Dalam Sebulan, Dua Pekerja di Jambi Tewas Diterkam Harimau
Para pekerja diminta meninggalkan lokasi karena hutan tempat mereka beraktivitas merupakan jalur jelajah harimau sumatera. Jika itu dibiarkan, korban tewas diterkam harimau dapat terus berjatuhan.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Dua pekerja kontrak hutan produksi di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, tewas diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dalam sebulan terakhir. Lokasi kejadian masuk dalam wilayah jelajah harimau.
Pada Selasa (19/4/2022) sekitar pukul 20.00, pekerja PT PDI bernama Bima (19) tewas diterkam harimau di Kecamatan Kumpeh. Kepala Polres Muaro Jambi Ajun Komisaris Besar Yuyan Priatmaja, Rabu (20/4/2022), mengatakan, korban tengah buang air besar di semak belakang kamp saat seekor harimau menerkamnya. ”Korban meninggal di tempat,” katanya.
Petugas dari Polsek Kumpeh langsung menuju tempat kejadian. Setelah dicek, lokasinya tidak jauh dari kejadian serupa di Desa Puding, Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, sekitar tiga pekan sebelumnya.
Pada 26 Maret, pekerja dari perusahaan yang sama, Firdaus (42), juga tewas diterkam harimau. Saat kejadian, warga Tualang, Kabupaten Siak, Riau, itu tengah beristirahat bersama tiga rekannya.
Tiba-tiba, pekerja mendengar teriakan Firdaus saat mereka tengah beristirahat. Dari kejauhan mereka melihat seekor harimau. Sewaktu pekerja mencoba memeriksa, Firdaus ditemukan sudah meninggal.
Kepala Seksi Humas Polres Muaro Jambi Ajun Komisaris Amradi menjelaskan, areal tempat para pekerja itu beraktivitas merupakan kawasan hutan rawa gambut. Lokasinya adalah ekosistem gambut di antara Sungai Kumpeh dan Air Hitam Laut.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi Rakhmat Saleh mengatakan, wilayah itu merupakan ruang jelajah harimau sumatera yang kondisinya masih baik. Kawasan hutannya terhubung langsung dengan Taman Nasional Berbak Sembilang, taman nasional rawa gambut terluas di Pulau Sumatera.
Keberadaan para pekerja di hutan itu, lanjut Rakhmat, bisa jadi mengusik kehidupan harimau yang menjelajah. Itu sebabnya, kejadian pekerja diterkam harimau kembali berulang.
Menurut Rakhmat, sewaktu memperoleh informasi pekerja tewas diterkam harimau, timnya langsung menuju lokasi. Diketahui kondisi tempat pekerja beraktivitas terbilang masih berhutan. Karena itu, pihaknya meminta para pekerja untuk meninggalkan lokasi atau setidak-tidaknya beraktivitas pada siang hari.
”Mengingat wilayah itu merupakan jelajah harimau, sebaiknya menjauh dari lokasi demi keselamatan,” katanya.
Dalam Strategi dan Rencana Aksi Harimau Sumatera 2019 hingga 2029, konservasi harimau fokus pada perlindungan lanskap, termasuk monitoring populasi, perlindungan populasi harimau dari perburuan, serta mitigasi konflik. Saat ini, dari 33 lanskap yang merupakan jelajah harimau, sebanyak 14 di antaranya telah dikelola. Adapun 19 lanskap belum dikelola.