Berkaca pada Arus Mudik, Bersiap Jelang Arus Balik
Mobilitas tinggi terjadi saat puluhan juta warga bergerak di periode arus mudik dan, nantinya, pada arus balik Lebaran. Kemacetan parah saat arus balik mesti diantisipasi agar perjalanan lancar, aman, dan sehat.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, NINA SUSILO, MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·6 menit baca
Di tengah suasana sukacita seputar Lebaran, pesan kewaspadaan demi menjaga aktivitas, termasuk mobilitas warga, berjalan aman dan sehat disampaikan Presiden Joko Widodo maupun Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Imbauan ini tidak lepas dari begitu besarnya warga yang pada Lebaran tahun ini melakukan perjalanan mudik dan, tentunya, perjalanan balik.
Hal ini tergambar dari survei ketiga Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan pada 22-31 Maret 2022 yang menyebutkan, 85,5 juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan mudik Lebaran. Dilihat dari pilihan moda, 22,9 juta orang memilih menggunakan mobil pribadi dan 16,9 juta orang memilih sepeda motor.
”Jumlah yang betul-betul banyak sekali sehingga saya mengimbau untuk kembalinya agar juga ada yang lebih awal. Jangan semuanya nanti kembali arus baliknya di hari Sabtu dan hari Minggu, pasti akan terjadi titik-titik kemacetan, terutama di tol, maupun di jalan nasional, maupun di Merak-Bakauheni,” kata Presiden Jokowi dalam keterangannya seusai bersilaturahmi di Keraton Yogyakarta pada Senin (2/5/2022) awal pekan ini.
Lalu, bagaimana gambaran pergerakan arus mudik warga yang menggunakan angkutan umum pada Lebaran tahun ini? Merujuk data sementara yang dihimpun dari Posko Angkutan Lebaran Terpadu tahun 2022 per Selasa (3/5/2022), puncak tertinggi pergerakan penumpang angkutan umum pada arus mudik tahun ini terjadi pada Sabtu (30/4/2022) atau H-2 dengan jumlah 952.210 penumpang. Pergerakan penumpang mudik tersebut dipantau di 111 terminal bus, 16 pelabuhan penyeberangan, 51 bandar udara, 110 pelabuhan laut, dan 13 daerah operasi dan divisi regional (daop/divre).
Apabila dirinci, data jumlah pergerakan penumpang di semua moda angkutan per hari pada hari Senin (25/4/2022) atau H-7 sebanyak 527.987 penumpang. Selanjutnya, pada H-6 sebanyak 570.860 penumpang, H-5 sebanyak 685.907 penumpang, H-4 sebanyak 845.706 penumpang, H-3 sebanyak 932.468 penumpang, H-2 sebanyak 952.210 penumpang, H-1 sebanyak 656.454 penumpang, dan hari H sebanyak 517.190 penumpang.
”Untuk menghindari kepadatan arus balik dan agar kita semua nyaman di perjalanan, saya mengimbau, saya mengajak Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi agar kembali lebih awal atau kembali setelah puncak arus balik, tentu sesuai izin yang didapatkan dari tempat kerja,” kata Presiden Jokowi secara daring dari Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta, Selasa (3/5/2022).
Untuk menghindari kepadatan arus balik dan agar kita semua nyaman di perjalanan, saya mengimbau, saya mengajak Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi agar kembali lebih awal atau kembali setelah puncak arus balik, tentu sesuai izin yang didapatkan dari tempat kerja.
Persiapan arus balik
Melihat angka-angka terkait jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, imbauan Presiden Jokowi agar warga ada yang kembali lebih awal atau kembali setelah puncak arus balik tentu relevan. Sama halnya dengan saat arus mudik, potensi kemacetan parah di puncak arus balik nanti mesti dicegah.
Terkait upaya memastikan kesiapan penanganan arus balik, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia Irjen Firman Shantyabudi, dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, pada Rabu (4/5/2022), meninjau Pelabuhan Panjang di Lampung dan Pelabuhan Bakauheni.
Pelabuhan Panjang di Lampung tersebut dipersiapkan untuk menampung khusus kendaraan logistik dan penumpang, menuju ke Pelabuhan Ciwandan, Banten, pada arus balik. Diharapkan, upaya ini dapat melancarkan pergerakan kendaraan seperti bus, mobil, sepeda motor, dan penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni menuju ke Merak.
Berdasarkan hasil evaluasi arus mudik, perlu ada alternatif pelabuhan tambahan di luar Bakauheni untuk memperlancar arus pergerakan kendaraan. ”Upaya ini dilakukan agar masyarakat yang kembali menyeberang dari Sumatera ke Jawa dapat terlayani dengan lebih baik,” kata Menko Muhadjir.
