Penggunaan kendaraan listrik dapat mengefisienkan konsumsi bahan bakar minyak dan sekaligus mengurangi polusi. PLN menggelar parade sepeda motor konversi ke listrik di kawasan The Nusa Dua ITDC, Badung, Kamis (1/9/2022).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Penggunaan kendaraan bermotor listrik menjadi upaya mengefisienkan konsumsi bahan bakar minyak sekaligus mengurangi polusi. Kendaraan bermotor, yang dikonversi dari motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik, layak dikendarai di jalanan asalkan memenuhi syarat kelaikan dan surat tanda nomor kendaraan.
Terkait edukasi kendaraan bermotor listrik dan dalam rangkaian kegiatan menyongsong KTT G20 di Bali, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perhubungan, serta Korps Lalu Lintas Polri, Kamis (1/9/2022), mengadakan konvoi berkendara sepeda motor hasil konversi ke motor listrik. Kegiatan bertajuk Parade Konversi Sepeda Motor BBM ke Listrik itu berlangsung di kawasan The Nusa Dua ITDC, Nusa Dua, Badung.
Parade juga diikuti Menteri ESDM Arifin Tasrif, Gubernur Bali Wayan Koster, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, dan Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Putu Jayan Danu Putra. Turut pula Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Sekretaris Daerah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa, dan sejumlah pejabat lain di Bali.
Lebih dari 20 sepeda motor hasil konversi ke listrik bersama puluhan sepeda motor listrik dikerahkan dalam kegiatan parade konversi sepeda motor listrik tersebut. Konvoi sepeda motor konversi itu dilepas dari area Central Park Nusa Dua ITDC, kemudian melewati kawasan The Nusa Dua, sebelum kembali ke area Central Park.
Sebelum mengikuti konvoi, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, penggunaan kendaraan motor listrik berbasis baterai hemat biaya dan minim polusi. Jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai 120 juta unit dari keseluruhan populasi kendaraan bermotor sebanyak 140 juta unit. Dengan jumlah kendaraan sebanyak itu, diperkirakan BBM yang dihabiskan setiap hari setara kira-kira Rp 1,2 triliun.
Padahal, pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor diperkirakan mencapai 6 juta unit setiap tahun. Kondisi itu memengaruhi konsumsi BBM yang juga meningkat.
”Indonesia terpaksa mengimpor minyak mentah dan BBM karena sumur minyaknya sudah tua dan produksinya menurun,” kata Tasrif.
Di sisi lain, menurut dia, Indonesia berpeluang besar mengembangkan industri terkait pengembangan kendaraan bermotor listrik. Indonesia memiliki sumber daya mineral, misalnya nikel, mangan, dan tembaga, yang menjadi bahan baterai dan dibutuhkan dalam industri otomotif. Pembangunan industri basis kendaraan listrik juga membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja.
Ditemui terpisah, Kepala Polda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra mengatakan, kendaraan bermotor listrik hasil konversi tetap melalui proses uji kelaikan. Setelah mendapatkan tanda lulus uji kelaikan dan dinyatakan aman, kendaraan bermotor konversi itu dapat diregistrasi sebagai kendaraan motor listrik sesuai STNK.
”Akan diterbitkan nomor pengganti dengan diberikan tanda biru pada pelat nomornya yang mengindikasikan kendaraan listrik. Ini bisa melintas di tempat yang sama dengan kendaraan lainnya,” kata Putu Jayan di area Central Park Nusa Dua, Badung, Kamis.
Seusai konvoi, Tasrif mengatakan, konversi sepeda motor dari motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik juga berdampak terhadap masa pakai kendaraan dan pengeluaran masyarakat. Sepeda motor konversi yang digunakan dalam parade kendaraan bermotor itu, misalnya, rata-rata diproduksi tahun 2004. Dengan dikonversi menjadi sepeda motor listrik, masa pakainya dapat diperpanjang.
”Biaya konversi sekitar Rp 14 juta. Dibandingkan membeli motor baru, harganya Rp 20 jutaan. Belum lagi ongkos bensin yang lebih mahal (dibandingkan biaya setrum listrik),” katanya.
Menurut dia, Bali dapat memulai percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik untuk mendukung Bali sebagai daerah wisata. Dengan penggunaan kendaraan bermotor listrik, emisi karbon dapat ditekan sehingga polusi berkurang dan udara menjadi lebih bersih.
Ketika ditanya mengenai perubahan harga BBM nonsubsidi yang diberlakukan per Kamis ini, Tasrif menanggapinya dengan balik bertanya, ”Kapan turunnya?”
Mengenai konversi kendaraan bermotor BBM ke listrik, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN mendorong pengalihan ke energi listrik di Bali karena Bali sudah memiliki regulasi dan kebijakan tentang energi bersih dan kemandirian energi serta penggunaan kendaraan listrik. PLN mendukung Bali dalam upaya membangun ekosistem kendaraan listrik, di antaranya melalui penguatan kapasitas daerah.
”Kendaraan listrik hasil konversi (yang digunakan untuk parade) dikerjakan di Bali,” kata Darmawan.
Sekitar 20 sepeda motor konversi dari motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik tersebut diproduksi pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Denpasar dan SMK PGRI 2 Badung. Menurut I Putu Agus Saskara Yoga, guru bidang studi teknik permesinan SMK Negeri 1 Denpasar, mereka mengerjakan konversi mesin BBM ke mesin listrik untuk sepeda motor yang digunakan dalam parade kendaraan konversi itu. Adapun jenis kendaraan konversi berbasis sepeda motor jenis bebek dan sepeda motor jenis sport.
Menanggapi kegiatan parade kendaraan bermotor hasil konversi ke motor listrik itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan bersyukur karena Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memberikan dukungan terhadap implementasi penggunaan energi bersih di Bali. Koster mengungkapkan, kegiatan transisi energi dalam rangkaian KTT G20 sudah dijalankan di Bali.
Ia menyebutkan, secara regulasi, terdapat Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih dan Pergub Bali No 48 Tahun 2019 tentang Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai komitmen Bali mendukung transisi energi bersih.