juga bingung awalnya, namanya perintah orangtua. Kalau nurut (saya) salah, (kalau) tidak nurut saya juga kasihan sama Ibu yang sering dianiaya sama Mas Bari (Casbari),” ucap Dirto saat dihadirkan dalam konferensi pers di Polres Tegal, Kamis.
Saat kejadian, Tarwad tidak ada di Tegal. Dia sedang di Bogor, Jawa Barat. Ia dan istrinya pulang ke Tegal setelah diberi tahu tetangga mereka bahwa Casbari meninggal. Rabu malam, saat sedang menjemput jenazah Casbari di rumah sakit, Tarwad ditangkap polisi.
Menurut Tarwad, ia sudah jengah dengan kelakuan Casbari. Puncaknya, ia merencanakan untuk membunuh Casbari dengan cara ditembak. Rencana itu ia susun dengan Dirto pada Minggu (28/8/2022).
”Anak saya ini sudah kelewatan. Dari umur 10 tahun sudah bandel. Sering minta uang. Kalau tidak dituruti mengamuk, merusak barang, hingga menganiaya ibunya. Pas dia umur 20 tahun, pernah minta dibelikan tiga motor. Setelah itu semuanya dijual. Menangis batin saya kalau ingat kelakuannya,” kata Tarwad.
Seumur hidup
Seusai menyusun rencana itu, Tarwad memberikan uang tunai sebesar Rp 6 juta kepada Dirto. Sebagian uang digunakan Dirto untuk membeli senapan angin beserta lima butir peluru. Dirto membelinya di pasar di kawasan Bumiayu.
Kepala Polres Tegal Ajun Komisaris Besar Arie Prasetya Syafa’at mengatakan, kedua tersangka dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Pembunuhan Berencana. Ancamannya, penjara maksimal seumur hidup atau hukuman mati.
Selain menangkap Tarwad dan Dirto, polisi juga menyita sejumlah benda lain. Selain senapan angin, ada empat butir peluru, sebuah sepeda motor, dan sebuah ponsel. Uang sisa pembelian senapan angin sebesar Rp 3,2 juta juga turut disita.