PMK Belum Terkendali, Stok Daging ”Meugang” di Aceh Tercukupi
Sebagai gambaran, kebutuhan sapi dan kerbau untuk memenuhi kebutuhan ”Meugang” mencapai 53.000 ekor. Adapun populasi ternak di Aceh pada 2020 sebanyak 504.442 ekor.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
KOMPAS/ZULKARNAINI
Petugas memeriksa kesehatan sapi di rumah potong hewan di Lambaro, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (10/6/2022). Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Aceh tidak terkendali. Sebanyak 20.700 ekor ternak dilaporkan terpapar PMK.
BANDA ACEH, KOMPAS — Jumlah sapi yang terpapar virus penyakit mulut dan kuku di Provinsi Aceh kini mencapai 20.700 ekor. Namun, pemerintah setempat menjamin ketersediaan daging untuk perayaan hari ”Meugang” tercukupi.
Kepala Dinas Peternakan Aceh Rahmandi saat dihubungi, Jumat (10/6/2022), mengatakan penyebaran terus meluas. Beberapa kabupaten/kota yang semula statusnya hijau kini menjadi merah. ”Data terakhir 9 Juni 2022, jumlah yang terpapar PMK (penyakit mulut dan kuku) mencapai 20.700 lebih. Sebanyak 10.000 lebih telah sembuh dan mati 100 ekor,” kata Rahmandi.
Dengan bertambahnya kasus, hal itu dikhawatirkan akan berdampak pada ketersediaan daging pada perayaan hari Meugang. Meugang adalah tradisi warga Aceh menyantap masakan berbahan utama sapi atau kerbau. Hari Meugang dirayakan sehari menjelang Idul Fitri dan Idul Adha.
Saat ini terdapat lima kabupaten yang menjadi sentra peternakan di Aceh, yakni Kabupaten Aceh Besar, Aceh Utara, Pidie, Aceh Timur, dan Bireuen. Namun, daerah-daerah itu menghadapi masalah kasus PMK yang sedang menanjak.
”Kami memperkirakan ketersediaan ternak untuk Meugang tercukupi,” kata Rahmandi.
Sebagai gambaran, kebutuhan sapi dan kerbau untuk memenuhi kebutuhan Meugang mencapai 53.000 ekor. Adapun populasi ternak di Aceh pada 2020 sebanyak 504.442 ekor.
Untuk daerah yang tak memiliki stok sapi cukup, akan dikirim sapi dari daerah lain. Dia mencontohkan, setiap tahun, kebutuhan daging Meugang untuk Kota Sabang dan Kota Banda Aceh selalu dipasok dari Aceh Besar. Namun, saat ini Aceh Besar telah ditetapkan sebagai zona merah PMK. ”Mungkin akan dipasok dari kabupaten yang statusnya masih hijau, seperti Bener Meriah dan Aceh Tengah,” ujar Rahmandi.
Perpindahan atau distribusi ternak antarkabupaten dilakukan di bawah pengawasan yang ketat. Sapi atau kerbau yang dibawa ke kabupaten lain harus benar-benar sehat dan bebas dari PMK. ”Sapi tersebut harus dilengkapi dengan surat keterangan sehat dari dokter hewan setempat,” ujar Rahmandi.
Rahmandi menambahkan, saat ini ternak yang akan dipotong pada hari Meugang mulai dikarantina oleh petani. Hal itu dilakukan untuk mencegah ternak tersebut dari paparan PMK.
Bertambah
Di Aceh Besar, jumlah ternak yang terpapar PMK kini mencapai 2.773 ekor. Setiap hari terjadi penambahan kasus 50 hingga 80 ekor. Penyebaran virus tersebut sangat cepat, membuat pemerintah dan petani tak kuasa menahan laju.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Aceh Besar Firdaus menyebutkan, laju penyebaran PMK di daerahnya sangat cepat. Pada 2 Juni 2022 jumlah yang terpapar 1.500 ekor dan pada 10 Juni telah menjadi 2.773 ekor. Firdaus memperkirakan jumlah yang terpapar lebih banyak daripada yang tercatat.
”Penyebaran virus ini sangat cepat, mengerikan. Kami tidak siap antisipasi karena virusnya hadir sangat tiba-tiba,” kata Firdaus.
Firdaus memprediksi jumlah ternak yang terpapar akan terus bertambah sebab hingga kini belum ada vaksin PMK. Upaya yang dilakukan hanya dengan memberikan vitamin, antibiotik, dan perawatan kandang. ”Saya khawatir, saat vaksin selesai diproduksi, ternak kita telah terpapar semua,” ujarnya.
KOMPAS/ZULKARNAINI
Penjual daging Meugang di pasar daging dadakan di Jalan T Iskandar, Beurawe, Kota Banda Aceh, Aceh, Rabu (30/3/2022). Permintaan daging sapi untuk perayaan Meugang meningkat sehingga memicu kenaikan harga dari Rp 140.000 per kg menjadi Rp 170.000 per kg.
Sebagai daerah penyangga ibu kota, penyebaran virus PMK di Aceh Besar akan berdampak pada ketersediaan daging untuk Kota Banda Aceh dan Sabang. Namun, untuk saat ini Firdaus memperkirakan kebutuhan daging Meugang masih mencukupi.
Pada tahun lalu, Aceh Besar menyembelih 2.700 ekor ternak pada hari Meugang. Dengan jumlah populasi 87.000 ekor, ketersediaan dianggap masih cukup. Pengawasan di rumah potong diperketat. Semua ternak yang masuk ke sana harus ada surat keterangan bebas dari PMK.