Penyakit kulit berbenjol (”lumpy skin diseases”/LSD) ditemukan di Sumatera Selatan. Diperkirakan, ternak tertular dari sapi yang sudah terjangkit terlebih dahulu di beberapa daerah di luar Sumsel.

Wabah LSD berpotensi besar mengancam ketahanan pangan nasional karena memicu penurunan produksi susu hewan ternak.

Industri rokok kesulitan merencanakan produksi karena harus menunggu kepastian tarif pita cukai baru.

Nol kasus penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak di wilayah Kalimantan Selatan terus dipertahankan dalam upaya menuju zona putih atau membuat Kalsel terbebas dari PMK.

Hampir tiga kali dalam sebulan, sekitar 550 ekor sapi diangkut menggunakan kapal ternak. Sapi yang boleh dikirim hanyalah sapi jantan untuk memenuhi kebutuhan permintaan daging. Pengiriman sapi indukan sudah dilarang.

Munculnya kembali virus PMK di daerah yang tidak ada lagi kasus harus menjadi perhatian. Ini mengindikasikan wabah PMK bisa berulang dan membuat lompatan tak terduga. Penting lakukan surveilans bebas infeksi PMK.

Pencegahan terlambat dilakukan karena pengetahuan peternak terhadap PMK minim, ketersediaan obat-obatan kurang, dan ketiadaan vaksin. Beberapa daerah baru menerapkan penutupan pasar ketika virus sudah menyebar.

Pemerintah menyatakan lima provinsi kini nol kasus PMK. Ini karena upaya mengendalikan penularan virus penyakit mulut dan kuku dianggap berhasil. Lima provinsi itu selain Bali, Sumsel, Kepulauan Riau, Kalsel, juga DKI.