Pada kesempatan tersebut, Menhub Budi Karya menuturkan bahwa sebanyak delapan kapal besar disiapkan di Pelabuhan Panjang. ”Kendaraan besar seperti truk logistik akan dialihkan ke sini,” ujar Menhub Budi melalui rilis Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Rabu (4/5/2022).
Dengan demikian, Pelabuhan Bakauheni dapat memuat lebih banyak kendaraan lainnya, seperti mobil, bus, dan sepeda motor. Adapun di sisi Jawa, Pelabuhan Ciwandan dan Indah Kiat akan terus dioperasikan untuk memecah kepadatan arus balik menuju Pelabuhan Penyeberangan Merak di Cilegon, Banten. Masyarakat pun diimbau membeli tiket jauh hari sebelum keberangkatan secara daring sehingga tidak terjadi penumpukan di area pelabuhan seperti yang terjadi pada arus mudik lalu.
Budi Karya Sumadi pun menyampaikan sejumlah imbauan kepada masyarakat agar perjalanan arus balik bisa lebih lancar. Warga diimbau jangan memaksakan diri menggunakan rest area di jalan tol jika sudah penuh dan jangan berhenti di bahu jalan karena membahayakan keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya serta dapat menyebabkan kemacetan.
”Jika lelah, masyarakat bisa keluar tol di kota terdekat dan bisa istirahat di tempat-tempat yang telah disiapkan. Di sini lebih aman dan leluasa,” ujar Budi Karya melalui rilis Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub.
Masyarakat pun diimbau selalu meng-update (memutakhirkan) informasi terkini dari media sosial resmi milik operator jalan tol maupun kepolisian sehingga mengetahui informasi terkait rekayasa lalu lintas yang sedang diterapkan pada saat itu. ”Kami juga mengimbau untuk mengemudi dengan baik, tidak menyerobot jalur, dan patuhi petunjuk dari petugas di lapangan. Pastikan prokes (protokol kesehatan) juga tetap dilaksanakan dengan baik,” kata Menhub Budi Karya.
Perjuangan mengakhiri pandemi
Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai sehingga kondisi aman dan sehat mesti terus diperjuangkan di tengah sukacita berlebaran. Hal ini seperti dipesankan sebelumnya oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam acara Gema Takbir Nasional dan Pesan Idul Fitri 1443 Hijriah yang diselenggarakan Masjid Istiqlal, Minggu (1/5/2022).
Wapres Amin menuturkan, tahun ini Idul Fitri dapat dirayakan dengan lebih bersukacita karena penyebaran Covid-19 di Indonesia lebih terkendali. Namun karena pandemi belum benar-benar selesai, bahkan di beberapa negara kasusnya kembali meningkat, seluruh masyarakat diimbau dalam merayakan Idul Fitri tetap waspada dan berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi, beberapa waktu lalu, menuturkan, arti penting masker dengan tingkat filtrasi tinggi yang sebaiknya dipakai saat kita tidak dapat menjaga jarak. Hal ini mesti disadari, terutama ketika ada potensi sulitnya menjaga jarak, tak terkecuali di periode mudik Lebaran. Tentunya, kondisi ini pun dapat terjadi di berbagai kesempatan yang melibatkan banyak orang di dalamnya.
Sonny menuturkan, memakai masker adalah keputusan pribadi. Namun, menjaga jarak adalah keputusan bersama. “Jadi, ketika kita tidak bisa menjaga jarak, maka pastikan kita memakai masker dengan filtrasi yang tinggi,” ujar Sonny dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertajuk “Pemudik Pintar, Mudik Lebaran Lancar”, Senin (25/4/2022).
Pada kesempatan tersebut, Sonny menuturkan bahwa Satgas Penanganan Covid-19 telah mengidentifikasi empat hal yang berpotensi menyebabkan terjadinya lonjakan kasus. Pertama, apabila disiplin protokol kesehatan rendah. Kedua, apabila mobilitas masyarakat tinggi. Ketiga, apabila cakupan vaksinasi rendah. Dan, keempat, apabila ada varian baru. ”Kita tahu, mudik ini tidak bisa menghindarkan diri dari mobilitas penduduk yang tinggi. (Oleh) Karena mobilitas penduduk tinggi, kita harus perkuat yang lainnya,” katanya.
Mobilitas masyarakat yang tinggi saat arus mudik, dan tentunya juga arus balik, pada Idul Fitri tahun ini menuntut kita semua untuk terus waspada, meningkatkan cakupan vaksinasi, dan berdisiplin menerapkan protokol kesehatan. Berbekal semangat hari kemenangan di Idul Fitri ini, kebersamaan seluruh komponen terus dibutuhkan agar negeri ini mampu memenangi perang melawan Covid-19 dan mengakhiri status pandemi.