Kasus Covid-19 Meningkat di Palembang, Kegiatan Masyarakat Mulai Dibatasi
Wali Kota Palembang Harnojoyo akan menyiapkan tempat isolasi. Namun, untuk warga yang bergejala ringan hingga sedang, ia mengimbau untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Wali Kota Palembang Harnojoyo memutuskan untuk mulai membatasi kegiatan warga di sekolah dan perkantoran. Hal ini dilakukan karena kasus Covid-19 di Palembang, Sumatera Selatan, yang terus melonjak dalam beberapa hari terakhir.
Harnojoyo, Selasa (8/2/2022), menjelaskan, kini Palembang harus menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level dua. Dengan begitu, ada sejumlah pembatasan yang harus dilakukan utamanya di sekolah dan lingkungan kerja.
Untuk di sekolah, ujar Harnojoyo, diputuskan hanya 50 persen siswa yang bisa mengikuti pembelajaran secara luring dan 50 persen siswa lainnya daring. Kebijakan ini dikeluarkan setelah ditemukan beberapa siswa yang terkena Covid-19. ”Langkah ini diambil agar penularan tidak meluas. Apalagi varian Omicron diketahui cepat menular,” katanya.
Tidak hanya di sekolah, pembatasan juga diterapkan di sejumlah area perkantoran di mana hanya 50 persen pegawai yang bisa bekerja di kantor lainnya bekerja di rumah. Memang status PPKM di Palembang belum meningkat, tetapi melihat lonjakan yang ada, masyarakat diminta untuk lebih waspada. Berdasarkan laman Sumsel tanggap Covid-19, penambahan kasus di Palembang per Senin (7/2/2022) mencapai 92 orang.
Terkait kebijakan lanjutan, ujar Harnojoyo, dirinya masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat. ”Jika ada perubahan status PPKM dari pemerintah pusat, kami akan sesuaikan segera,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan, kata Harnojoyo, pemerintah kota juga akan menyiapkan tempat isolasi. Namun, untuk warga yang bergejala ringan hingga sedang, dia mengimbau untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Harnojoyo juga meminta masyarakat agar tidak panik mengingat dampak yang ditimbulkan oleh varian Omicron tidak seberat varian Delta. ”Namun, kita harus tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto mengatakan, sampai saat ini sudah ada dua sekolah yang seluruh siswanya menjalankan proses belajar-mengajar secara daring. Sementara ada dua sekolah lagi yang masih menunggu hasil tes reaksi berantai polimerase (PCR). ”Jika di kedua sekolah itu ada siswa atau guru yang positif Covid-19, pembelajaran tatap muka ditiadakan dan dilanjutkan dengan pembelajaran daring, ungkapnya.
Melihat situasi ini, Zulinto mengimbau kepada guru dan siswa untuk segera melakukan vaksinasi. Saat ini, sekitar 5.000 guru di Palembang sudah terdaftar untuk menjalani vaksinasi dosis penguat. Ke depan, semua guru diimbau untuk menjalani dosis penguat.
Secara keseluruhan, ada sekitar 20.000 guru di Palembang. Semua diimbau segera melakukan vaksinasi penguat. Begitu juga dilakukan kepada siswa, terutama pada anak usia 6 tahun-11 tahun. Mereka diimbau untuk segera menjalankan vaksinasi dosis kedua.
Oleh sebab itu, Zulinto berharap orangtua tidak perlu khawatir jika anaknya divaksin karena vaksinasi sangat penting untuk meningkatkan imunitas tubuh. ”Kalaupun terpapar Covid-19, dampaknya tidak akan separah orang yang belum divaksin,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy mengatakan, pihaknya mengantisipasi lonjakan kasus yang dalam dua minggu terakhir sudah mencapai 800 kasus. Padahal, sebelumnya hanya di bawah 10 kasus per hari. Walau kasus positif tinggi, belum ada laporan kematian akibat Covid-19.
Yang terpenting, ungkap Lesty, adalah protokol kesehatan diperketat dan vaksinasi dipercepat. Vaksinasi dosis pertama di Sumsel sudah 90,8 persen dan dosis kedua sebesar 53,6 persen. Vaksinasi dosis pertama untuk kaum lanjut usia sudah mencapai 68,01 persen dan untuk dosis kedua sebesar 48,78 persen.
Adapun untuk vaksinasi dosis pertama untuk anak usia 6-11 tahun sudah mencapai 74,53 persen dan dosis kedua 1,27 persen. ”Bersama instansi terkait kami akan mempercepat vaksinasi kepada semua kelompok usia,” ujar Lesty.