Wamen LHK: Ratusan Hektar Lahan IKN Mulai Ditanami Bibit Endemis
Sambil menunggu detail tata ruang ibu kota baru, penanaman dilakukan perlahan untuk mengembalikan fungsi lahan yang saat ini digunakan sebagai hutan tanaman industri.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
SEPAKU, KOMPAS — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mulai menanam bibit pohon endemis di sekitar Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP Ibu Kota Negara Nusantara. Sambil menunggu detail tata ruang ibu kota baru, penanaman dilakukan perlahan untuk mengembalikan fungsi lahan yang saat ini digunakan sebagai hutan tanaman industri.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Alue Dohong seusai membuka acara Fetival Sepaku di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (7/8/2022). Festival itu diselenggarakan untuk menyambut Hari Kemerdekaan Ke-77 RI sekaligus menyongsong pembangunan IKN Nusantara.
”Ada sekian ratus hektar sudah kita tanami (bibit pohon endemis). Ada daerah tertentu yang sudah ditanami karena kita mentransformasi menuju hutan tropis, terutama di KIPP,” katanya seusai meresmikan Festival Sepaku.
Kegiatan itu dihadiri pula oleh Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani dan Pelaksana Tugas Bupati Penajam Paser Utara Hamdam Pongrewa.
Saat ini, ujar Alue, pihaknya sedang memantau pertumbuhan bibit yang sudah ditanam. Pohon eukaliptus yang ditanam untuk kebutuhan industri perusahaan dimanfaatkan sebagai pohon naungan. Sebab, beberapa jenis bibit tidak toleran dengan cahaya yang berlebihan.
Alue menyatakan, semua bibit yang sudah ditanam adalah endemis Kalimantan. Adapun pengelolaan lahannya menggunakan multy purpose tree species, yakni sistem pengelolaan lahan dengan menanam berbagai jenis kayu. Sistem tersebut tak hanya bertujuan untuk menghasilkan kayu, tetapi juga buah-buahan hingga daun-daunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan.
Seiring rencana pemerintah untuk memulai pembangunan IKN Nusantara tahun ini, pemerintah juga menyiapkan Persemaian Mentawir yang ditargetkan mampu menghasilkan 16 juta bibit pohon per tahun. Alue menyatakan, saat ini persemaian itu terus dibangun untuk mencapai kapasitas maksimal.
Menurut dia, saat ini lebih dari 600.000 bibit sudah disiapkan di persemaian itu. Ditargetkan akhir September persemaian itu sudah mampu menampung 2 juta bibit. Pembangunan jalan, instalasi listrik, dan embung untuk suplai air juga dilakukan.
”Embung juga akhir Agustus diperkirakan 3 hektar sudah diisi dengan kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV,” kata Alue.
Ketakutan masyarakat adat
Sejalan dengan itu, terdapat kekhawatiran masyarakat adat yang telah tinggal turun-temurun di kawasan sekitar IKN. Mereka takut lahan tempat tinggalnya tergusur karena mereka tak memiliki surat-surat kepemilikan lahan. Bahkan, beberapa dari mereka mendiami kawasan yang saat ini dikuasai oleh perusahaan hutan tanaman industri yang akan dijadikan IKN.
”Kami tidak melarang pemerintah membangun ibu kota, tetapi kami juga berharap kami diperhatikan hak-haknya,” ujar Kepala Adat Suku Balik Kelurahan Sepaku.
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas Bupati Penajam Paser Utara Hamdam Pongrewa mengatakan, pemerintah daerah hingga pemerintah pusat sudah bekerja sama dengan Universitas Mulawarman di Samarinda untuk melakukan kajian. Tujuannya untuk mengidentifikasi masyarakat adat yang sudah turun-temurun tinggal di sana.
”Kita diminta untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat adat yang mendiami beberapa tempat yang ada di sekitar IKN. Nantinya itu diajukan ke KLHK agar mereka bisa menguasai area yang mereka diami secara turun temurun. Akan tetapi, itu juga harus selektif, harus ada tanda-tanda bahwa sejak nenek moyang mereka mendiami lahan di situ,” kata Hamdam.